Nelayan Hilang Belum Ditemukan, Kemungkinan Terlilit Jaring Dasar Laut

Nelayan Hilang Belum Ditemukan, Kemungkinan Terlilit Jaring Dasar Laut

BENGKULU, BE - Hingga hari kedua pencarian yang dilakukan tim gabungan antara Badan Sar Nasional (Basarnas) Provinsi Bengkulu bersama Ditektorat Sabhara Polres Bengkulu, Dit Pol Air, dan BPBD terhadap Katam (35), nelayan yang hilang sejak Selasa (7/3) belum membuahkan hasil. Kuat dugaan Katam terlilit jaring dan terbenam ke dasar lautan.

\"Untuk hari kedua ini upaya pencarian masih tetap kita lakukan. Tadi tim gabungan sudah bergerak sejak pukul 07.00 pagi untuk menyisir lokasi sekitar kapal tenggelam tersebut. Namun hingga saat ini belum juga ditemukan,\" ungkap Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu Agolo Suparto SSos kepada BE, kemarin (8/3).

Dijelaskannya, untuk lokasi penyisiran hari kedua ini lebih diperluas dari pencarian hari pertama. Penyisiran dimulai dari sekitar 3 Km arah selatan, dan 3 Km kearah utara dari lokasi karamnya kapal KM Laksamana yang membawa Katam tersebut yang berjarak sekitar 1 mil dari tepi Pantai Teluk Sepang.

Agolo menjelaskan, tim yang diterjunkan dalam pencarian hari kedua ini menemukan tanda-tanda adanya tali yang diduga merupakan jaring dari kapal yang dibawa oleh Katam tersebut. Berdasarkan temuan tersebut kuat dugaan bahwa Katam terlilit jaring hingga ke kedalam lautan. \"Kemungkinan kapalnya itu kan bawa jaring, dan kemungkinan dia (Katam, red) itu terlilit jaring dan terbawa hingga ke kedalaman,\" bebernya.

Namun sayangnya, tim yang diturunkan tidak belum dapat melakukan penyelaman untuk memastikan apakah Katam benar-benar terlilit jaring atau tidak. Sebab, di lokasi ditemukannya jaring tersebut tepat di area ombak pecah. Sehingga terlalu berbahaya untuk menerjunkan tim penyelam.

\"Kalau lokasi jaringnya kita sudah tahu, tetapikan itu sangat panjang jaringnya sampai ke dalam. Tidak bisa kita terjunkan tim penyelam karena terlalu beresiko sebab itu pas dengan area pecahnya ombak, jadi arus airnya itu tinggi sekali lebih dari 2 knot,\" tukasnya.

Kendati demikian, Agolo menyebutkan, tim penyelam akan diterjunkan apa bila sudah dapat kepastian bahwa Katam benar-benar terlilit oleh jaring tersebut.

Masih dikatakan Agolo, bila hingga besok (9/3) korban tidak juga ditemukan, maka tim akan melakukan evaluasi pencarian untuk menentukan apakah pencarian akan dilanjutkan atau bahkan dihentikan. Sementara ini upaya pencarian dihentikan setiap pukul 16.00 WIB. Setelah itu kembali dilanjutkan dengan upaya penyisiran disepanjang pantai. Penyisiran tersebut dilakukan dari pukul 19.00 WIB hingga waktu subuh.

\"Besok kita masih tetap melakukan pencarian, tetapi karena besok sudah masuk hari ke 3, karena sesuai prosedur kita akan lakukan evaluasi terlebih dahulu. Evaluasi ini nantinya akan memutuskan apakah pencarian akan dilanjutkan atau dihentikan. Kalau dilanjutkan maka akan berlanjut hingga 1 minggu kedapan,\" jelasnya.

Sementara itu Komandan Tim (Dantim) Pencarian Antony SH mengungkapkan saat menemukan jaring tersebut tim sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menarik jaring itu, namun jaring terlalu berat dan tidak bisa dinaikkan.

\"Posisi terakhir tadi jaring itu sudah tidak nampak lagi, mungkin karena arus. Tetapi tadi masih kelihatan boyanya, pelampungnya, tapi sekarang sudah tidak ada lagi,\" bebernya.

Untuk itu ia menyebutkan upaya yang paling tepat dilakukan saat ini adalah melakukan penyisiran disepanjang pantai. Sebab bila memaksakan pencarian terus dilautan akan semakin beresiko.

Sebelumnya diketahui bahwa kapal KM Laksamana yang merupakan kapal nelayan yang berisikan dua orang nelayan yaitu Ali Abidin (40) dan Katam (35) yang merupakan nalayan kampung Bahari, nelayan asal Kuala Alam 14, Nusa Indah, kapal yang mereka bawa karam di tengah laut, terjadi sekitar pukul 06.00 WIB pada Selasa (7/3).

Kapal yang dibawa Katam berangkat dari Pulau Baai sekitar pukul 04.00 WIB untuk mencari ikan, tetapi ditengah laut, sayap penyeimbang kapal tersebut patah dan mengakibatkan kapal karam.(311)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: