Imigran Gelap Dipindah ke Surabaya
BENGKUKULU, BE - Sebanyak 5 dari 17 imigran gelap asal Myanmar yang ditangkap Polres Kota Bengkulu pada 15 Februari lalu, akan dipindahkan ke Rumah Detensi Imigrasi Surabaya. Pemindahan itu akan dilaksanakan pukul 16.00 WIB sore ini dengan menumpang pesawat terbang Garuda Indonesia dari Bandara Fatmawati Bengkulu menuju Surabaya. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu, Drs Kabul Sudrajat MSi dikantornya, kemarin. \"Pemindahan imigran gelap ini merupakan keputusan Dirjen Imigrasi, karena para imigran itu sudah lama ditampungkan sementara di Balai Karya Provinsi Bengkulu,\" kata Kabul. Menurut Kabul, pemindahan hanya 5 imigran tersebut dikarenakan Rumah Detensi Imigrasi Surabaya saat ini juga dalam kondisi penuh, hanya bisa menampung 5 orang imigran. Sisanya yang berjumlah 12 orang itu akan dipindahkan ke Rumah Detensi Imigrasi Tanjung Pinang dan Bali, namun waktunya masih menunggu keputusan Dirjen Imigrasi. \"Jadi mereka ini nanti akan ditempatkan secara terpisah, karena tidak memungkinkan ditampung di satu tempat, mengingat hampir semua Rumah Detensi Imigrasi saat ini terisi semua,\" terangnya. Para imigran asal Myanmar tersebut tidak akan dikirim dipulangkan ke negara asalnya. Bahkan sejauh ini pihak Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu sama sekali tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah negara asalnya. Itu dikarenakan para imigran tersebut sama sekali tidak memiliki dokumen kependudukan, jika pun dilakukan koordinasi, kemungkinan besar akan ditolak oleh pemerintah Myanmar. Dari hasil pemeriksaan intensif yang dilakukan petugas Kantor Imigrasi Bengkulu juga terungkap, bahwa masuknya para imigran itu ke Indonesia karena melarikan diri, karena mereka adalah kaum muslim minoritas di Rohingya dan akan dibunuh jika tertangkap. \"Mereka mengaku tidak mau kembali ke negara asalnya. Bahkan mereka siap mati di Indonesia, asalkan tidak dikembalikan ke Myanmar, karena sampai disana mereka dipastikan akan dibunuh,\" ungkap Kabul. Untuk diketahui, awalnya imigran gelap yang ditangkap Polres Kota Bengkulu ini berjumlah 19 orang. Hanya saja akhir Februari lalu 2 orang diantaranya yakni Muhammad Nurjaman (22) dan Muhammad Rull (17) memilih melarikan diri, sehingga jumlahnya yang tersisa di Balai Karya 17 orang lain. Terkait imigran yang melarikan diri tersebut, Kabul menegaskan bahwa pencaharian terus dilakukan pihaknya yang dibantu oleh anggota kepolisian. Namun hingga saat ini belum berhasil ditemukan. \"Kemungkinan 2 orang yang melarikan diri disembunyikan oleh masyarakat, pasalnya, jika dia berkeliaran keluar rumah, dipastikan tertangkap karena itu orang asing yang mudah dikenali,\" ujarnya. Meski saat ini kedua imigran itu belum tertangkap, Kabul optimis suatu saat ini dipastikan tertangkap. Karena uang mereka sudah habis dan tidak ada lagi masyarakat yang mau membantu menyembunyikannya. \"Kalau sekarang mungkin disembunyikan, karena imigran itu membawa banyak uang sehingga bisa membayar sewa rumah sebagai tempat bersembunyi. Tapi suatu hari nanti mereka pasti keluar, karena uangnya semakin hari semakin menipis,\" imbuhnya. Sejak ditampung sementara di Balai Karya Bengkulu, lanjutnya, para imigran tersebut diberikan makanan dan tempat tidur yang layak yang dibiayai oleh IOM. Para imigran itupun tidak dikurung di suatu ruangan, sehingga bisa jalan-jalan di lingkungan Balai Karya tersebut. Namun sejak 2 diantara imigran itu kabur, pengamanan pun semakin diperketat yang dibantu oleh kepolisian sebanyak 5 orang perharinya. Selain itu, mereka ditempatkan di suatu bangunan dan pintunya dikunci dari luar. Saat BE menyambangi Balai Karya, kemarin, 17 imigran itu tampak berada di suatu ruang. Mereka hanya bisa melihat dari terali jendela, namun tidak bisa keluar. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: