Puteri Indonesia 2015, Sosok yang Tak Pernah Patah Arang

Puteri Indonesia 2015, Sosok yang Tak Pernah Patah Arang

\"044621_985302_anindya_Kusuma_Putri_dl\"ANINDYA Kusuma Putri, 23, akhirnya berhak mengenakan mahkota Puteri Indonesia 2015.  Wakil Jawa Tengah tersebut berhasil menyisihkan empat finalis lain dalam Malam Puncak Pemilihan Puteri Indonesia 2015 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, tadi malam (20/2). Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang itu pernah menjuarai Gadis Sampul 2008. Perempuan yang akrab disapa Anin itu mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia Jawa Tengah pada 2011. Dia berhasil menjadi juara kedua. Pemenangnya kala itu adalah Maria Selena yang kemudian menjadi Puteri Indonesia 2011. Tak patah arang, gadis yang sangat aktif di bidang basket dan bulu tangkis tersebut ikut lagi dan berhasil menjadi Puteri Indonesia 2015. Kemenangan Anindya diperoleh dengan menyisihkan 36 finalis lainnya (Pemilihan Puteri Indonesia 2015 diikuti 37 finalis) yang bersaing memperebutkan mahkota Puteri Indonesia dalam acara yang bertema Maha Jawa tersebut. Dimulai pukul 20.00, Choky Sitohang dan Rahma Landy membuka ajang kecantikan itu dengan penampilan catwalk seluruh finalis. Juga ditampilkan best national costume dari 3E, yaitu Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira, Puteri Lingkungan 2014 Elfin Pertiwi, dan Puteri Pariwisata 2014 Estelita Liana, yang semakin memeriahkan acara yang dipadati sekitar seribu penonton tersebut. Sepuluh orang juri di antaranya Budiman Sudjatmiko, Dwiki Dharmawan, Happy Farida, Reza Rahadian, dan Mega Angkasa lantas memilih 10 besar Puteri Indonesia. Mereka antara lain Lestari Adelia wakil dari Jawa Barat, Riska Edith Suzani (Jambi), Moriska Ramadhani Tamunu (Sulawesi Tengah), Caroline Theresia Noge (Nusa Tenggara Timur), dan Gresya Amanda (Sulawesi Utara). Lima lainnya adalah Chintya Fabiola (Kalimantan Barat), Stephanie Yoe (DKI Jakarta 5), S. Olvah Alhamid (Papua Barat), Laras Maranatha (Lampung), dan Anindya Kusuma Putri (Jawa Tengah). Finalis yang masuk 10 besar Puteri Indonesia tersebut kemudian menjalani sesi penjurian. Mereka diminta memilih pertanyaan, lalu menjawabnya. Pertanyaan itu bertema hukum, sosial, politik, dan budaya. Tidak hanya dari juri, pertanyaan juga berasal dari rekan mereka sesama finalis. Misalnya pertanyaan yang diajukan kepada wakil dari Jambi. Riska menjawab pertanyaan soal setuju tidaknya dirinya dengan proses hukuman mati di Indonesia. \"Saya setuju dengan hukuman mati. Lebih baik menghilangkan satu orang pelaku daripada menghancurkan pemuda bangsa,\" jawabnya tegas disambut riuh penonton dan pendukungnya. Dalam sesi tersebut, juri memilih lima finalis untuk masuk sebagai 5 besar Puteri Indonesia. Mereka adalah wakil dari Sulawesi Utara, Papua Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Jawa Tengah. (dod/c9/end)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: