Perempuan Tuntut Harga Sembako Turun
BENGKULU, BE - Sekitar 20-an orang massa aksi yang tergabung dalam Solidaritas Internasional Women\'s Day (IWD) Bengkulu, menggelar aksi simpatik di Simpang Lima, kemarin (8/3). Mereka menuntut agar pemerintah dapat menurunkan harga Sembako dan menghentikan kebijakan pro asing yang banyak menyengsarakan kaum perempuan dan kepentingan bangsa Indonesia. \"Saat ini, mayoritas perempuan Indonesia harus menghadapi gerbang kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pemerintah terus mempertahankan kebijakan yang sangat liberal dan pro-asing, kebijakan neoliberalisme atau penjajahan gaya baru. Akibatnya, harga BBM, LPG, listrik, air, biaya kesehatan, pendidikan, dan bahkan beberapa hari ini harga Sembako terus meroket naik. Dan kenaikan itu hanya menguntungkan asing,\" kata Koordiantor Aksi, Valentina Edellwis, kepada BE, usai aksi. Aktifis API Kartini Bengkulu ini menjelaskan, sebanyak 62 persen dari total penduduk miskin Indonesia yang mencapai 120 juta jiwa versi Bank Dunia adalah kaum perempuan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 63 persen lumbung kemiskinan berada di desa-desa, dan 47 persen kemiskinan berada di perkotaan. \"Kemiskinan di desa dan dampak urbanisasi ditimbulkan akibat masifnya praktek neoliberalisme, berupa perampasan tanah. Dalam hal ini, negara gagal melindungi sumberdaya rakyat di desa-desa, khususnya pertanian yang menjadi sumber pekerjaan bagi kaum perempuan,\" sampainya. Sementara Koordinator Kohati Bengkulu, Kurniana, mengatakan, mereka juga menuntut pejabat negara yang terbukti melakukan tindakan amoral dan asusila terhadap perempuan, seharusnya tidak dibiarkan untuk kembali memimpin. \"Bila masih dibiarkan memimpin, negara sudah memberi contoh buruk kepada seluruh rakyat dalam hal melindungi hak-hak kaum perempuan,\" ungkapnya. Ia menambahkan, menurut data PBB, separuh dari perempuan di dunia tidak menikmati akses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Uni Antar Parlemen menyebutkan, rata-rata keterlibatan kaum perempuan di dunia yang berada dalam ruang politik hanya 19,5 persen. \"Karenanya kami akan terus mendukung perjuangan kaum perempuan di setiap negara untuk mendapatkan kesetaraan dengan mendukung pemberlakuan Undang-Undang perlindungan kaum perempuan,\" pungkasnya. Aksi massa yang umumnya diikuti oleh para mahasiswi dari sejumlah perguruan tinggi di Bengkulu ini menjadi perhatian menarik bagi para pengguna Jalan Soeprapto. Tidak hanya menggelar orasi, massa juga membagikan selebaran dan padi sebagai simbol bumi pertiwi. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: