UN Diawasi Berlapis

UN Diawasi Berlapis

 BENGKULU, BE - Ujian Nasional (UN) jenjang SMA/SMK yang dimulai 4 April nanti akan diawasi ketat. Tak hanya diawasi pengawas ruangan tapi juga tim pemantau dari pusat serta perguruan tinggi negeri.

Penjabat Publikasi Informasi dan Dokumentasi (PPID) Unib, Aditya P Ramadhan menuturkan,sedikitnya ada 20 pemantau yang akan diturunkan dari PTN. Diturunkanya tim pemantau itu atas permintaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kemenristek Dikti yang diberikan ke beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.

\"Kalau dulu tim pemantau independen diturunkan di setiap sekolah. Namun sejak tahun ajaran 2014/2015, tim pemantau dari PTN hanya dilakukan di kabupaten/kota,\" katanya.

Masih dikatakan Aditya,sedikitnya ada 20 orang yang telah ditunjuk dan dikeluarkan Surat keputusan (SK) dan diteken oleh rektor Unib, Ridwan Nurazi MSc. Selanjutnya hari ini akan dilakukan rapat persiapan dan pemantapan pemantauan UN sekaligus pembagian tugas lokasi pemantauanya.

\"Besok teknis pemantauan akan dirapatkan. Selanjutnya sore Sabtu tim sudah menuju ke kabupaten/kota, \" bebernya.

Pemantau ini, berwewenang akan melihihat sejauh mana objektivitas dan kredibilitas pelaksanaan UN di daerah. Hasil koordinasi akan disampaikan perguruan tinggi Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, dan disampaikan tim panitia UN pusat.

Bukan hanya itu, Unib juga masih diberikan wewenang dalam proses peng scaneran lembar jawaban komputer Ujian Nasional (LJUN) untuk SMA/SMK. Unibpun telah menyiapkan dua unit alat scaner, satu unit milik Unib dan satunya disewa dari Jakarta. Alat scaner itu memiliki kapasitas satu menit bisa memeriksa sebanyak 100 lembar. \" Panitianya juga sudah ditunjuk, dan tim pemindai siap bertugas men-scan,\" katanya.

Berkaca pada tahun lalu, beber Aditya sebelum LJUN dipindai, berkas LJUN dari panitia kabupaten/kota akan mengirimkan ke posko UN Unib. Berkas akan melalui tiga tahapan mulai dari tim penerima, tim penyortir dan tim pemindai atau petugas scan. \" Biasanya LJUN awal dari Dikbud Kota Bengkulu, kemudian Kaur dan Mukomuko datang pada malam hari, dan ini dikirim setiap harinya,\" bebernya.

Tim ini mulai senin sudah bersiaga menunggu lembar jawaban dari dinas pendidikan kabupaten/kota. Sementara untuk LJUN dari pulau terluar baru diterima setelah seluruh pelaksanaan UN berakhir.

2.306 Guru Awasi UN

Ketua Panitia Ujian Nasional (UN) Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, R Wahyu DP menuturkan, pelaksanaan Ujian Nasional tinggal menyisakan watu 3 hari lagi. Segala persiapan pun telah dilakukan, baik pendistribusian, pengamanan hingga pembentukan pengawas. Pelaksanaan UN yang akan digelar 4 April mendatang melibatkan 2.306 tenaga pengawas ruangan dari para guru.

\"Mereka ini telah di SK - kan oleh Dispendik kabupaten/kota, \" kata Wahyu.

Jumlah pengawas itu, tersebar diratusan sekolah atau sebanyak 1.153 ruangan se-provinsi Bengkulu. Untuk jenjang SMA/MA sebanyak 811 ruangan dan 341 ruangan untuk jenjang SMK. Jika satu ruangan diawasi dua orang pengawas maka jumlah total pengawas ruangan UN sebanyak 2.306 orang.

Mereka ini para guru yang ditunjuk, dan bukan guru mata pelajaran yang diujikan pada hari pelaksanaan UN berlangsung. \"Mereka ini telah di SK - kan oleh Dispendik kabupaten/kota, \" katanya.

Penunjukan pengawas ruangan ini biasanya dilakukan dengan sistem silang. Pengawas dalam kondisi sehat, berprilaku disiplin, jujur bertanggungjawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan. Selain pengawas ruangan.

\"Tugas para pengawas sudah diatur dalam POS (Prosedur Operasional Standar), yaitu menjaga dan mengawasi kesesuaian pelaksanaan UN dengan POS,\" katanya.

Para pengawas tersebut, akan diberikan uang transport sebesar Rp 50 ribu/mata pelajaran yang diujikan. Dana ini telah diakomodir dalam APBN. Masih dikatakan Wahyu, Dispendik saat ini masih kosentrasi pada pendistribusian Ujian Nasional. Hari ini Jumat (1/4) distribusi soal sudah dilakukan ke kabupaten Mukomuko, dan rencananya besok soal UN dilanjutkan didistribusikan ke kabupaten/kota.

Pagi ini Soal UN Tiba Disisi lain, Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu melalui panitia UN, Drs Tahirin Simbang menuturkan, soal untuk kota Bengkulu akan di simpan di Mapolresta Bengkulu. Selanjutnya soal akan di cek oleh kepala sekolah untuk melihat apakah jumlah amplop dinyatakan cukup atau tidak. Soal yang di cek akan di lakban kembali dan disimpan di gudang Polresta.

\" Besok kita akan menerima soal,diperkirakan soal akan tiba pukul 078.30 wib, dilanjutkan serah terima dari panitia provinsi dan dilanjutkan pemeriksaan dan pengecekan jumlah amplop oleh kepala sekolah, \" tuturnya mengakhiri.

Jangan Terpengaruh Kunci Jawaban

Peredaran kunci jawaban seakan sudah lekat dengan penyelenggaraan ujian nasional (Unas). Meski sudah disiasati dengan memperbanyak jumlah lokasi unas berbasis komputer (computer based test/CBT), tetap saja ditemukan informasi peredaran kunci jawaban.

Informasi peredaran kunci jawaban Unas 2016 diantaranya muncul di Kota Dumai, Provinsi Riau. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa keberadaan kunci jawaban di Dumai itu disebar melalui pesan singkat (SMS). Kemudian di dalam pesan singkat itu kunci jawaban dijual Rp 20 juta. Sejumlah siswa bahkan ada yang berniat membelinya dengan patungan.

Melalui keterangan resminya Walikota Dumai Zulkifli AS menyampaikan supaya orangtua dan siswa tidak terpengaruh dengan peredaran informasi kunci jawaban itu. ’’Kunci jawaban itu justru membuat siswa tidak percaya diri mengerjakan ujian dengan kemampuannya,’’ katanya.

Di seluruh wilayah Kota Dumai naskah Unas 2016 dikirim dalam paket 36 kotak. Soal ujian ini disebar untuk 3.600 lebih siswa. Mereka berasal dari 32 unit sekolah SMA dan sederajat.

Sementara itu muncul kabar peredaran kunci jawaban di Mataram, NTB melalui media sosial. Kunci jawaban ini disebar begitu saja. Tanpa ada transasksi jual-beli. Sampai kemarin belum ada yang memastikan kunci jawaban itu cocok dengan versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atau tidak.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan peredaran kunci jawaban Unas 2016 itu tujuannya adalah mengacaukan konsentrasi siswa. ’’Seharusnya masa-masa yang semakin dekat ini, siswa tidak boleh gugup. Siswa harus tenang,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Anies berpesan supaya siswa yang mendapatkan terusan informasi kunci jawaban, tidak disebar ke kawan lainnya. Langsung dihapus saja. Setelah menghadapi ujian nanti, fokus mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri.

Menteri lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu mengingatkan supaya siswa lebih menjaga kesehatan dan kebugaran. ’’Jangan stress banget-banget, nanti malah jatuh sakit,’’ katanya. Dia juga meminta siswa mengurangi kegiatan di luar rumah karena untuk antisipasi keadaan yang tidak diinginkan. Dia tidak ingin ada peserta unas yang tidak bisa mengikuti ujian karena kecelakaan dan sejenisnya.

Koordinator Unas CBT Kemendikbud Ari Santoso mengatakan sampai kemarin siang sudah ada sekitar 80 persen sekolah pelaksana unas CBT berhasil melakukan sinkronisasi. Dari total 3.397 unit sekolah yang melakukan Unas CBT sudah ada 2.414 unit sekolah telah sinkronisasi. ’’Malam ini (tadi malam, red) kita targetkan sudah selesai semua proses penautan itu,’’ kata pria yang menjaga kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komuniasi Pendidikan Kebudayaan (Pustekkom) itu.

Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Zainal A. Hasibuan mengatakan standar lulusan unas tahun ini tetap 55. Meskipun unas tidak menentukan kelulusan lagi, tetapi masih diberlakukan standar lulusan.

’’Rasanya kok tidak pas kalau standar lulusannya 40. Standar lulusan 55 itu sudah ideal,’’ katanya. Ke depan Zainal mengatakan BSNP tidak akan menaikan standar lulusan itu. Namun dia berharap jumlah siswa yang meraih nilai unas di atas standar lulusan itu terus meningkat. Tentunya nilai yang baik hasil mengerjakan ujian dengan jujur.

Sebagaimana diketahui Unas jenjang SMA sederajat dimulai Senin depan (4/4). Rencananya Mendikbud Anies Baswedan meninjau pelaksanaan unas di Surabaya. Pelaksanaan unas di kota pahlawan cukup menarik. Sebab seluruh sekolah melaksanakan ujian tahunan itu dengan berbasis komputer. Meskipun ada sekolah yang menampung ujian di sekolah lainnya, Kemendikbud tidak mempermasalahkannya.(247/jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: