Sebulan tak Melaut Nelayan Mulai Kesulitan

Sebulan tak Melaut Nelayan Mulai Kesulitan

 BENGKULU, BE - Dampak ekstrimnya cuaca di perairan laut Bengkulu, membuat sejumlah nelayan yang bermukim di Kelurahan Malabero kesulitan secara ekonomi. Pasalnya menurut pengakuan nelayan, mereka sudah 1 bulan tidak melaut, karena takut diterjang ganasnya ombak Samudera Hindia tersebut.

Sebab itu, nelayan meminta bantuan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu atau Pemrov Bengkulu untuk memberikan bantuan. \"Saat ini kami bingung untuk mencukupi kebutuhan dapur istri dan sekolah anak, penghasilan kami hanya dari melaut. Tapi hampir 1 bulan ini kami tak bisa melaut, sehingga tidak ada pendapatan sama sekali,\" kata Roki, salah seorang nelayan di Kelurahan Malabero, Selasa (7/6).

Jika memaksa untuk tetap melaut, menurut Roki, akan sangat membahayakan dan nyawa taruhannya. \"Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan, apakah menunggu kami terjadi benar-benar tertimpa musibah besar dulu baru akan mendapat bantuan,\" ujarnya.

Menurutnya, gelombang tinggi air laut ini merupakan suatu bencana bagi para nelayan, namun pemerintah belum mengganggapnya sebagai kejadian luar biasa. Sehingga pemerintah belum memberikan bantuan kepada para nelayan. \"Mungkin jika ada salah seorang yang meninggal dan kapal kita hancur, baru akan dapat bantuan untuk para nelayan,\" tuturnya.

Jika memang pemerintah tidak kunjug memberikan bantuan, Roki hanya pasrah dan berharap cuaca kembali normal, supaya mereka bisa kembali melaut. \"Kita hanya berharap gelombang laut bisa normal dengan segera, jika memang pemerintah tidak memberikan perhatian kepada kami,\" terangnya.

Warung Porak Poranda

Di sisi lain, masih tingginya ombak yang terjadi di perairan Bengkulu, mengakibatkan sejumlah warung jualan milik warga sekitar yang ada di sepanjang kawasan Pantai Jakat hancur dan roboh di hantam ombak yang mencapai 4 meter, Selasa (7/6) pagi.

Menurut keterangan seorang pemilik warung, Safrudin (48), ombak tinggi yang tarjadi di sepanjang Pantai Jakat ini mulai terjadi sekitar pukul jam 04.00 WIB. Akibat ombak yang lumayan tinggi dan dibarengi dengan tiupan angin yang kencang, mengakibatkan kurang lebih 10 warung milik warga yang berada di sepanjang bibir pantai roboh dan porak poranda dihantam ombak.

\"Kemarin siang ombak belum begitu tinggi, tetapi malam tadi (kemarin) mulai terjadi naiknya ketinggian ombak yang dibarengi angin yang bertiup kencang. Puncaknya ketika sahur kira-kira jam 04.00 WIB, ombak mulai menghantam dan menghancurkan beberapa tempat jualan kita yang berada di sepajang jalan Pantai Jakat ini,\" jelas Safrudin, kepada BE saat melihat tempat jualannya yang hancur.

Ia mengatakan, dua hari terakhir ini ombak sering kali mengalami perubahan terkadang ketinggian ombak bisa mencapai 4 meter apabila dibarengi tiupan angin yang lumayan kencang. Bahkan percikan air ombak bisa mencapai jalan wisata sekitar Pantai Jakat.

Keadaan ombak yang tidak menentu seperti ini sangat merugikan pedagang yang berjualan di sekitar Pantai Jakat, karena selain warung dagangan yang rusak, banyak juga barang-barang jualan yang hilang dibawa ombak dan kerugian bisa mencapai jutaan rupiah.

\"Banyak barang kita yang hilang dan hanyut dibawa ombak tadi malam, seperti meja, kursi, tenda, bahkan tempat pemanggang jagung pun ikutan hilang dibawa ombak. Kira-kira satu pedagang mengalami kerugian sebesar Rp 4 jutaan,\" ungkapnya kepada BE.

Safrudin merincikan, kerusakan sepuluh warung yang hancur dan porak poranda dihantam ombak itu mencapai 60 persen, bahkan ada yang hampir roboh padahal warung ini merupakan tempat mencari nafkah setiap hari dan selama dibulan puasa ini.

\"Kita sangat merugi, karena tidak bisa berjualan, padahal disinilah mata pencarian kita. Dengan keadaan warung tempat kita jualan hancur seperti sekarang ini, menyebabkan hampir 10 orang harus mencari pekerjaan lain dulu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena untuk memperbaiki warung yang hampir 60 persen kerusakannya membutuhkan tambahan modal lagi,\" ujar Safrudin kepada BE.

Saat ditemui BE, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto mengatakan, keadaan perairan yang ada di Bengkulu memang tidak menentu beberapa hari terakhir ini, terutama menyangkut ketinggian ombak yang berubah terus setiap saat.

BMKG sudah mengimbau dan memperingatikan warga masyarakat sepanjang kawasan pantai untuk terus waspada dan berhati-hati karena diprediksi ombak bisa mencapai 5 meter di bulan puasa ini. \"Kita akan terus memantau keadaan cuaca di Bengkulu terutama mengenai ketinggian ombak karena sangat dimungkinkan terjadi lagi gelombang ombak yang tinggi dan disertai tiupan angin yang kencang dalam beberapa hari kedepan ini, jadi warga yang berada di sekitar bibir pntai harus terus waspada dan berhati-hati terhadap situasi seperti sekrang ini,\" imbau Sudiyanto kepada BE.(722/cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: