Waspada Predator Seks Anak

Waspada Predator Seks Anak

Tiga Pelajar Pria Dicabuli Predator seks anak kembali memakan korban. Jika sebelumnya 11 pelajar pria jadi korban sodomi di Bengkulu Utara (BU). Kini, muncul lagi predator seks anak memakan korban tiga pelajar pria di Bengkulu Selatan (BS). ====================== WASPADA, predator sekolah mengincar pelajar pria. Belum tuntas kasus sodomi terhadap 11 pelajar yang dilakukan AG (24) seorang mantan guru  di salah satu desa di Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara (BU), kini muncul kasus serupa di Bengkulu Selatan (BS).

Su (59) warga Desa Maras, Air Nipis,  pria kesehariannya sebagai guru honorer di salah satu SMP di Bengkulu Selatan ini diketahui sudah mencabuli  tiga pelajar pria yang juga merupakan anak didiknya.

Kapolres Bengkulu Selatan (BS), AKBP Ordiva SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Rizqi Akbar didampingi KBO Reskrim, Iptu R Ginting SH membenarkan adanya pencabulan oleh pelaku yang merupakan oknum guru honorer terhadap tiga anak dibawah umur. Bahkan pelakunya saat ini sudah ditangkap. “Pelaku pencabulan terhadap anak dibawah umur sudah kami tangkap dan saat ini sudah ditahan di sel tahanan mapolres Bengkulu Selatan,” katanya.

Menurut Ginting, Su ditangkap di rumahnya Sabtu (11/3) pagi di rumahnya. Su ditangkap setelah sebelumnya, pihaknya mendapat laporan dari Bujang (14) – nama samaran yang merupakan anak didik pelaku di sekolah. Dalam laporan korban, korban dicabuli pelaku Rabu (8/3) dini hari sekitar pukul  01.00 WIB di perumahan kantor benih ikan di Desa Maras, Air Nipis.

Adapun pencabulan tersebut berawal,  saat korban bersama temannya nginap di rumah kakak sepupunya di desa tersebut. Tiba-tiba pelaku datang  ke rumah tersebut. Kemudian mereka terlibat ngobrol santai lantaran kakak sepupunya itu juga murid pelaku. Setelah itu, korban bersama temannya serta kakak sepupunya tidur. Sedangkan pelaku saat itu tidak pulang ke rumahnya.

Sehingga mereka tidur bersama. Hanya saja sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, korban terkejut bangun tidur lantaran merasakan kemaluannya ada yang memeganginya. Lalu korban memukul tangan pelaku, lalu setelah tangan di pukul, pelaku menarik tangannya. Setelah itu, korban kembali melanjutkan tidurnya. Paginya sekitar pukul 05.30 WIB, korban bangun tidur dan langsung pulang tanpa pamit pada teman-temannnya. Hanya saja, setelah pulang ke rumah, korban selalu meringis sangat hendak buang air kecil. Melihat korban meringis seakan menahan sakit, orang tuanya langsung menanyakan kondisi kesehatan korban. Sehingga setelah dibujuk, korban akhirnya menceritakan apa yang dialaminya. Lalu orang tuanya langsung memeriksa kemaluan korban.

Setelah dicek, kemaluan korban mengalami luka lecet dan membengkak. Kemudian orang tua korban tidak terima, lalu korban bersama orang tuanya melapor ke Mapolres Bengkulu Selatan.“Dari pengakuan korban, kemaluannya di pegangi serta tindakan tak senonoh lainnya secara paksa,” ujar Ginting.

Setelah itu, pihaknya bergerak dan akhirnya pelaku berhasil dibekuk. Kemudian, sambung Ginting, dari keterangan pelaku, dirinya mengakui telah mencabuli korban. Bahkan tidak hanya korban saja yang sudah dicabuli. Bahkan ada dua pelajar lainnya yang juga sudah dicabuli. Sehingga ada tiga pelajar yang menjadi korban pencabulan pelaku. “Pengakuan pelaku, ada dua kali korbannya selain korban pertama, juga kami mintai keterangan dan keduanya juga membuat laporan sebagai korban pencabulan,” terang Ginting. Beri Bantuan Korban Sodomi Polres Bengkulu Utara dan bersama beberapa Instansi terkait memberikan bantuan kepada para korban tindakan asusila yang dilakukan AG (24) beberapa waktu yang lalu. Bantuan tersebut sebagai bentuk rasa kepedulian Polres Bengkulu Utara beserta StakeHolder untuk menyembuhkan psikis yang dialami para korban tersebut.

Kapolres Bengkulu Utara melalui AKBP Andhika Vishnu SIk melalui Kasat Reskrim AKP Jufri SIk mengatakan 11 Korban sodomi memperoleh bantuan dari pihak Polresta Bengkulu dan dari Stake Holder. \"Sebelumnya Kegiatan yang sudah dilakukan pada hari Sabtu 11 Maret 2017 pihak polres Bengkulu Utara mengadakan pertemuan dengan para stake holder dalam hal ini tim (Kementerian Agama, Kadis PPPA BU, Camat Ketahun, Kasat Reskrim  Ketahun dengan Kemensos, pihak sekolah min 2 ketahun, orangtua wali murid dan keluarga korban) dan membahas untuk memberikan bantuan kepada 11 orang korban tindakan sodomi  dalam upaya meringankan beban psikis yang dialami korban\", ujar kasat reskrim kepada Bengkulu Ekspress kemarin (13/3).

Dalam upaya pengobatan dan pemulihan para korban sodomi tersebut. Pihak kepolisian dan para stake holder menyambangi ke rumah para korban di Desa Giri Kencana Ketahun. \"Upaya pemulihan keadaan psikis korban perlu penanganan lebih lanjut dikarenakan banyak korban sodomi tersebut trauma,\" ujarnya.

Untuk mengatasi keadaan trauma tersebut kepolsian memberikan bantuan materil kepada korban baik seragam sekolah dan bantuan berkala kedepannya berupa tabungan sekolah \"Kami mendatangi para korban di Desa Giri kencana Kecamatan Ketahun kemudian memberikan bantuan kepada mereka, upaya ini agar rasa trauma itu bisa terobati,\" jelasnya.

Kasat Reskrim berharap kejadian perilaku menyimpang seperti ini tidak terulang kembali karena beberapa kasus seperti itu rata-rata korbannya adalah anak-anak.  \"Perilaku menyimpang seperti sodomi itu jangan sampai terulang kembali karena hanya orang yang tidak memiliki iman yang melakukan perbuatan tercela seperti itu,\" terangnya.

Ia berharap keluarga dapat menjaga anak-anaknya dari para pelaku kejahatan tersebut apabila ada indikasi perbuatan menyimpang di masyarakat dapat segera melaporkan hal teraebut kepada polisi ataupun pihak yang berwajib.

\"Indikasi kejahatan perilaku menyimpang tersebut selalu ada disekitar kita, tugas kita adalah segera melaporkan jika ada perilaku menyimpang tersebut apalagi para korbannya adalah anak-anak sehingga diperlukan peran serta orang tua dan masyarakat,\" tutupnya. (cw2/369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: