Komunitas Bangun Pagi Tebar Virus Bangun Pagi

Komunitas Bangun Pagi Tebar Virus Bangun Pagi

Mulai Ketuk Rumah Warga hingga Bagikan Ayam Jago \"16877_14666_OKE---mar-Boks-bangun-pagi-\"Banyak cara yang bisa dilakukan agar bermanfaat bagi sesama. Di Gresik, sejumlah orang membentuk perkumpulan bernama Komunitas Bangun Pagi. Melalui wadah itu, mereka menularkan semangat bangun pagi. *** PUKUL 04.30, gang perkampungan di Jalan Samanhudi, Kelurahan Bedilan, Gresik, terlihat lengang Sabtu lalu (2/5). Jalan berpaving itu masih terang oleh sinar lampu neon yang berjejer. Tidak lama berselang, beberapa orang berdatangan. Jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 15 orang. Mereka berasal dari berbagai kelurahan di Kecamatan Gresik. Rata-rata mereka baru saja menunaikan salat Subuh di masjid atau musala wilayah masing-masing. Salam dan sapa membuat pagi itu menjadi ramai. Belasan orang tersebut lantas duduk santai melingkari meja di warung kopi. ’’Pak, kopi. Jumlahnya sesuai dengan yang hadir di sini (warung kopi, Red),” seru Oemar Zaenuddin kepada pemilik warung. Hidangan kopi plus aneka kudapan pun membuat suasana kian semarak. Mereka larut dalam obrolan ringan. Sesekali suara tawa terdengar dari ’’forum” yang tidak resmi itu. Mereka guyub dan penuh keakraban. ’’Kami biasa begini. Setelah subuh, kami memilih tempat kumpul di warung kopi yang berbeda-beda,” tutur Pak Nud, sapaan akrab Oemar Zaenuddin. Pak Nud adalah salah seorang penggagas Komunitas Bangun Pagi. Dia menceritakan, komunitas yang biasa disingkat KBP itu mulai dibentuk awal Juli 2012 atau beberapa hari sebelum puasa Ramadan 1433 H. Rata-rata anggotanya berusia di atas 50 tahun. Bahkan, banyak yang telah menginjak usia pensiun. Meski umur sudah setengah abad lebih, para orang tua tersebut terlihat bersemangat. Pak Nud contohnya. Di usia yang telah menapaki 74 tahun, pensiunan Bulog itu masih tampak energik. ’’Resepnya, tidak banyak mikir. Yang paling penting, selalu bangun pagi-pagi,” ujarnya, lalu tertawa lepas. Selain bangun pagi, komunitas tersebut punya agenda pengajian di warung-warung kopi yang disinggahi. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan penceramah profesional. Sabtu pagi itu, yang datang adalah Anam Syafi’i, 64, imam Masjid Jami’ Gresik. Selain anggota resmi KBP, warga sekitar Kelurahan Bedilan ikut nimbrung. Dalam setiap pengajian warung kopi, warga sekitar memang biasa diundang. Acara tersebut tentu membutuhkan modal karena ada biaya kopi dan camilan untuk hadirin. Anggota komunitas biasanya urunan. ’’Momen pagi kami jadikan untuk berbagi. Minimal bagi-bagi kopi,” ujar Soepomo Yasin, 63, anggota lain. Pagi itu, tema pengajian warung kopi tersebut menarik perhatian mereka yang datang. Yaitu, kiat-kiat membina keluarga rumah tangga harmonis. Tak ayal, momen tersebut menjadi ajang curhat. Rata-rata para lansia itu curhat masalah cucu hingga problem rumah tangga anak mereka. Ada yang mengaku anaknya sedang bermasalah dengan istri hingga cerita tentang cucu sakit. ’’Pokoknya, persoalan keluarga harmonis paling digemari. Sebab, kami punya tujuan yang sama, yakni memiliki keluarga bahagia,” ujar Soepomo. Pengajian warung kopi tersebut berakhir pukul 06.00. Mereka beranjak dari tempat duduk. Tanpa komando, belasan orang yang mengenakan baju koko itu langsung membentuk barisan memanjang ke belakang. Mereka lantas menyusuri gang-gang perkampungan. Mereka hendak memastikan apakah para penghuni rumah sudah bangun atau belum. Jika ada rumah yang tampak tertutup rapat, pintu pun diketuk pelan. ’’Kami hanya memberi tahu bahwa hari sudah pagi,” kata Rahmat Fauzi, 58, anggota lain. Terkadang, saat pintu diketuk, ada pemilik rumah yang keluar. Setelah mengetahui yang datang adalah Pak Nud cs, yang bersangkutan langsung ngacir ke belakang untuk mencuci muka atau mandi. Warga sudah maklum. KBP telah lama dikenal masyarakat Jalan Samanhudi. Bahkan, warga Kelurahan Bedilan pada umumnya. Warga sekitar menyebut mereka sebagai ’’manusia pagi”. Nah, salah satu kegiatan rutinnya adalah membangunkan warga. Selain menyusuri gang-gang kampung, anggota KBP aktif blusukan ke berbagai lokasi keramaian. Tujuannya, menyebarkan ’’virus” agar warga semangat untuk bangun pagi. Termasuk ke arena car free day (CFD) di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Di sana, biasanya mereka membawa spanduk ajakan untuk selalu bangun pagi. Sayangnya, acara tersebut kini tidak lagi diadakan pemerintah. ’’Acara seperti CFD punya banyak manfaat. Seharusnya pemkab lebih sering mengadakan acara yang bermanfaat,” tambah Soepomo. Menurut Pak Nud, bangun pagi harus dibudayakan. Sebab, bangun pagi tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, namun juga bisa memunculkan motivasi kerja. Orang yang bangun lebih pagi, lanjut dia, lebih punya banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal positif. ’’Dengan semangat bangun pagi, kami ingin menebarkan motivasi dan semangat untuk kerja, kerja, dan kerja,” tegas pria yang pernah menulis buku Sejarah Sosial Budaya dan Ekonomi Kota Gresik tersebut. KBP tidak pernah kekurangan ide untuk menularkan virus bangun pagi. Selain membangunkan warga secara door-to-door, komunitas itu membagi-bagikan ayam jago ke beberapa warga. Tujuannya, kokokan ayam jago saat pagi mujarab membangunkan warga. Seiring berjalannya waktu, eksistensi Komunitas Bangun Pagi semakin nyata. Anggotanya pun terus bertambah. Hingga kini, tidak kurang dari 45 orang tergabung di dalamnya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi. Perkumpulan itu juga dijadikan sebagai ajang sharing pengalaman dan pengembangan bisnis. ’’Harus lebih mawas diri. Prinsipnya, dengan sisa umur, kami ingin melakukan lebih banyak manfaat bagi sesama,” tandas Pak Nud. (*/c7/ayi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: