Ironis, Gelap di Lumbung Energi

Ironis, Gelap di Lumbung Energi

Rohidin: Masalahnya Minim Interkoneksi

\"\" IRONIS !. Di zaman sekarang masih ada orang yang hidup dalam ‘kegelapan’. Padahal Bengkulu adalah lumbung energi.

MEMILIKI Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi di Kepahiang, dengan daya terpasang sebesar 3 x 70 MW (210 MW), yang mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1,140 GWh/tahun. Selain itu, Bengkulu juga menjadi daerah dengan batu baranya yang melimpah. Tak membuat bumi rafllesia ini bebas dari kegelapan.

Sebanyak 51 desa di Bengkulu yang belum teraliri listrik, sehingga gelap gulita setiap malam. Kondisi inu terjadi di delapan kabupaten dan dua wilayah Kota Bengkulu. Hanya di Kabupaten Bengkulu Tengah sudah seluruhnya teraliri listrik. (lihat grafis). Masalah lain, adalah listrik yang masih sering mati di wilayah kabupaten seperti Mukomuko dan Kaur. Ini sering menyebabkan konflik. Sudah terjadi di Ipuh, Mukomuko, listrik mati saat laga final Timnas Indonesia melawan Thailand. Warga menajdi kesal, dan menyerbu PLN setempat.

Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengatakan masalah besar atas kekurangan listrik ini bukan berada pada pembangkitnya, melainkan dari minimnya jaringan listrik interkoneksi. \"Jaringan listrik inilah yang membagi rata penyaluran energi listrik ke rumah penduduk. Masalahnya jaringan listik kita masih sangat minim,\" terang Rohidin, kepada BE kemarin (18/1)

Lanjutnya, permasalahan jaringan listrik interkoneksi ini seperti terjadi di jaringan listrik Lahat Pagar Alam ke Manna. Dimana ada sekitar 100 MW energi listrik tersalur ke wilayah Bengkulu Selatan, namun wilayah Kabupaten Kaur dan Seluma hanya kebagian 20 MW.

Akibatnya Kaur dan Seluma belum terdistribusi listrik dengan baik. \"Pembagian ini yang menjadi masalah. Kalau jaringan interkoneksinya tersedia dengan baik, maka 80 MW yang over suplai dapat kembali dibagi,\" bebernya.

Meski demikian langkah pemerintah terus mendesak pihak PLN untuk menambah jaringan pembagi listrik disetiap daerah. Sehingga tidak ada lagi daerah yang masih terdapat desa yang gelap gulita. \"Investasi jaringan ini yang paling penting dan kita terus mendesak PLN untuk mampu meralisasikan langkah tersebut,\" tambah Rohidin.

Disamping itu, Rohidin menegaskan bahwa terkiat pembangkit lisrik, pemprov terus mendorong upaya pembanguan pembangkit listrik. Targetnya, listrik Bengkulu dapat terkoneksi jaringan listrik jawa sumatra. Langkah itu dibarengi dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x100 MW di Pulau Baai yang saat ini berlangsung pembangunannya.

Kemudian pembangkit listrik terampung 2x15 di Mukomuko dan PLTU 2x100 di Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara. \"Pembangkit listrik masih terus kita bangun. Namun terpenting jaringannya yang harus diimbangi. Karena percuma jika pembangkitnya ada tapi jaringannya minim,\" ungkapnya.

Disisi lain, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi SP menegaskan permasahan terbesar kekurangan listrik Bengkulu karena tidak seimbangannya distribusi listrik.

Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 3x70 MW di Ujan Mas Kabupaten Kepahiang itu, hampir seluruhnya didistribusi di luar Provinsi Bengkulu. \"PLTA kita besar, tapi listriknya tidak banyak didisribusi keBengkulu tapi keluar Bengkulu. Ini yang mengakibatkan Bengkulu kekurangan listrik,\" terang Jonaidi.

Untuk itu, pemerintah harus mampu membuat ketegaskan bahwa listrik yang berasal dari Bengkulu harus dipriorotasikan untuk Bengkulu. Bukan malah didistribusikan keluar Bengkulu. \"Pemerintah harus ambil sikap dan membuat regulasi yang jelas. Kalau sekarang, kita punya listrik tapi kita tidak menikmatinya,\" tandasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: