Pertumbuhan Ekonomi Bakal Meleset

Pertumbuhan Ekonomi Bakal Meleset

  JAKARTA, BE - Capaian pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga tahun ini sebesar 4,73 persen meleset dari perkiraan regulator. Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga tahun ini ada dibawah perkiraan BI yakni 4,85 persen. \"Kita (BI) melihat bahwa memang sumber-sumber pertumbuhan ekonomi itu kelihatan adanya pengeluaran pemerintah, konsumsi domestik,\" ujarnya di Jakarta, Jumat (6/11). Agus juga menambahkan bahwa penyebab melesetnya prediksi itu diperkirakan bersumber dari melemahnya ekspor dalam negeri. Hal itu tentu patut dimengerti lantaran ekspor utama Indonesia yakni komoditi yang notabene saat ini mengalami penurunan harga dan permintaan. \"BI menyimak bahwa dari indeks harga komoditi ekpor Indonesia yang tadinya diperkirakan akan terjadi koreksi harga sampai 11 persen di tahun 2015, menurut data informasi terakhir sudah mencapai 16 persen. Jadi harga komoditi masih tertekan, kemarin juga harga komoditi masih tertekan, termasuk komoditi unggulan indonesia,\" urainya. Namun, mantan Menteri Keuangan itu tetap mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga tahun ini. Sebab, ada peningkatan dibandingkan triwulan kedua yakni 4,67 persen menjadi 4,73 persen di triwulan ketiga. Tetapi, dia juga mengingatkan bahwa Indonesia masih harus mewaspadai kondisi ekonomi global. Terlebih, perkembangan ekonomi AS dan Tiongkok. \"Kita malah lihat ada satu rating agency yang bilang bahwa kedepan sumber yang perlu diwaspadai adalah perkembangan ekonomi AS dan Tiongkok. Dimana ada kecenderungan Fed Fund Rate akan naik tahun ini,\" katanya. Kedua risiko tersebut disebutnya merupakan sentimen utama yang akan berdampak pada negara-negara di dunia. Sentimen tersebut diprediksi akan membuat suatu capital reversal alias adanya pergerakan arus dana yang mengalir dari negara berkembang ke negara-negara maju. Agus juga menyambut baik perkembangan neraca perdagangan dan current account yang meski masih defisit namun telah ada sedikit perbaikan. \"Tentu kita harus perhatikan transaksi modal dan finansial karena adanya risiko capital outflow bisa menekan neraca modal dan finansial,\" tuturnya. Dia merinci sejak Januari hingga Oktober tahun ini, dana asing yang masuk ke Indonesia cukup besar yakni mencapai Rp 33 triliun. Namun capaian itu masih jauh dari dana asing yang masuk tahun lalu pada periode yang sama yakni di kisaran Rp 130 triliun. \"Penurunan itu berdampak pada overall balance payment kita,\" tambahnya. Tetapi, Agus tetap optimis bahwa target pertumbuhan tahun ini akan tercapai. Bahkan, dia juga menegaskan tidak akan mengkoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang telah ditetapkan BI yakni antara 4,7 persen hingga 5,1 persen. \"Tidak akan ada revisi target pertumbuhan ekonomi. Tahun ini kita prediksi 4,7-5,1 persen. Dan tahun 2016 nanti sesuai yang kita canangkan kelihatannya pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,2-5,6 persen,\" jelasnya. Secara umum, lanjutnya, Indonesia harus fokus pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi dalam negeri.  Selain itu, dia juga menambahkan bahwa stabilitas ekonomi akan dapat dicapai jika hal-hal seperti adanya pengeluaran pemerintah yang baik di triwulan keempat tahun ini serta investasi sektor swasta yang dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Paket-paket kebijakan yang telah digulirkan oleh pemerintah juga diharapkannya mampu memberikan stimulus yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, pemerintah akhirnya mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun ini, bakal meleset.  Bahkan, Menkeu Bambang Brodjonegoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 hanya mentok di level 4,8 persen. Pemerintah pun tidak lagi berharap banyak pada kuartal IV. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir hanya berada di bawah lima persen. \"Ya kalau full year, ya 4,8 persen. Kalau kuartal IV itu kisarannya 4,9 sampai 5 persen ya,\"ungkap Bambang di Gedung Kemenkeu, kemarin. (dee/ken)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: