Awasi Peredaran Aibon

Awasi Peredaran Aibon

\"aibon_34\"BENGKULU, BE - Fenomena merebaknya penyalahgunaan lem merk Aibon untuk tujuan ekstatif ikut dikhawatirkan oleh sejumlah kelompok pemuda. Maraknya kebiasaan ngelem Aibon tersebut dinilai telah memerosotkan peran pemuda di tengah-tengah masyarakat.

Anggota Karang Taruna Padang Serai, Rismawati, mengungkapkan, pemerintah harus segera mengambil sikap atas gejala sosial yang meresahkan ini. Menurut dia, pemerintah mustinya mengeluarkan surat edaran untuk membatasi peredaran lem Aibon tersebut.

\"Kebutuhan akan lem Aibon itu cukup jelas peruntukkannya. Dia dibutuhkan hanya dikalangan sol sepatu dan masyarakat-masyarakat tertentu. Bisa saja ada surat edaran yang dikeluarkan pemerintah agar para pengguna yang membutuhkan Aibon harus teregistrasi. Dengan demikian jelas lem itu jatuh hanya kepada orang yang benar-benar membutuhkan,\" kata Risma, kemarin (20/4).

Senada diungkapkan Akur Tamma, aktifis EW Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bengkulu. Ia menilai, salah satu cara efektif untuk mengawasi peredaran lem Aibon ini adalah dengan melibatkan partisipasi para pedagang se Kota Bengkulu. Penjualan lem Aibon ini harus dilakukan secara selektif.

\"Pemerintah juga hendaknya pro aktif untuk mendorong berbagai kegiatan positif dikalangan pemuda. Salah satu sebab para remaja melakukan perbuatan-perbuatan yang tak berguna karena kesadaran mereka didominasi oleh kesadaran palsu yang memboncengi globalisasi. Kalau pemerintah tidak menyiapkan penangkal yang efektif bagi para pemuda saat ini, itu alamat mimpi buruk bagi kepemimpinan mendatang,\" terang Akur.

Sebelumnya dilansir, sejumlah warga Kota Bengkulu mengaku resah dengan maraknya ulah para remaja yang menyalahgunakan lem aibon untuk tujuan-tujuan ekstatif. Selain khawatir bakal merusak organ tubuh para remaja tersebut, kebiasaan menggunakan lem aibon untuk mabuk-mabukan juga dinilai dapat merusak masa depan para remaja itu sendiri.

Syarif Hasan (45), warga RW 2 Kelurahan Sumber Jaya kepada BE mengatakan, ia kerapkali menemukan adanya para remaja yang mabuk aibon di kawasannya. Setiap kali melihat para remaja tersebut menghisap lem aibon, ia seringkali menemukan para remaja tersebut berbuat onar.

Senada disampaikan Ujang (38), warga Kelurahan Pondok Besi. Bukan hanya Aibon, di kawasannya justru lebih banyak ditemukan para remaja yang menggunakan obat batuk Komix. Para remaja ini kerapkali melakukan aksi-aksi cabul usai menggunakan obat tersebut. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: