Kekeruhan Capai 5000 NTU

Kekeruhan Capai 5000 NTU

\"PDAM\" BENGKULU, BE - Semakin merajalelanya pelaku pencemaran sungai Bangkahulu yang menjadi sumber air baku, membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkulu, geram.  Pasalnya, tingkat kekeruhan saat ini mencapai 5000 nephelometric turbidity units (NTU). Sementara, tingkat normal kekeruhan air yang sanggup diolah oleh pihak PDAM hanya dibawah 1000 NTU saja. \"Jadi tingkat kekeruhan airnya itu sudah sangat tinggi dan sudah diluar batas kemampuan kami untuk mengolah. Sedangkan kami bisa mengolah itu untuk NTU yang dibawah seribu, tapi sekarang sudah mencapai 5 ribu,\" kata Direktur PDAM Tirta Dharma kota Bengkulu, H Sjobirin Hasan, kemarin. Diakui Sjobirin, bahwa pihaknya saat ini dalam posisi dilema.  Sebab ketika tidak diproduksi, maka akan banyak daerah-daerah yang tidak akan mengalir.  Namun kalau dipaksakan produksi maka yang dialirkan adalah kualitas air yang keruh. Namun permasalahan ini belum tertangani dengan baik, karena di aliran sungai ini masih dicemari pelaku-pelaku di hulu sungai. Sehingga hal ini menjadi gangguan yang membutuhkan tindakan cepat. \"Nah ini yang sampai saat ini belum mendapatkan tindakan yang komperhensif dari pihak-pihak yang terkait, jujur ini sudah diluar kewengan kami, bahkan bisa dikatakan kami ini  adalah korban dari pencemaran di sungai Bangkahulu ini,\" tuturnya. Ditanya apakah sudah mengkonsultasikan ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) provinsi?  Sjobirin mengatakan bahwa pihaknya sudah melaporkan hal ini ke BLH provinsi bahkan saat itu pihaknya datang bersama BPK. Namun hingga kini belum ada upaya apapun yang dilakukan. Pihaknya pun berharap agar ada kepedulian dari para pelaku-pelaku bisnis di hulu sungai untuk tidak membuang limbah ke sungai, karena air sungai tersebut digunakan untuk air baku PDAM yang diolah dan didistribusikan ke masyarakat. \"Sampai saat ini belum ada penyelesaian, pelaku pencemaran dari hulu sungai ini seharusnya segera diberikan pemahaman. Lebih lengkap lagi bila diberi tindakan,\" tandasnya. (805)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: