Pemprov Bengkulu Lelang Lapangan Golf

Pemprov Bengkulu Lelang Lapangan Golf

\"Bengkulu\"BENGKULU, BE - Setelah masa kontrak pengelolaan lapangan golf dengan PT Bengkulu Mandiri (BM) berakhir terhitung 2 Januari lalu, saat ini Pemerintah Provinsi Bengkulu membuka kesempatan bagi pihak swasta lainnya yang ingin melanjutkan pengelolaan lapangan golf yang terdapat di Lingkar Barat, Kota Bengkulu ini. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan lelang terbuka, yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

“Supaya ada azaz transparansi untuk menghindari KKN dalam penunjukkan pengelolaan ini, maka kita lakukan lelang terhadap kepemilikan aset tetapi hanya hak pengelolaan,” kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bengkulu, Dr H Iskandar ZO, kemarin (25/1).

Menurutnya, jika aset lapangan golf seluas 60 hektare tersebut kembali dikelola pemerintah daerah, maka dinilai akan cukup berat, karena membutuhkan biaya yang sangat besar. Terlebih lagi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov tidak pernah dianggarkan untuk pengelolaan lapangan golf tersebut.

Oleh sebab itu, agar hal ini lebih efektif maka pihaknya tidak membatasi bentuk badan usaha apapun yang mau mengelola lapangan golf tersebut, mulai dari BUMD, BUMN, dan Badan Usaha Milik Swasta asalkan memiliki syarat yang lengkap dan sesuai aturan.

“Kita juga tidak menganggarkan biaya untuk pengelolaan itu karena besar bisa pemeliharaannya mulai dari rumput, fasilitas dan sebagainya. Makanya kita buka semua badan usaha bisa mengelolah ini,” ucapnya.

Khusus untuk mekanisme lelang, saat ini tengah disusun oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Bengkulu, bersama Inspektorat dan Biro Hukum.

Di sisi lain, Iskandar juga mengungkapkan bahwa putusnya kontrak kerjasama dengan PT BM yang sebelumnya sudah mengelola selama 10 tahun, dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), yang kemudian disusul keterbatasan anggaran, ditambah lagi rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI karena Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang didapatkan sangat minim.

Maka dari itu, hal ini patut menjadi bahan evaluasi agar pengelolaan tersebut bisa menjadi maksimal.

“Kalau jumlahnya saya lupa, tapi yang jelas itu sangat kecil, akhirnya PT Bengkulu Mandiri tidak sanggup lagi,” pungkasnya. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: