Tarif PDAM Ditangan Walikota

Tarif PDAM Ditangan Walikota

BENGKULU, BE - Kembali turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) hari ini (19/1) tak menyurutkan langkah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Bengkulu untuk memberlakukan kenaikan tarif pelayanan jasa air bersih. Direktur Umum PDAM Tirta Dharma, H Sjobirin Hasan SE MBA, mengatakan, meski harga BBM turun, namun biaya operasional yang perusahaan yang dikeluarkan tetap meningkat. \"Katakan lah BBM turun, tapi yang lain tetap tidak turun. Kami bahkan lebih dominan ke tarif listrik yang terus naik. Beban operasional kami baik di IPA Surabaya dan IPA Air Nelas juga terus meningkat. BBM memang ada pengaruh, tapi bukan yang primer,\" kata Sjobirin, Minggu (18/1). Dia menjelaskan, tingkat inflasi di Kota Bengkulu selalu meningkat setiap tahun. Meski saat ini harga BBM turun, namun sejak PDAM menaikan tarif pada tahun 2012, perusahaan plat merah milik Pemerintah Kota ini harus menanggung beban besar karena terjadinya kenaikan BBM dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter. \"Sementara operasional listrik kami dulunya hanya sekitar Rp 600 juta. Tapi sekarang sudah sampai Rp1 miliar. Kalau neraca pengeluaran dan pemasukan sudah tidak lagi berimbang, perusahaan ini bisa tutup,\" imbuhnya. Meski demikian, Sjobirin melanjutkan, pihaknya sepenuhnya menyerahkan persoalan ini kepada Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE MM. Namun ia memastikan bahwa usulan ini telah disetujui oleh Badan Pengawas (Bawas) PDAM Tirta Dharma yang dipimpin oleh Pelaksanatugas (Plt) Sekretaris Kota (Sekkot) Bengkulu, Drs H Fachruddin Siregar MM. \"Dalam soal tarif ini kami mengacu dengan tara cara penetuan tarif sebagaimana yang diatur dalam PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 23 Tahun 2006. Kami tidak bisa semena-mena. Namun sudah disetujui Bawas. Nanti Bawas yang akan membawanya kepada walikota. Semua teergantung walikota sendiri sebagai pemilik. Apapun yang jadi keputusan walikota, kami akan ikuti,\" imbuhnya. Naiknya tarif PDAM ini sebenarnya mendapatkan penolakan dari DPRD Kota Bengkulu. Adalah Fraksi Gerakan Indonesia raya (Gerindra) DPRD Kota Bengkulu secara tegas menentang pemberlakukan kenaikan tarif mengingat masih rendahnya daya beli masyarakat di Kota Bengkulu. Ketimbang melakukan kenaikan tarif, Fraksi Gerindra DPRD Kota menyarankan agar PDAM Tirta Dharma melakukan efisiensi. \"Kami sebenarnya yakin pihak dewan memiliki semangat yang sama dengan kami untuk bagaimana memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Tentunya setiap masukan menjadi bahan pertimbangan bagi kami. Misalnya selama ini dewan mendesak agar PDAM memberikan sumbangan PAD. Hal itu kami lakukan dengan menyetorkan PAD sebesar Rp180 juta pada tahun 2014 yang lalu,\" pungkas Sjobirin. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: