Awasi Money Politik!

Awasi Money Politik!

\"Pilkada-bengkulu_300x550-01\"BENGKULU, BE - Pemilihan kepala daerah gubernur dan wakil gubernur serta bupati dan wakil bupati di Provinsi Bengkulu hanya tinggal 2 hari lagi. Berbagai kemungkinan pun bisa dilakukan oleh pasangan calon untuk menoreh kemenangan pada 9 Desember mendatang, termasuk melakukan politik uang (Money Politic). Menurut Pengamat Politik Universitas Bengkulu, Drs Azhar Marwan MSi, masyarakat yang menantikan pemberian dari calon kepala daerah pada Pilkada kali ini meningkat drastis, bahkan jumlahnya mencapai 30-40 persen dari jumlah pemilih di Provinsi Bengkulu. Mereka akan benar-benar tidak memilih atau Golput bila tidak mendapatkan sesuatu dengan calon yang tengah bertarung. \"Tidak bisa dipungkiri, karena money politik ini sudah menggurita di kehidupan masyarakat kita, khususnya kalangan menengah ke bawah,\" kata Azhar Marwan kepada BE, sore kemarin (6/12). Semakin sulitnya kehidupan dan banyaknya janji-janji kosong yang dilontarkan para calon membuat masyarakat mengharapkan adanya imbalan ketika menyalurkan hak suaranya. Bahkan di kalangan masyarakat sudah tertanam pemahaman bahwa memilih pemimpin tidak ubahnya seperti menyeberangkan orang, setelah dibantu dia sama sekali tidak ingat kepada masyarakat yang membantunya. \"Memang faktanya setelah menjabat, sebagian besar pemimpin itu lupa kepada masyarakatnya. Janjinya hanya tinggal janji, mereka akan datang lagi ke masyarakat jika ingin mengikuti Pilkada lagi pada periode berikutnya. Nah, inilah yang membuat masyarakat kita fragmatis,\" jelasnya. Untuk mengawasinya, Marwan meminta kepada seluruh pengawas Pilkada, mulai dari Bawaslu hingga ke Petugas Pengawas Lapangan (PPL) untuk melakukan pengawasan ekstra. Sebab, money politik tidak bisa dielakkan, hanya bisa dimanimalisir. \"Teman-teman pengawas harus bekerja keras untuk melakukan pengawasan. Bila pengawasannnya longgar, hampir dapat dipastikan bahwa tim sukses akan membagi-bagikan uang secara door to door. Apalagi untuk pemilihan gubernur yang hanya 2 pasang calon ini, mereka akan bertarung habis-habisan untuk merebut kemenangan,\" paparnya. Ditanya mengenai besaran tarifnya, Azhar mengaku masalah tarif per kepala tersebut sangat tergantung kepada masyarakat itu sendiri. Ada yang memilih karena nominalnya besar dan ada juga tetap memilih karena yang lain tidak memberikan apa-apa. \"Jadi, waktu bermanuver bagi tim sukses atau tim pemenangan adalah hari-hari tenang seperti ini. Mereka bergerak tidak mengenal waktu, bisa pagi-pagi, siang, sore, tengah malam dan bisa juga Subuh yang dikenal dengan serangan fajar,\" imbuhnya. Namun demikian, sebagai seorang akademisi, Marwan mengimbau kepada seluruh masyarakat Bengkulu untuk tidak golput. Karena bagaimana pun juga, jika salah memilih pemimpin maka yang merasakannya bukan hanya yang memilih, tapi semuanya bakal merasakan dampaknya. Mengingat pemimpin itu adalah pengambil kebijakan. \"Yang perlu diketahui adalah dengan tidak memilih bukan berarti Pilkada batal dilaksanakan, tapi tetap berjalan. Artinya, golput pun tidak mengurungkan terpilihnya kepada daerah. Untuk itu, gunakan hak pilih kita, silahkan pilih mana yang terbaik menurut hati nurani masing-masing,\" ajaknya. Sebelumnya, Ketua Bawaslu Provinsi Bengkulu, Parsadaan Harahap SP MSi menegaskan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan agar semua jajarannya melakukan pengawasan super ketat. Pengawasan itu tidak hanya dimulai pasa masa tenang seperti saat ini, tapi sudah berjalan sejak tahapan Pilkada dimulai beberapa waktu lalu. \"Para pengawas mulai dari Panwaslu kabupaten dan kota, Panwascam, PPL dan pengawas TPS sudah diinstruksikan agar betul-betul mengawasi jalannya Pilkada serentak ini,\" katanya. Namun demikian, pihaknya juga mengharapkan semua elemen masyarakat Bengkulu untuk ikut melakukan pengawasan, dan meminta melaporkan setiap pelanggaran ke pengawas setempat. \"Jumlah pengawas sangat terbatas, maka kami meminta semua masyarakat untuk ikut mengawasinya,\" tukasnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: