HONDA BANNER
BPBDBANNER

Suasana Hari Raya Nyepi di Kota Bengkulu, Umat Hindu Bengkulu Jalani Catur Brata

Suasana Hari Raya Nyepi di Kota Bengkulu, Umat Hindu Bengkulu Jalani Catur Brata

Setiap tahun Baru Saka yaitu hari yang jatuh pada hitungan pinanggal apisan Sasih Kadasa, atau tanggal pertama atau kesatu bulan ke sepuluh dalam Kalender Hindu, umat Hindu di Indonesia termasuk di Bengkulu merayakan hari raya Nyepi. Selama beberapa hari mereka akan melakukan Xatur Brata Penyepian yaitu amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan tujuannya adalah untuk intropeksi dan mengendalikan diri. Lalu bagaimana prosesi Catur Brata itu sendiri berikut laporannya.

Rewa Yoke D - Kota Bengkulu

Pada tahun 2017 hari raya Nyepi tepat jatuh pada tanggal 28 Maret 2017 kemarin. Semua umat beragama Hindu merayakan hari raya tersebut dimana sebenarnya perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender Saka dimulai sejak tahun 78 Masehi.

Sebelum melakukan Nyepi umat Hindu akan melakukan prosesi Melasti untuk menyucikan diri. Lewat Nyepi, mereka berusaha introspeksi diri sebagai manusia yang tak lepasdari kesalahan dan bertujuan menciptakan kedamaian di masyarakat.

Ketua Banjar Sukaduka Santhi Muara Dipa Kota Bengkulu I Ketut Sujana mengatakan Melasti dilakukan di Pura Santi Muara Dipa, dimana mereka berdoa dan melarung sesajen ke sungai dan pantai.

\"Menjelang Nyepi kami selalu mengadakan Melasti yang merupakan upacara pembersihan diri lalu besok (hari ini,red) menggelar Tawur Kesanga di Pura Santi Muara Dipa,\" ungkap I Ketut Sujana kepada Bengkulu Ekspress kemarin (27/3/2017).

Menurutnya, umat Hindu diajarkan untuk mengendalikan diri lewat catur brata penyepian selama momentum hari suci itu yakni amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan.

\"Catur Brata saat penyepian sangat dianjurkan kepada umat Hindu agar mampu mengendalikan diri,\" ujarnya lagi Dijelaskannya, amati Geni yaitu secara fisik tidak boleh menyalakan api atau membakar sesuatu apapun. Pengertian api secara filosofi spiritual adalah tidak terbakar emosi atau amarah yang dapat membakar diri kapan saja.

\"Api kemarahan dalam diri inilah yang harus bisa dikendalikan dan dikelola supaya tidak membakar diri, dan justru bisa menjadi penerangan yang bermanfaat,\" jelasnya.

Amati Karya artinya tidak bekerja atau tidak melakukan aktivitas sebagaimana biasanya, bertujuan agar manusia berhenti sejenak dari segala kesibukannya sehari-hari dan fokus pada intropeksi diri.

\"Nyepi menjadi momen yang sangat tepat untuk perenungan/introspeksi diri untuk lepas dari pekerjaan sehari-hari dan lebih memperbanyak sembahyang,\" tambahnya.

Amati Lelungaan yakni tidak bepergian atau tidak keluar rumah saat Nyepi. Dijelaskannya khusus di beberapa daerah/desa yang mayoritas penduduknya Hindu akan menutup akses jalan masuk dan keluar desa.

\"Secara filosofis hal ini menyiratkan maksud agar manusia tidak mudah tergoda dengan apa yang tampak di luar sana. Dengan keluar rumah maka akan banyak hal yang bisa menarik mata kita,\" tuturnya.

Brata yang terakhir yaitu Amati Lelanguan yang artinya tidak bersenang-senang atau menghibur diri saat Nyepi. Umat Hindu dilarang untuk mencari hiburan seperti menonton tv, mendengar musik, main game, internet, dan segala aktifitas lainnya yang menimbulkan kesenangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: