Belasan Balita di Seluma Derita Gizi Buruk

Belasan Balita di Seluma Derita Gizi Buruk

Anggaran Setahun Hanya Rp 45 Juta

TAIS, BE- Belasan Penderita gizi buruk masih ditemukan di Kabupaten Seluma. Jumlahnya mencapai 11 orang, berusia 0-5 tahun.

Seperti yang dialami oleh Warga Selinsingan kecamatan Seluma Utara, Alif (10 bulan) dengan berat badan hanya 2,5 kg, Putra dari Lantri (29) dan Iman (30).

\"Baru satu kasus saja yang baru kita tanggani dimana sebelumnya sudah dilakukan perawatan di RSUD Tais dan RSUD M Yunus Bengkulu. Namun pihak keluarga memilih untuk pulang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seluma Khaidir Muchtar SSos melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Almidian SKm kepada BE diruang kerjanya kemarin.

Dijelaskan, jika laporan di Januari tahun 2017 ini telah ditemukan 10 kasus lainnya. Hanya saja, masih harus dilakukan penelusuran lebih lanjut. Mengingat beberapa diantaranya memang kasus lama yang kembali terulang dan memang sebagian kasus baru terjadi.

Almidian menjelaskan, penyebab terjadinya kurang gizi pada anak tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tapi pengetahuan orang tua.

\"Kasus kurang gizi dan gizi buruk merupakan kasus multi faktor.

Faktor ekonomi yang selalu dikaitkan dalam masalah ini, ternyata tidak bisa menjadi tolak ukur, karena saat ini anak yang berasal dari perekonomian menengah ke atas juga berpotensi mengalami kurang gizi,” ujarnya.

Menurut Almidan, saat ini peran orang tua sangat mempengaruhi tumbuh kembang anaknya, terutama mengenai pola makan sang anak. Jika dalam pola makan sang anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, maka banyak anak yang akan menderita kurang gizi.

Dijelaskan, khusus penderita gizi buruk ini harus menjalani perawatan intensif di RSUD Tais maupun dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu. {erawatan dilakukan untuk pemulihan gizi. Sehingga kontrol asupan makanan bisa diketahui dengan pasti. Jika memang tidak ingin melakukan perawatan jauh maka bisa dilakukan di Puskesmas rawat inap di Masmambang.

“Ibu dan anak penderita gizi buruk ini harus mendapatkan perawatan sehingga asupan gizi bisa terjamin,” sambungnya.

Ironisnya, anggaran untuk menangani kasus gizi buruk di Seluma hanya Rp 45 juta selama setahun. Sebelumnya Dinkes telah mengusulkan Rp 200 juta untuk untuk penanganan gizi buruk itu, namun setelah dilakukan pembahasan di tingkat DPRD Seluma, anggran yang diusulkan tersebut dipangkas sebesar Rp 175 Juta.

\"Kita belajar dari penanganan kasus gizi buruk ini dari provinsi sehingga pasien ini harus mendapatkan perawatan intensif selama 3 bulan kedepannya. Sehingga dengan anggran Rp 45 Juta tersebut jelas tidaklah cukup,” kata Almidan.

Dijelaskan, untuk tahun 2016 kemarin saja terdapat sebanyak 24 orang balita penderita gizi buruk. Kemudian dari jumlah tersebut yang bisa ditangani menggunakan anggaran sebanyak 15 orang. Sedangkan sisanya tetap bisa ditangani dengan menggunakan dana saving beberapa kegiatan di Dinas Kesehatan.(333)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: