Produksi Kelapa Turun Drastis

Produksi Kelapa Turun Drastis

\"\"KAUR SELATAN, Bengkulu Ekspress - Petani kelapa di wilayah Kecamatan Kaur Selatan beberapa tahun lalu dapat menghasilkan 7000 buah kelapa perbulan dalam satu bulan dan membuat Kecamatan ini sebagai penghasil kelapa terbesar di Kecamatan Kabupaten Kaur. Namun itu cerita lalu, saat ini beberapa bulan terakhir ini kelapa yang dihasilkan hanya 500 hingga 1000 butir saja perbulannya. Produksinya turun drastis. Penurunan tersebut terjadi karena serangan penyakit ulat pada pohon kelapa. Akibatnya buah kelapa yang masih kecil belum sempat tua sudah berguguran. Juga pembukaan lahan tambak udang yang butuh lahan luas juga salah satu penyebab menurunnya produksi kelapa di Kaur.

“Sekarang ini buah kelapa sulit dicari, karena kebun kelapa ini tidak seperti dulu lagi dan sudah banyak dijual warga dengan pengusaha tambak udang,” ujar Mardi (45), salah satu petani kelapa Kelurahan Bandar Kecamatan Kaur Selatan, kemarin (15/1).

Dikatakannya, dengan terus berkurang kebun kelapa saat ini berimbas pada harga buah kelapa yang mengalami kenaikan. Tidak hanya itu, jumlah buah kepala yang dihasilkan pun tidak sebanyak dulu. Untuk saat ini, harga kelapa di Kaur ditingkat petani mencapai Rp 3000-3500 per buah. Kendati harga tinggi namun para toke kelapa tetap kesulitan untuk mendapatkan buah kelapa.

“Kalau ditingkat petani harga kepala ini Rp 3 ribu per buah yang sudah dikupas. Tapi kalau sudah dijual dari luar Kabupaten harganya itu sampai Rp 5 ribu per buah,” ujarnya.

Hal sama juga disampaikan Herman (45), pengumpul kelapa di Desa Pengubaian Kecamatan Kaur Selatan. Ia mengaku banyak pelanggannya yang dulu menjual kelapa saat ini sudah tidak lagi menjual kelapa. Hal ini dikarenakan hampir sebagian lahan sudah banyak dialihfungsikan jadi tambak udang. Kini untuk mengumpulkan satu truk yang berisi 6.000 buah dulu hanya dua hari, kini bisa hampir dua minggu lebih.

“Sekarang untuk mendapatkan buah sangat sulit. Kalau dulu dalam satu minggu bisa satu truk kita kirim ke Palembang. Untuk sekarang bisa dalam satu bulan baru terkumpul, dan juga harganya sudah mahal,” tandasnya.(618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: