Puting Beliung di Kabawetan, Fenomena Langka

Puting Beliung di Kabawetan, Fenomena Langka

KABAWETAN, BE - Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kepahiang, Margiono MSi menyampaikan, musibah angin puting beliung yang terjadi di Desa Siderejo Kecamatan Kabawetan merupakan peristiwa yang langka. Pasalnya angin puting beliung biasa terjadi pada daerah pesisir dan bukan daerah pegunungan seperti di Kabawetan. \"Kalau kami menilai musibah angin puting beliung ini merupakan fenomena yang langka, pasalnya puting beliung biasa terjadi di derah pesisir seperti daerah pantai,\" ujar Margiono, Rabu (25/2). Dikatakannya, fenomena angin puting beliung diawali dengan adanya awan cumulunimbus (CB). Dimana sebelum kejadian biasanya kondisi cuaca terjadi perubahan secara drastis. \"Angin puting beliung itu seharusnya bisa dikenali sejak dini, karena gejala awalnya terlihat. Ketika awan putih berubah warna menjadi hitam pekat, masyarakat sudah harus waspada,\" terangnya. Disampaikannya, bersamaan dengan fase perubahan warna awan itu, kecepatan angin sudah berangsur kencang. Warga yang tinggal di rumah semi permanen sebaiknya tidak berlindung di dalam rumah, keluar aja lebih baik. Lebih baik menuju ke lapangan yang jauh dari pepohonan dan tiang listrik. \"Angin puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kilometer per jam dan berlangsung selama 5 hingga 10 menit,\" sampainya.

Gubenur Lapor Presiden \"gubernurDalam kesempatan itu, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd menyebut angin puting beliung yang terjadi di Desa Siderejo yang merupakan desa pemekaran dari Desa Tugu Rejo Kecamatan Kabawetan Kepahiang merupakan bencana yang berasal dari tuhan. Hanya saja terlepas dari bencana tersebut, pihaknya berharap tidak hanya pemerintah daerah dan provinsi saja yang bertanggung jawab, melainkan seluruh elemen masyarakat. \"Kalau berbicara soal jenis bencana, angin puting beliung ini merupakan bencana tuhan. Untuk saat ini kita harapkan pemerintah daerah bisa bertanggung jawab soal ini. Jika tidak tertanggulangi baru Pemerintah Provinsi bahkan presiden bertanggung jawab soal ini,\" ujar Junaidi usai melakukan peninjauan beberapa rumah yang menjadi korban bencana angin puting beliuang kemarin. Dikatakannya, mengenai bencana puting beliung ini, pihaknya akan melayangkan laporan kepada Presiden RI melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). \"Soal bencana puting beliung ini perlu kita laporkan kepada Presiden tentunya melalui pihak BNPB,\" terangnya. Disampaikannya, pihaknya sangat mengapresiasi seluruh masyarakat di Kabawetan yang mau saling tolong menolong melakukan perbaikan beberapa rumah warga yang menjadi korban dari musibah angin puting beliung ini. \"Kami sangat apresiasi langkah saling gotong royong yang dilakukan warga saat ini untuk membangun kembali rumah warga yang menjadi korban puting beliung,\" jelas Gubernur.

Gubernur dan Bupati Bantu Korban \"bupatipasca terjadinya bencana alam berupa angin puting beliung di Desa Sidorejo, Kabawetan, Kepahiang, diketahui sebanyak 40 rumah warga setempat mengalami kerusakan dan 5 diantaranya tidak lagi bisa dihuni. Disisi lain, Rabu (25/2) bantuan terhadap para korban, baik dari Pemprov Bengkulu dan Pemkab Kepahiang ataupun pihak lainnya sudah mulai dikucurkan. Bantuan yang diberikan berupa paket lauk pauk, makanan siap saji, paket alat dapur, selimut, tenda, matras, seragam sekolah, family kit, terpal dan dan sejumlah bantuan lainnya, yang diberikan Pemprov Bengkulu, Pemkab Kepahiang, PMI, KNPI Kabupaten Kepahiang dan pihak lainnya. Disisi lain untuk material berupa seng, Pemkab Kepahiang memberikan 25 kodi, sementara Gubernur Bengkulu 50 kodi. Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Kepahiang Dr Drs H Bando Amin C Kader MM dan Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah pada waktu yang berbeda. \"Saya berharap bantuan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Meskipun demikian saya menekankan agar BPBD ataupun Dinsosnakertrans dan pihak lainnya turut mengawasi pendistribusian bantuan, supaya nantinya tidak terjadi keributan ditengah-tengah warga,\" ungkap Bando. Selain itu, lanjut Bando, perlu diperhatikan bantuan paling utama diberikan haruslah skala prioritas. Jadi benar-benar kebutuhan warga. \"Kalau nantinya kurang maka warga bisa menyampaikannya secara langsung, agar nantinya dicarikan solusi walaupun harus ngutang dulu. Saya rasa lebih baik kita ribut gara-gara berhutang, ketimbang ribut tetapi warga yang menjadi korban masih tetap harus hujan-hujanan karena kehilangan tempat tinggal,\" tegas Bando. Terpisah, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah mengatakan, sesuai dengan laporan dari BPBD Kabupaten Kepahiang tadi, untuk seng yang dibutuhkan sebanyak 75 kodi. \"Karena sudah ada bantuan 25 kodi, maka saya atas nama Gubernur memberikan 50 kodi lagi. Kalaupun masih ada pihak yang ingin memberikan bantuan jangan lagi seng, tetapi kasau ataupun material lain yang dibutuhkan warga,\" kata Junaidi. Ia menambahkan, atas peristiwa ini pihaknya berharap warga dapat bersabar, karena ini merupakan cobaan dari yang maha kuasa. \"Saya rasa tidak perlu berpanjang lebar, karena kedatangan kepala daerah disini pasti yang ditunggu itu bantuannya. Apalagi bantuan itu sangat dibutuhkan oleh para korban,\" demikian Junaidi. Sekedar mengingatkan, peristiwa angin puting beliung yang menghantam desa setempat terjadi Selasa (24/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Dalam peristiwa itu 5 rumah warga diantaranya Terubus, Waliman, Sunarno, Sudirman dan Kahono rusak parah dan tidak bisa lagi dihuni lantaran rata dengan tanah. Sedangkan 35 rumah lainnya kategori rusak sedang. Peristiwa itu menyebabkan seorang warga, Siwat, terpaksa dirawat di RSUD Kepahiang lantaran tertimpa reruntuhan bagian atap rumah miliknya.

Warga Gotong Royong \"wargaSementara itu, beberapa korban bencana puting beliung dengan dibantu beberapa warga melakukan perbaikan dengan pemasangan atap seng rumah warga yang terkana musibah angin puting beliung. Pengerjaan pemasangan seng ini dilakukan warga dengan cara swadaya dan gotong royong. \"Pemasangan seng ini harus segera karena apabila hujan maka semua peralatan warga yang ada dalam rumah bisa rusak,\" ujar salah seorang warga Eko. Disampaikannya, begitu mendapat bantuan seng dari Pemkab Kepahiang, pihaknya dibantu dengan beberapa warga dari desa tetangga melakukan pemasangan seng secara langsung. \"Kami selaku warga sangat terbantu dengan adanya bantuan seng dan bantuan lainnya yang diberikan kepada kami saat ini,\" jelasnya.(505)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: