Usai Bunuh Korban, Tsk Makan Bakso
KOTA MANNA, BE – He (41), warga Desa Padang Pandan, Manna, tersangka pembunuhan terhadap gadis belia yang ditemukan tewas di Sungai Air Manna di kawasan Desa Gunung Kembang Kecamatan Manna, 21 Oktober 2013 lalu, bisa disebut pembunuh berdarah dingin.
Pasalnya, dari hasil rekonstruksi pembunuhan yang dilakukan tersangka di tempat kejadian perkara (TKP) kemarin (9/7), usai membunuh korban yang merupakan warga Tanjung Sakti, Lahat, Sumsel itu, tersangka seolah tidak merasa takut dan berdosa.
Setelah memukul muka korban sebanyak dua kali hingga tewas, tersangka masih sempat memesan bakso dan menghabiskannya hingga tak bersisa.
Dalam rekonstruksi sebanyak 12 adegan itu, dimulai saat tersangka menjemput korban di tempat kos korban di Tanjung Sakti, Minggu 20 Oktober 2010, dengan menggunakan sepeda motor. Korban pun menuntut tersangka untuk menikahinya, sebab korban sudah hamil akibat hubungan layaknya suami istri yang mereka lakukan.
Tersangka kemudian berpura-pura membawa korban ke rumah keluarganya untuk membicarakan tuntutan korban yang mau dinikahi. Namun pas tiba di jembatan Air Manna, sepeda motor dibelokkantersangka ke arah cucian Colombo. Tersangka pun membawa korban masuk ke lapangan terbuka di belakang semak-semak. Di tempat itu, korban kembali menuntut tersangka menikahinya.
Rupanya tersangka emosi dan mengambil kayu sengon dan memukulkannya ke muka korban. Akibatnya korban terjatuh. Melihat korban masih bernyawa, tersangka pun kembali memukulkan kayu ke muka korban. Setelah pukulan kedua, korban tidak bernyawa lagi.
Takut aksinya diketahui orang lain, tersangka menarik mayat korban ke dalam semak-semak, tidak jauh dari tempat pemukulan. Tersangka lalu meninggalkan korban pergi ke penjual bakso di Desa Gunung Kembang. Seolah tidak terjadi apa-apa, tersangka memesan semangkuk bakso dan menghabiskannya.
Setelah hari gelap, korban kembali ke tempat mayat korban disembunyikan, lalu menggendongnya dengan dinaikkan ke pundak tersangka dan dinaikkan ke sepeda motor. Lalu tersangka membawa mayat korban dengan sepeda motor dan membuangnya ke sungai.
“Mayat korban saya gendong, lalu saya turunkan dan letakan ke pinggir sungai. Setelah itu mayatnya saya dorong hingga masuk ke sungai dan saya pun pulang,” terang He pasrah.
Sementara itu Kapolres BS, AKBP Abdul Muis SIK melalui kasat Reskrim, Iptu Rizqi Akbar mengungkapkan, rekonstruksi itu untuk kepentingan penyidikan. Dalam rekonstruksi itu pihaknya melibatkan banyak aparat guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. (369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: