Otomotif Stagnan, Kembangkan Infrastruktur

Otomotif Stagnan, Kembangkan Infrastruktur

JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) memperkirakan, industri otomotif masih akan penuh tantangan pada 2016. Sementara untuk mendorong kontribusi lini bisnis nonotomotif, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia itu mulai masuk ke industri berbasis maritim serta memperbesar sektor infrastruktur dan properti. Direktur ASII Sudirman M. Rusdi menyatakan, pasar kendaraan roda empat untuk tahun depan diperkirakan sama dengan realisasi 2015. \"Tahun ini pasar kendaraan dalam negeri 950 ribu sampai 1 juta unit. Tahun depan kurang lebih sama,\" ucap dia saat Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2015 di gedung BEI kemarin (12/11). Pasar industri otomotif, kata dia, selalu sejalan dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. \"Dari 2007-2013, GDP kami tumbuh 6 persen dan otomotif justru tumbuh 23,4 persen. Maka, kalau GDP bisa naik lagi, otomotif juga akan naik,\" yakinnya. Terbukti, saat tahun ini GDP turun ke level 4,6 persen sampai 4,7 persen, industri otomotif juga turun cukup signifikan. Jika asumsi ekonomi Indonesia tahun depan sesuai rancangan APBN 5,3 persen bisa terealisasi, pasar otomotif diyakini ikut terkerek naik. \"Bisa 5,2 persen saja sudah cukup baik. Sebab, kami lihat bahwa kebutuhan akan alat transportasi di Indonesia masih cukup tinggi,\" imbuhnya. Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM) Johannes Loman menyatakan, pasar sepeda motor tahun ini diperkirakan 6,4-6,5 juta unit. Hingga Oktober sudah tercatat 5,4 juta unit dan AHM merealisasikan penjualan 3,7 juta unit. \"Tahun depan kurang lebih akan sama dengan tahun ini. Kami ingin market share AHM tahun depan bisa mencapai 70 persen,\" harapnya. Sampai dengan Oktober, market share AHM di pasar roda dua Indonesia sekitar 68 persen. Selain dari lini bisnis otomotif, ASII saat ini terus berupaya meningkatkan kontribusi lini bisnis nonotomotif terhadap laba bersih agar kelak bisa 50 persen atau setara dengan otomotif. Hingga kuartal ketiga 2015, kontribusi bisnis nonotomotif terhadap laba bersih ASII sebesar 35 persen. Porsi itu meningkat dibanding 32 persen pada 2013 dan 11 persen pada 2011. Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto menuturkan, lini bisnis nonotomotif meningkat bukan karena otomotifnya berkurang, melainkan karena nonotomotif yang diupayakan terus mengejar. Dalam rangka itu, ASII akan memperbesar porsi bisnis infrastruktur dan properti. Di infrastruktur, tahun depan perseroan akan menuntaskan proyek tol Mojokerto-Kertosono (Moker). Tahun depan belanja modal perseroan direncanakan sekitar Rp 13 triliun. \"Tidak berbeda dengan tahun ini, paling komposisinya saja yang berbeda sedikit karena untuk selesaikan tol Moker. Kami juga mengakuisisi sebagian tol trans-Jawa dan cukup besar ke situ,\" paparnya. Di sektor properti, ASII masih menggarap dua gedung yang terdiri atas Menara Astra dan Ananda Maya senilai Rp 7 triliun. Proyek di Jakarta tersebut diperkirakan tuntas pada akhir 2017. Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti menyatakan, di industri maritim, pihaknya akan menyambut program pemerintah untuk mengoptimalkan transportasi laut. Kebetulan, tiga tahun lalu ASII memiliki hak pengelolaan pelabuhan East Kal di Balikpapan melalui anak usaha PT Pelabuhan Penajam Banua Taka. \"Kami akan mulai mengoperasikannya untuk umum. Tadi, pelabuhan itu kami kelola karena ada potensi bahwa banyak perusahaan oil and gas di sekitar sana. Tapi, karena ada program pemerintah untuk seaport itu, ya kami buka untuk itu juga,\" paparnya. (gen/c22/tia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: