Organda Tolak Ongkos Turun
BENGKULU, BE - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bengkulu menyatakan akan melakukan kajian terhadap ongkos atau tarif angkutan kota (Angkot). Kajian ini menyusul diturunkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium atau RON 88 oleh pemerintah pusat dan mulai berlaku per 1 Januari 2015 pukul 00.00 WIB. Kepala Dishubkominfo Kota Bengkulu, Selupati SH, mengatakan, pihaknya tidak bisa melakukan revisi tarif Angkot secara sepihak. Ia mengatakan, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bengkulu. \"Sejauh ini kita masih mengkaji apakah akan diturunkan kembali atau tetap seperti skema tarif yang sudah pernah kita berlakukan. Untuk menentukan ini, perlu kesepakatan bersama dengan pihak Organda Kota. Kita sudah berinisiatif untuk melakukan koordinasi tapi beberapa hari ini kurang efektif karena masih dalam suasana liburan,\" kata Selupati, Minggu (4/1). Ia menjelaskan, tarif Angkot tidak serta merta dihitung berdasarkan harga BBM. Terdapat indikator lainnya seperti biaya hidup para pengemudi Angkot serta harga-harga suku cadang kendaraan yang tinggi termasuk dalam komponen perhitungan tarif. \"Masalahnya harga suku cadang kendaraan juga ikut terpengaruh oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Hal-hal seperti ini harus dibicarakan dengan banyak pihak. Agar tidak menimbulkan gejolak di kemudian hari,\" ungkapnya. Berdasarkan perhitungan sejumlah variable yang ada, lanjutnya, pihaknya cukup mengalami dilema untuk menetapkan tarif angkot yang baru sesuai dengan penurunan harga BBM ini. Namun karena Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta pelaku usaha, termasuk yang bergerak dalam bidang transportasi, menyesuaikan tarif atau harga jual dengan harga bahan bakar minyak yang baru, pihaknya akan menindaklanjuti permintaan tersebut. \"Kalau kenaikan Rp 2.000 kemarin kalkulasinya sederhana. Dengan perhitungan-perhitungan matematis, kenaikan tarif rata-rata Rp 1.000 dinilai masuk akal sehingga mudah untuk diputuskan. Sementara BBM turunnya sekarang hanya Rp 900. Kalau misal kita gunakan persentase, katakan tarif lama Rp 4.000 dan nanti kita tetapkan tarifnya turun menjadi Rp 3.750. Jelas ini sulit,\" tuturnya. Sementara pihak Organda Kota Bengkulu menolak menurunkan tarif Angkot. Menurutnya, penurunan harga BBM saat ini tidak signifikan. Pihaknya bersedia untuk merivisi tarif Angkot yang baru bilamana ada kenaikan harga BBM secara signifikan, atau turun secara signifikan. \"Kita tetap akan bertahan dengan skema umum Rp 4.000, mahasiswa Rp 3.000 dan pelajar Rp 2.000. Kami tidak akan merubah hal ini. Karena kita tidak tahu apakah turunnya harga minyak ini selamanya atau tidak. Karena informasi yang kami terima, bulan Februari 2015 ini akan naik lagi menjadi Rp 15.000 per liter,\" ujar Ketua Organda Kota Bengkulu, Maharyadi Johar. Ia membeberkan, persoalan ini telah ia komunikasikan dengan sebagian besar para sopir Angkot se-Kota Bengkulu. Berdasarkan konsensus bersama, para sopir Angkot dan Organda Kota Bengkulu tetap akan mempertahankan skema tarif yang lama. \"Kemarin sudah kita hitung berdasarkan porsentase turun 10 persen sehingga tarif baru untuk umum menjadi Rp 3.800. Kalau misal ada penumpang yang membayar Rp 4.000 dan meminta uangnya dikembalikan Rp 200, bagi kami tidak masalah. Kalau ada supir angkot yang marah, silahkan laporkan kepada Organda. Saya sudah mendapatkan banyak aspirasi dari masyarakat, baik warga biasa maupun mahasiswa. Setelah kami jelaskan masalah ini mereka bisa mengerti,\" ungkapnya. Harga BBM bersubsidi terhitung mulai 1 Januari 2015 di seluruh SPBU di wilayah Kota Bengkulu sudah melakukan penurunan harga. Harga dari pemerintah saat ini Premium dari harga Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter, solar dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250 per liter, Pertamax dari Rp 9.950 per liter menjadi Rp 9.600 per liter, dan Pertamax Plus dari Rp 11.100 menjadi Rp 10.750 per liter. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: