Berguru ke Jakarta, BI Dorong Industri Kreatif Bengkulu

Berguru ke Jakarta, BI Dorong Industri Kreatif Bengkulu

BI dan GenBI Bengkulu Kunjungi Dekranasda dan Redaksi Tempo

Bank Indonesia (BI) perwakilan Bengkulu bersama Generasi BI (GenBI) mengunjungi PT Tempo Inti Media Tbk dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) DKI Jakarta, kemarin (23/3). Kunjungan tersebut dalam rangka sharing informasi proses pemberitaan media massa serta mendidik para GenBI untuk bisa menjadi salah seorang penulis berita atau wartawan yang handal.

Rewa dan Jos, Jakarta

Kunjungan pertama BI Bengkulu dan Genbi kemarin ke Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) DKI Jakarta di Gedung Teknis Dispenda Jalan abdul Muis No 66 Lt 1 Jakarta Pusat. Kunjungan ini dalam rangka studi banding terkait dengan industri kreatif kerajinan DKI Jakarta terutama kerajinan batik dan kerajinan lainnya.

Ketua Dekranas DKI Jakarta, Veronica melalui sekretaris Dekranas DKI Jakarta Ade R Hasan Basri Mengatakan selama ini masyarakat awam mengatakan, Jakarta hanya memiliki kesenian ondel-ondel sehingga diakuinya pihakDekranas perlu mengembangkan berbagai kerajinan lainnya, salah satunya adalah batik.

\"Orang hanya mengenal Jakarta karena ondel-ondelnya, maka dari itu Dekranas berupaya mengembangkan berbagai kerajinan lainnya,\" ujarnya.

Diakuinya, sebenarnya Jakarta tidak memiliki kerajinan batik asli. Asal mula batik Jakarta adalah hasil akulturasi penduduk pendatang dari daerah Jawa yang pindah ke Jakarta yang tetap membatik sehingga ada ketertarikan orang betawi membuat batik. \"Sebetulnya batik Jakarta itu berasal dari penduduk pendatang dari Jawa yang suka membatik sehingga suku asli Jakarta yakni Betawi juga mulai ikut membatik,\" kata Ade.

Batik Jakarta merupakan hasil dari budaya Cirebon, Pekalongan, dan Solo. Jakarta yang tidak memiliki batik dengan karakteristik sendiri maka batik mulai dikembangkan dengan karakteristik flora dan fauna.

\"Maka untuk batik Jakarta mulai menggunakan karakteristik seperti sirih kuning, salak condet, tapak dara, kembang teleng, nona makan sirih, bunga kerah nasi, melati gambir, bungur, dan flamboyan. Sedangkan fauna burung elang bondol, kupu-kupu, kura-kura, dan burung kipasan belang,\" jelas Ade.

Ditambahkannya, sekarang di setiap wilayah di Jakarta mempunya1 ciri khas batik tersendiri. Desain batiknya juga memiliki karakateristiknya sendiri seperti tapak dara, ondel-ondel, dan lainnya. Tak hanya itu, Jakarta juga memiliki kerajinan berdasarkan karakteristik seperti bangunan monas, dan bangunan tempo dulu.

\"Di setiap wilayah di Jakarta karakteristik batik yang dimiliki berbeda-beda antara satu dan lainnya,\" ujar Ade.

Dekranas Jakarta gencar meningkatkan pelatihan pemahaman dan peningkatan khususnya kerajinan batik. Di rumah susun (Rusun) Marunda Jakarta sering dilakukan pelatihan membatik. Pelatihan tersebut diikuti para penghuni Rusun Marunda yang terdiri dari 50 orang yang diberi pelatihan cara memcanting batik tulis dan canting batik cap.

Masing-masing akan ada pembinaannya baik batik grade a b c d e. Untuk menaikkan kualitas produk, untuk batik kualitas warna yang sedikit kusam kemudian akan dilakukan pelatihan pewarnaan oleh masing-masing bidang untuk meningkatkan kualitas modelnya.

\"Ada grade a sampai e dimana setiap grade bisa dinaikkan kualitasnya baik pewarnaan dan desainnya agar semakin tinggi,\" sambungnya.

Diakuinya, perlu pendampingan dan kesabaran yang ekstra untuk belajar membatik. Hal tersebit diakuinya tidak mudah. Perlu banyak koordinasi dari semua pihak di dalam Dekranas untuk mengadakan pelatihan membantik bagi semua pengrajin.

Selain itu, Dekranas melarang keras pembuatan batik printing bagi pengrajin batik di Jakarta. Pihaknya beralasan bahwa budaya batik harus di pertahankan. Dekranas terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencegah pembuatan batik printing.

\"Seragam sekolah dan pakaian PNS atau karyawan harus menggunakan batik tulis bukan printing untuk mempertahankan budaya pembuatan batik,\" kata Ade.

Batik yang telah dihasilkan oleh para pengrajin akan dipasarkan melalui online serta diikutsertakan dalam pameran-pameran kerajinan. Harga ynag ditawarkan juga bernilai tinggi sesuai dengan kualiats batik yang dihasilkan. \"Harganya bisa mencapai Rp 850 ribu sampai Rp 2,5 juta untuk batik tulis,\" ungkapnya.

Ia mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan batik dengan tambahan bordir yang akan memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Tak hanya itu Dekranas juga mengimbau khususnya kepada para pengrajin yang menjual kerajinan harus mengenalkan dan menceritakan filosofi batik tersebut saat mempromosikannya.

\"Pengembangan batik dengan bordir serta mengenalkan filosofi di dalam batik yang dijual akan meningkatkan nilai tambah bagi harga jual batik tersebut,\" imbuhnya.

Ade menambahkan, di Bengkulu dimana setiap kabupaten memiliki banyak kerajinan yang bisa dikembangkan. Jangan hanya berfokus pada wilayah tertentu saja namun fokus untuk semua kabupaten sehingga banyak kerajinan yang dihasilkan nantinya.

\"Bengkulu dengan beberapa kabupaten yang memiliki batik yang khas harus dikembangkan dengan baik agar nantinya banyak batik yang berkarakteristik beragam yang dihasilkan oleh Bengkulu,\" lanjutnya.

Tak hanya itu, ia juga menilai Bengkulu berpotensi untuk memajukan kerajinan batik Bengkulu serta kerajinan lainnya yang akan mendorong semakin berkembangnya UMKM di provinsi Bengkulu.

\"Banyak kerajinan yang bisa dikembangkan akan semakin mendorong majunya UMKM di Bengkulu dan mampu mendorong berkembangnya ekonomi di Bengkulu,\" tuka Ade.

Sementara itu, Kepala Tim Advisory Pengembangan EkonomI BI Provinsi Bengkulu Christin R Sidabutar mengatakan, GenBI sebagai mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa bisa melihat peluang yang ada sehingga tidak ada yang berpikiran hanya menjadi pegawai biasa serta mampu mengembangkan industri kreatif.

\"GenBI khususnya yang akan menjadi penerus bangsa sudah selayaknay berpikir kreatif dan mampu membaca peluang agar nanti mampu menjadi pengusaha di industri kreatif,\" tuturnya.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan, Bengkulu bisa belajar banyak pada Dekranasda DKI Jakarta yang sukses membentuk aneka kerajinan di Jakarta. Ia juga mengatakan faktor terpenting untuk membangun kerajinan adalah kreativitas yang dikembangkan.

\"Banyak ikon flora dan fauna Bengkulu yang bisa dijadikan karakteristik batik dan kerajinan, tak terbatas pada itu, situs bersejarahpun bisa dijadikan ikon pada batik Bengkulu seperti batik di Jakarta, asalkan tetap kreatif maka banyak kerajinan yang bisa dihasilkan\" jelas Christin.

Ditambahkannya, ketika mengembangkan batik harus memiliki cerita dan filosofinya. Seperti Jakarta yang mengembangkan desain Bemo yang merupakan kendaraan tempo dulu yang cukup terkenal. Bengkulu juga memiliki batik besurek yang bisa dikembangkan desainnya.

\"Untuk desain batik besurek Bengkulu bisa mengembangkan desain ayam burgo yang merupakan fauna khas di Bengkulu, selain ayam burgo bisa juga fauna yang lain,\" jelas Christin lagi.

Terakhir ia juga mengatakan pentingnya membangun motivasi pemerintah daerah (pemda) Bengkulu serta dan UMKM di Bengkulu untuk menjadi industri yang maju dan sukses.

\"Pemda Bengkulu memang harus memiliki motivasi lebih untuk memajukan sektor UMKM Bengkulu agar semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bengkulu,\" tukasnya.

Ketua Genbi Bengkulu, Fadli mengatakan, perlu dukungan pemerintah daerah maupun Dekranas Bengkulu untuk memajukan batik di Bengkulu. Batik selain bisa di buat semenarik mungkin juga bisa dijadikan variasikan dengan flora dan fauna seperti yg di buat oleh batik Jakarta.

\"Diperlukan dukungan semua pihak terutama dari pemerintah guna mengembangkan batik Bengkulu menjadi semakin beragam dan memiliki nilai jual,\" ujarnya.

Ditambahkan Fadli, Bengkulu kurang begitu gencar mempromosikan batik basurek yang dimilikinya. Ditambah lagi sekarang Dekranasda Bengkulu juga tidak maksimal sehingga hal ini menjadi pekerjaan rumah yang berat untuk pemerintah dalam upaya memperbaikinya.

\"Melalui kegiatan ini GenBI berharap, dengan mencontoh hal yang dilakukan oleh Dekranas DKI Jakarta maka pemerintah Provinsi Bengkulu bisa memajukan sektor kerajinan baik batik dan segala jenis kerajinan lainnya dapat d promosikan secara nasional dan mancanegara,\" pungkansya.

Kunjungi Tempo

Bank Indonesia (BI) perwakilan Bengkulu bersama Generasi BI (GenBI) mengunjungi PT Tempo Inti Media Tbk yang beralamat di Jalan Pal Merah Barat No 8 Jakarta pukul 14.40 WIB kemarin (23/3).

Kunjungan tersebut dalam rangka sharing informasi proses pemberitaan media massa serta mendidik para GenBI untuk bisa menjadi salah seorang penulis berita atau wartawan yang handal.

Managing Editor Tempo, Elik Susanto didampingi Koordinator Redaktur Pelaksana Majalah Tempo, Yudiono mengatakan, untuk menjadi seorang penulis dan jurnalis yang handal hal pertama yang dilakukan adalah menentukan sebuah angel berita maupun apa yang ingin ditulis. Menentukan sebuah angel pemberitaan harus berdasarkan keputusan bersama, kalau di Tempo dasar dalam menentukan sebuah angel ditentukan dalam rapat yang terlebih dahulu sebelum menerbitkan berita tersebut.

\"Sedangkan untuk menentukan angel dalam tulisan bisa dilakukan sendiri mengingat bekerja secara individu sedangkan sebuah media besar dilakukan pembahasan didalam rapat agar berita tersebut lebih menarik dan diminati untuk dibaca,\" tuturnya.

Dijelaskan Elik, pada hari Jum\'at pihaknya selalu berkoordinasi dan melakukan rapat untuk menentukan angle yang tepat dari setiap berita yang akan diangkat. Dalam rapat tersebut akan didengarkan usulan-usulan dari berbagai pihak yang akan dilakukan penyeleksian terkait angle mana yang nantinya akan digunakan.

\"Semuanya bisa mengajukan usulan pada rapat, hanya saja usulan yang layak baru akan digunakan untuk penulisan berita,\" jelasnya.

Penggunaan angle yang tepat dalam mengangkat suatu berita sangatlah penting. Tak lupa pula harus memperhatikan isi berita yang akan disajikan kepada pembaca. Angle yang digunakan juga harus sesuai dengan peristiwa yang terjadi.

\"Angle yang diangkat harus sesuai dengan isi berita, jangan sampai kehilangan konsistensid dari isi berita tersebut,\" kata Elik.

Diakui Elik, pihaknya juga kerap melakukan koordinasi terkait berita dan bahan yang sudah didapatkan melalui grup di sosial media dimana setiap pukul 1 siang dilakukan pengecekan apakah sudah on hand atau belum yang akan digantikan ke usulan yang lain.

\"Kami selalu beroordinasi melalui grup di sosial media terkait bahan berita apakah sudah didapatkan atau belum,\" imbuhnya.

Ia menjelaskan sajian berita yang diberikan Tempo setiap minggunya adalah sajian berita terkait, hukum, politik, dan berita ekonomi terkini yang tengah beredar luas dimasyarakat.

\"Kami khusus menyajikan berita ekonomi, politik, dan hukum setiap minggunya,\" ujarnya.

Cara penyajian koran dan berita online berbeda. Sekarang hampir semua media mainstream bertarung dengan produk online dan media sosial. Kini penyebaran berita via media sosial jauh lebih cepat, sehingga pihaknya terus berusaha keras untuk saling melengkapi terkait berita yang beredar.

\"Bedanya berita online dan koran yani penyebarannya yang sangat cepat sehingga kami terus berusaha meningkatkan kualitas dan senantiasa melengkapi kebutuhan informasi yang ada melalui media cetak,\" tuturnya.

Dijelaskannya, dalam mencari informasi terkait berita wartawan Tempo juga tidak hanya mencatat namun juga menggunakan video ataupun recorder sehingga multi performance sehingga berita yang diinformasikan berkualitas.

\"Untuk menghasilkan berita yang berkualitas tidak hanya mengandalkan pintar menulis tetapi juga harus menyertakan video dan gambar,\" ujarnya.

Wartawan tidak boleh menulis opini mereka sendiri pada berita yang ditulisnya, namun wartawan boleh menuliskan berita opini dari narasumber terpercaya. Hal tersebut guna menghindari kesalahan informasi yang didapat.

\"Wartawan boleh menulis berita opini dari narasumber terpercaya selama itu bukan opini pribadinya,\" tegasnya.

Di Jakarta kebanyakan orang tidak membaca koran seperti dulu lagi. Hal tersebut membuat tantangan tugas media sekarang lebih besar dna berat. Namun ia mengimbau kepada semua media untuk terus dan menyampaikan sesuatu yang benar dan berasal dari narasumber yang terpercaya.

\"Meskipun tantangan semakin berat, semua media terutama media cetak untuk terus memberikan informasi yang dan pemberitaan yang benar dan terpercaya,\" tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan meskipun keberadaan media online terus eksis, salah satu pendapatan terbesar dari media cetak adalah melalui iklan yang dipasang oleh pengiklan. Iklan di media cetak juga lebih mahal dibandingkan dengan iklan secara online, oleh karena itulah pihaknya juga masih mempertahankan media cetaknya juga terus eksis.

\"Penyokong dana terbesar berasal dari pendapatan iklan di media cetak yang lebih mahal daripada secara online, oleh karena itu media cetak kita juga terus dipertahankan,\" kata Elik.

Terakhir Elik menambahkan, pihaknya berharap dari kunjungan pihak BI perwakilan Bengkulu dan para GenBI ke Tempo dapat membawa pengaruh yang baik terutama pada anggota GenBI yang berminat pada dunia kepenulisan terutama sebagai jurnalis.

\"Semoga kunjungan ini bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi semua peserta terutama para GenBI yang tertarik dan memiliki bakat dalam menulis bahkan tertarik menjadi jurnalis yang profesional,\" tukasnya.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: