3 Pokok Diskusi Pemuda ASEAN dan Jepang
Seputar ASEAN - Japan Youth Forum (AJYF)
BENGKULU, BE - Di hari ketiga menginjakkan kaki di Bumi Raflesia, 100 remaja perwakilan dari negara ASEAN dan Jepang hari ini berdiskusi dengan mengangkat 3 pokok bahasan, Jumat (6/3). Seratus pemuda ASEAN - Japan Youth Forum (AJYF) dibagi atas 3 kelompok diskusi dengan bahasan dan ruangan yang berbeda. Adapun pokok bahasan yang mereka diskusikan sejak pukul 08.00 WIB meliputi masalah kemanan politik, ekonomi dan sosial budaya.
\"Hari ini sesuai agenda yang kita rencanakan 100 pemuda ASEAN dan Jepang mengadakan diskusi dengan mengangkat 3 pokok bahasan berbeda. Setiap perwakilan pemuda harus memiliki satu ide gagasan yang relevan dengan tema,\" jelas Goerge Lantu, Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN saat diwawancarai BE.
Saat BE berkunjung ke salah satu ruang forum, terlihat puluhan remaja sedang membahas ide gagasan yang diajukan perwakilan dari pemuda Indonesia. Mereka membahas rencana aksi berkelanjutan untuk kemitraan antar negara ASEAN dan Jepang. Tanya jawab serta saran dipersilahkan dalam forum tersebut. Selain itu pembenaran tata bahasa yang dibimbing langsung oleh Goerge juga menjadi fokus mereka.
Menariknya saat diskusi, para remaja mengetahui isu terbaru yang sedang terjadi di negara ASEAN seperti masalah korupsi, narkoba, dan perdagangan manusia. Kita ketahui bersama semua masalah tersebut terbilang aktual dan marak diberitakan oleh media termasuk di Indonesia. Di Indonesia kasus korupsi semakin menjadi-jadi hingga merambah ke kalangan penegak hukum. Penyalahgunaan narkoba pun demikian, peredaran narkoba antar negara ASEAN masih sering terjadi.
Nah, semua masalah itu lah yang menjadi fokus dari remaja ini. Ide dan gagasan mereka mengenai solusi dari permasalahan tersebut dituangkan dan dibahas bersama- sama dalam forum.
Diharapkan Goerge, nantinya gagasan mereka bisa direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah. \"Ide dan gagasan yang telah didiskusikan bersama di forum ini diusulkan kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan pemecahan masalah,\" lanjut Goerge.
Dalam diskusi ini, selain 100 peserta AJYF turut hadir sebagai pembimbing dari perwakilan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia, perwakilan dari The Habibie Center dan Indonesian Student Youth Forum (ISYF) sebagai panitia. (adw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: