Lebih Dekat Dengan Kepala SMPN 14 Kota Bengkulu

Lebih Dekat Dengan Kepala SMPN 14 Kota Bengkulu

H Syaeful Abidin SPD MM kini menjabat sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 14) Kota Bengkulu. Guru yang sudah mengajar sejak 1981 ini telah banyak mengubah SMPN 14. Sekolah ini kini dikenal dengan karakter siswanya yang baik dan juga berhasil mendapatkan predikat sekolah adiwiyata.

Erick Voniker Doris, Kota Bengkulu

Dibawah pembinaan H Syaeful Abidin, SMPN 14 yang dulunya cukup terkenal dengan siswanya yang nakal, bandel serta sekolah yang sangat banyak kekurangan kini sudah terbebas dari stigma negatif itu. Dengan berhasil mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata pada 2016.

\'\'Adiwiyata penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan penghargaan sebagai sekolah berwawasan lingkungan tingkat Kota Bengkulu pada 2016,\'\' kata Syaeful pada Bengkulu Ekspress kemarin (18/).

Syaeful Abidin mengawali pengabidannya menjadi seorang guru di SMP 4 Kota Bengkulu dan tahun 2005 pindah ke SMPN 6 Kota Bengkulu. Setelah mengabdi lebih kurang 8 tahun di SMPN 6, dirinya diangkat menjadi kepala sekolah SMPN 14 Kota Bengkulu pada Agustus 2013. Sejak dari itu, Abah panggilannya sehari-hari mulai menitih melihat apa kelebihan dan kekurangan dari SMPN 14. \"Pada saat itu, saya terpikir dua hal garis besar untuk melakukan pembahruan, yaitu tetang kedisiplinan siswa dan lingkungan sekolah,\" katanya.

Dua hal itu diyakini sebagai kunci mengubah SMPN 14 menjadi lebih baik. Karena sangat berhubungan erat. Pada saat itu lingkungan SMPN 14 masih terpapar lumpur dan tanah. Bila musim hujan para siswa harus melepaskan sepatunya agar ruangan kelas tidak kotor. Akibatnya banyak siswa yang nakal menyimpan maupun mengambil sepatu teman-temannya.

\"Pada saat itu banyak laporan siswa sepatunya disimpanlah, hilang dan mungkin diambil siswa yang nakal,\" ceritanya.

Disisi lain, akses masuk keluar SMPN 14 Kota Bengkulu pun banyak. Hal ini menyebabkan pada jam istirahat atau jam pelajaran, banyak siswa nakal keluar dari lingkungan sekolah. Mereka nongkrong di warung atau poskamling untuk merokok dan menghisap lem aibon. Kenakalan siswa itu disampaikan para warga baik dengan bertemu muka dengan guru atupun melalui telepon. Selain itu, banyaknya akses masuk ke sekolah itu membuat para guru tidak bisa mengetahui mana siswa yang datang tepat waktu dan mana yang terlambat.

Untuk melakukan perubahan, Abah mulai menutup jalan masuk atau keluar yang sering digunakan siswa untuk membolos. Akses masuk itu awalnya ditutup dengan seng bekas lalu disemen. Jadi jalur masuk dan keluar sekolah bagi guru dan siswa hanya ada 1 gerbang. Dampaknya para guru pun bisa memantau siswa-siswanya yang datang terlambat.

\"Siswa yang telat datang ke sekolah diberikan hukuman,\" ceritanya.

Hukuman bagi siswa tidak disiplin itu, seperti kebersihan, memungut sampah, mengelap kaca sekolah, serta masih banyak hukuman lainnya. Dengan penerapan disiplin itu, akhirnya berangsur para siswa yang selama ini sering telat dan bandel berubah menjadi lebih baik.

\'\'Apalagi ada catatan 3 poin bagi yang melakukan pelanggaran. Jika sudah 100 poin maka akan dikeluarkan. Alhamdulillah dari perjalanan grafik statistik, tingkat kenakalan anak didik kami semakin menurun,\" ujar Abah.

Berhasil mengubah prilaku siswa, Abah kembali melakukan perubahan di lingkungan sekolah. Sekolah yang masih dikelilingi tanah dan berlumour saat hukan bertahap disemen atau dipasang paping blok. Rumput liar yang tumbuh di sekolah dibersihkan. Diganti dengan taman yang indah. Penghijauan itu bukan membuat sekolah menjadi seperti hutan dan karakteristik sekolah tetap ada. Sehingga para siswa nyaman di sekolah.

Dengan program yang telah dibuatnya ini, Abah berharap bahwa sesuai dengan prinsipnya yaitu jika sekali dirinya membangun, jangan membebani dalam perawatannya dan dipersiapkan untuk daya tahan yang lama serta perawatan yang tidak banyak. Sifatnya lebih dibuat agar bisa tetap, mantap atau tidak berubah-ubah. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: