Kemenag Upayakan Penyatuan Ramadhan

Kemenag Upayakan  Penyatuan Ramadhan

JAKARTA, BE - Penentuan awal Ramadhan yang kerap berbeda di tahun-tahun sebelumnya antara dua organisasi masyarakat (Ormas), yakni Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama (NU), membuat Kementerian Agama (Kemenag), akan mengupayakan penyatuan awal Ramadhan tahun 1436 Hijiriah / 2015 Masehi bisa sama dengan menggelar sidang Isbat. Sidang Isbat sendiri akan digelar 29 Sya\'ban atau 16 Juni mendatang.

Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, Kemenag masih dalam upaya-upaya menyamakan cara pandang dua ormas besar, yakni Muhamamdiyah dan NU. Cara pandang tersebut, kata dia, untuk menentukan kriteria-kriteria penetapan awal Ramadhan tahun ini.

\"Jadi, penentuan Ramadhan ada kriterianya. Kriteria-kriteria itu lah yang sekarang masih berbeda, tapi ada upaya untuk disamakan. Sehingga, kalau kriterianya sama, maka ada harapan besar penetapannya pun sama,\" ujar Lukman di gedung Kemenag, Jakarta, Jumat (5/6).

Kriteria tersebut, ungkap Lukman, dilihat melalui hilal, yakni sudah terlihat atau belum. Selain itu, baik Muhammdiyah dan NU sudah ada semangat bersama untuk menyamakan kriteria penentuan awal Ramadhan. \"Hal ini yang sedang kita upayakan untuk ke arah sana (penentuan awal Ramadhan, red),\" tandasnya.

Untuk itu, Kemenag akan menggelar sidang Isbat pada 29 Sya\'ban atau 16 Juli mendatang dengan mengundang Muhammadiyah dan NU. \"Sama seperti tahun sebelumnya, semuanya kita undang. Nanti hasilnya kita umumkan ke masyarakat,\" imbuh politisi dari Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) ini.

Sementara, Ketua Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Mas\'udi menilai, rencana pemerintah lewat Kemenag adalah jalan untuk menyatukan kalender Ramadhan sangat baik. Karena dapat menukar cara pandang dan metodologi dalam penentuan tersebut.

\"Intinya, dapat disepakati satu kalander berjangka panjang, agar tidak setiap tahun melakukan pertemuan atau pembahasan (penentuan awal Ramadhan, red),\" ucapnya.

Ia menambahkan, ketika nanti digelar sidang Isbat pada 16 Juni. Pihaknya menilai tidak apa-apa dan biasa-biasa saja. Bahkan tidak terpengaruh, dengan berkumpulnya semua ormas dalam penentuan awal Ramadhan tahun 1436 M / 2015 M. Sebab sudah semestinya masyarakat memiliki kalendar Ramadhan untuk mempermudah pelaksanaan ibadah puasa.

\"Setiap kalender dulunya, seperti kalendar Masehi atau kalender apa pun. Prosesnya lama untuk dapat dipersatukan. Tapi lama-lama juga ada kesepakatan,\" ujar dia. Hanya saja, Masdar menilai, kejadian sama terjadi di Negara Malaysia dan Brunai Darusalam, yaitu penentuan awal Ramadhan menunggu rukyat.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan Maklumat awal Ramadhan, 1436 Hijriyah yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat, Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Agung Danarto pada hari Selasa, 9 Rajab 1436 H atau 28 April 2015. Bahwa dalam Maklumat disebutkan, sesuai Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengumumkan, 1 Ramadhan 1436 H jatuh pada tanggal 18 Juni 2015.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta keterangan tentang awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijah 1436 H dari Muhammadiyah itu dapat menjadi pedoman warga Muhammadiyah dalam beribadah. (wmc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: