Ajak Lestarikan Karst dan Terumbu Karang
BENGKULU, BE - Puluhan mahasiswa pecinta alam yang tergabung dalam Forum Pusat Koordinasi Daerah (FPKD) menggelar aksi kepedulian terhadap karst dan terumbu karang di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, kemarin (30/3). Dalam orasinya, para mahasiswa ini menginggatkan sekaligus menyadarkan seluruh masyarakat Kota Bengkulu untuk melestarikan kawasan kars dan terumbu karang yang saat ini sudah banyak diambil alih oleh pabrik-pabrik maupun perusahaan besar dengan cara merusak sumber daya alam di suatu daerah. Karst adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah.
“Jadi, lebih ke penyadaran masyarakat untuk menjaga bersama-sama kawasan kars agar tidak ada lagi pengambilan lahan untuk kepentingan-kepentingan petinggi, karena kelestarian dan ekosistem kawasan karst itu sangat penting,” kata Koordinator Lapangan Aksi, Remondo Miko.
Dijelaskannya, Provinsi Bengkulu memiliki sumber daya alam yang begitu beragam dan berlimpah, baik hayati dan non hayati, terperbaharui dan tidak terperbaharui, darat dan perairan, tanah, air, emas dan udara.
Kawasan karst merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kawasan bentang alam karst di Provinsi Bengkulu tersebar mulai dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), kawasan hutan lindung raja mendare (Kabupaten Kaur), kawasan hutan lindung Bopen Lais (Kabupaten Bengkulu Utara), hutan lindung Semidang Bukit Kabu serta kawasan karst yang terbentang di kawasan hutan lindung bukit sanggul.
“Kami sebagai mahasiswa sangat peduli dengan kelestarian alam. Namun hingga sekarang masih berlangsungnya aktifitas perusakan kawasan karts yang dilakukan oleh oknum penguasa yang dilakukan secara ilegal,” paparnya.
Disamping itu, aksi ini juga berkaitan dengan pelestarian terumbu karang. Sebab, kondisi terumbu karang di Provinsi Bengkulu mengalami kerusakan cukup parah yang disebabkan beberapa faktor, diantaranya, penangkapan ikan dengan bahan peledak, sedimentasi yakni peruabahn di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian di daerah aliran sungai atau pun penebangan hutan tropis sehingga menyebabkan tanah hutan mengalami erosi dan terbawa melalui aliran sungai ke laut dan terumbu karang.
Selain itu, maraknya penggunaan jaring trawl atau pukat harimau, dan bongkar muat kapal batu bara, serta kerusakan yang diakibatkan kurangnya pemahaman terhadap wisatawan untuk menjaga terumbu karang.
“Kita sudah pernah melakukan upaya penyelamatan kawasan karst di Bengkulu Selatan pada 2011, dengan melakukan aksi penolakan tambang semen di sana, jadi setidaknya hal seperti jangan terjadi lagi, maka kita butuh kesadaran masyarakat,” pungkasnya. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: