Nelayan Berhenti Melaut

Nelayan Berhenti Melaut

\"PARKIRKAUR SELATAN,BE- Cuaca buruk dengan gelombang tinggi, hembusan angin kencang serta hujan lebat memaksa nelayan berhenti melaut. Sejumlah nelayan di wilayah Kaur Kecamatan Kaur Selatan, terpaksa memarkirkan perahunya.

“Saya sudah tidak melaut lagi sudah tiga hari ini, karena cuaca laut sedang buruk. Dari pada terjadi apa-apa nanti mending saya berhenti dulu,” kata Yanto( 35) salah seorang nelayan di Pasar Lama, Kecamatan Kaur Selatan, kemarin.

Dari hasil pantaun BE, sejumlah pesisir dan muara sungai, seperti Desa Pasar Lama dan Desa Linau, Kecamatan Maje dipenuhi perahu-perahu nelayan diparkir pemiliknya. Para nelayan sengaja tak mengoperasikan perahu-perahu itu karena cuaca buruk dapat membahayakan keselamatannya.

“Kadang di darat hujan lebat itu sudah reda dan tiupan angin kencang sudah tidak ada, tapi di laut nelayan masih menjumpai hujan badai, gelombang tinggi, itu sangat membahayakan keselamatan,” ujarnya.

Hal senada juga diungkap Wardi (46) nelayan sekitar Pelabuhan Linau. Ia mengatakan, selama tidak pergi mencari ikan di laut, katanya para nelayan sekitar banyak meminjam sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan. Juga ada yang beralih profesi menjadi buru bangunan. “Rata-rata kami disini mencari uang dari nelayan inilah, kalau tidak melaut seperti ini. Kami hanya bisa pasrah menunggu cuaca normal kembali. Untuk nutupi kebutuhan keluarga, paling kerja bangunan,” ujarnya.

Di sisi lain dengan kondisi cuaca ektrem membuat nelayan tidak bisa melaut dan harga ikan laut melonjak. Seperti ikan beledang, yang biasanya dijual Rp 5 ribu/ekor, kini harganya mencapai Rp 15 ribu/ekor. Harga tinggi ini juga berlaku dengan jenis ikan laut lainnya. “Semenjak badai ini, harga ikan laut sekarang mahal. Kalau biasanya Rp 5 ribu/ekor sekarang tembus Rp 15 ribu/ekor jenis ikan beledang,” ujar Yanti (47), salah satu ibu rumah tangga membeli ikan di Pasar Lama kemarin.(618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: