RSUD Kepahiang Kekurangan Tenaga Kerja
KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - RSUD Kepahiang hingga saat ini tak memiliki seorang tenaga akutansi yang mestinya ditugaskan dibidang administrasi. Sehingga penghitungan pendapatan dapat diketahui dengan baik. Keadaan tersebut memaksa menajemen menempatkan tenaga perawat menjadi tenaga administrasi berjumlah sebanyak 10 orang. Diakui Dirut RSUD Kepahiang, H Tajri Fauzan SKM MKes, pihaknya mengalami kekurangan tenaga kerja bukan hanya dibidang administrasi, tetapi juga dibagian keperawatan dengan jumlah mencapai 50 orang. Kekurangan berdampak pada pelayanan hingga proses akreditasi RSUD yang sudah masuk tipe C tersebut mengalami kendala. Kondisi tersebut diketahui dari hearing Komisi I DPRD Kepahiang bersama RSUD kemarin. \"Terus terang pak di Provinsi Bengkulu ini belum ada RSUD yang terakreditasi, sekarang baru ada satu rumah sakit swasta yang terakreditasi,\" tegas Tajri dihadapan wakil rakyat. Tajri menargetkan, RSUD yang ia pimpin akan menjadi contoh seluruh RSUD se-Provinsi Bengkulu dalam akreditasi. Sehingga menargetkan secepat mungkin RSUD Kepahiang diakui secara akreditasi untuk pelayanan yang diberikan kepada pasien. \"Ini target kita pak, agar RSUD kita yang pertama mendapakatkan akreditasi. Kita memang sudah tipe C, tetapi akreditasi belum. Jangan salah Kelas itu menunjukan sarana dan prasarana sedangkan akreditasi itu menunjukan mutu pelayanan dari SDM-nya,\" tutur Tajri. Anggota Komisi I DPRD Kepahiang, H Zainal SSos MSi yang memimpin jalan hearing mengatakan, siap mendukung program-program kerja manajemen RSUD untuk mencapi target akreditasi tersebut. Pihaknya siap memperjuangkan anggaran RSUD agar dapat menjalankan program kerja. \"Pada dasarnya kita siap memperjuangkan, tetapi yang harus jadi perhatian saat mengajukan usulan anggaran dalam kolom target harus benar-benar dibuat secara rinci. Selama ini dalam pengajuan anggaran dikolom target selalu dibuat seratus persen anggaran. Padahal anggaran itu berkesinambungan, setiap tahunya ada. Maka jadi pertanyaan kalau sudah dibuat seratus persen, tetapi tahun berikutnya kembali diajukan mata anggaran serupa,\" kata Zainal. Ia meminta, manajemen RSUD membuat skala program kerja jangka panjang dan pendek. Sehingga untuk kegiatan yang bersifat berkesinambungan dapat dirincikan target setiap penganggaran. \"Misalnya peningkatkan mutu SDM, kalau yang dibutuhkan pendidikan untuk sebanyak 50 orang. Maka harus dirinci setahunnya berapa yang dapat dilaksanakan dengan persentasenya bila 5 orang itu artinya baru lima persen, maka tahun ini baru lima persen dibuat targetnya,\" tutur Zainal. Mengenai kekurangan tenaga medis RSUD, Zainal mengatakan, akan mendesak pemerataan penempatan tenaga medis. Sehingga rumah sakit terbesar di Kabupaten Kepahiang tersebut tak mengalami kendala dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien. \"Nanti kita tanya ke Dinkes dan lainnya, untuk mengatasi permasalahan tenaga medis RSUD yang masih kurang,\" ujarnya. Sementara Tajri sendiri dikonfirmasi usai hearing menuturkan, kekurangan tenaga medis di RSUD Kepahiang tak perlu diatasi dengan perekrutan PNS. Karena tenaga medis, seperti perawat di Kepahiang sudah banyak, tetapi penempatan tugas yang perlu diatur. \"Saya lihat di Puskesmas seperti Durian Depun, Kepahiang dan lainnya kebanyakan tenaga medis perawat. Mereka itu bisa ditugaskan ke RSUD, kepada pemerintahan sebelumnya kita sudah sering mengajukan permohonan terkait kekurangan tenaga medis ini,\" sebutnya. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: