Residivis Tewas Gantung Diri di Rutan
PASAR MANNA, BE – Warga binaan Rutan Kelas II B Manna, Bengkulu Selatan (BS), Jumat (23/1) siang sekitar pukul 13.00 WIB dihebohkan dengan ditemukannya salah satu tahanan sudah tergantung di dalam kamar rutan nomor 24 dengan kondisi sudah tidak bernyawa lagi.
Tahanan yang tewas tergantung itu oleh dilihat pegawai rutan yang mau membuka ruang tahanan setelah sebagian tahanan usai menjalankan salat Jum’at secara berjamaah di masjid dalam rutan.
“Kami mengetahui ada warga binaan yang sudah tewas tergantung dengan leher terikat tali pancing jala di kamarnya setelah kami usai salat Jumat berjamaah,” kata Kepala Rutan kelas II B Manna BS, Sony Sofyan BCIp S Sos Msi, kepada BE.
Menurut Sony, sebelumnya sekitar pukul 11.30 WIB, semua warga binaan pergi ke masjid untuk menjalankan salat Jumat berjamaah. Hanya saja saat itu korban yang diketahui bernama Dian Aprizal (23), warga Desa Keban Agung, Kedurang yang merupakan residivis pelaku spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini dan sudah 4 kali masuk rutan tidak ikut salat Jum’at dengan alasan kaki kanannya masih sakit akibat ditembak polisi saat ditangkap 7 oktober 2014 lalu.
Lalu setelah semuanya usai salat, petugas rutan pun membuka kembali ruang tahanan, ternyata pada ruang tahanan kamar nomor 24 korban sudah terlihat tergantung. Pihak Rutan kemudian melapor ke Mapolres BS.
“Mendatangi korban sudah tergantung, kami langsung menghubungi polisi,” terang Sony.
Sementara itu, Kapolres BS, AKBP Abdul Muis SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Mars Suryo SIK mengaku pihaknya sudah langsung ke lokasi setelah mendapat informasi ada tahanan yang gantung diri di Rutan.
Saat Kasat dan tim identifikasi tiba di lokasi, korban masih dalam posisi semula yakni sedang tergantung di kamar, dengan tali diikatkan pada jeruji ventilasi atau lubang udara di kamar korban. Tali yang digunakan korban merupakan tali pancing sudah dibuat jala ikan sepanjang 1,5 meter dengan ketinggian kaki dari lantai kamar sekitar 30 cm. Setelah itu mayatpun diturunkan dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.
Dikatakan Kasat, dari hasil identifikasi dan autopsi pihak rumah sakit, diketahui pada dubur korban keluar kotoran dan kemaluan keluar air kencing serta lidah terjulur keluar. Selain itu pada tubuh korban tidak ditemukan adanya bekas benturan benda tumpul.
“Hasil indentifikasi dan autopsi rumah sakit, kami berkeyakinan jika korban tewas murni karena gantung diri, namun untuk mengetahui motif korban mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, masih kami selidiki,” terang Mars Suryo.
Salah satu teman korban yang sama-sama terlibat pada kasus pencurian sepeda motor yang sama yakni Nopri, kepada BE menuturkan, sebelum gantung diri kemarin, Ap sapaan akrab korban sempat menuturkan kepada dirinya jika korban sedih dengan tuntutan yang dibacakan jaksa penuntut umum (JPU) pada sidang di Pengadilan Negeri Manna, Selasa (20/1) lalu.
Pasalnya Ap dan pelaku curanmor yang lain bersama korban dituntut selama 8 tahun penjara. Setelah mendengar tuntutan tersebut, korban menjadi kurang bersemangat dan seakan putus asa. Kemudian saat Nopri dan Ap minum teh di kantin Rutan, korban menceritakan jika pertemuan itu mungkin yang terakhir. Sebab tuntutan itu sangat lama.
“Saat kami minum teh di kantin pagi tadi (kemarin red), korban menuturkan kebersamaan kami minum teh bersama mungkin yang terakhir karena merasa tuntutan terlalu tinggi, mungkin itulah pertanda korban mau akhiri hidup dengan gantung diri,” terang Nop.
Sekedar mengingatkan, sebelumnya Ap dan Nop warga Kaur serta Asri warga Kota Manna ditangkap pada 6 Oktober 2014 lalu. Mereka ditangkap karena terlibat aksi pencurian sepeda bermotor yang meresahkan warga BS. Saat mau ditangkap, mereka berusaha kabur, sehingga Ap yang merupakan panggilan dari Dian Aprizal kabur sehingga dihadiahi timah panas pada kakinya. (369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: