Lumpuh 3 Bulan, Butuh Bantuan Dermawan
ARMA JAYA, BE - Nasib malang menimpa Muladi (37), warga Tebing Kaning Kecamatan Arma Jaya, Bengkulu Utara, niat hati ingin memeriahkan rangkaian kegiatan HUT RI yang ke-69 tahun pada bulan Agustus lalu. Tapi, musibah yang menimpanya, hingga mengakibatkan ia lumpuh dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun. \"Tepatnya tanggal 21 Agustus 2014 lalu, waktu itu sedang ada lomba panjat pinang dan saya ikut,\" ujar Muladi dengan suara pelan. Kondisi tubuhnya tampak lemah, karena telah 3 bulan menderita lumpuh. Meski telah lama sakit ia masih kuat untuk bercerita tentang kronologi kejadian musibah yang menimpa dirinya. Diceritakannya, pada 21 Agustus tersebut ia mengikuti lomba panjat pinang di desa tempat tinggalnya yakni Tebing Kaning. Namun petaka itu muncul ketika 4 rekannya yang berada di atas batanh pinang, jatuh menimpa dirinya. Saat kejadian itu juga, kedua kaki Muladi langsung tidak bisa digerakkan sama sekali, begitu juga dengan tangannya. Tulang belakangnya bergeser dan tulang pinggulnya retak. Saat kejadian itu ia pun dilarikan ke RSUD M Yununs di Bengkulu. Lalu ia dirawat inap selama satu minggu lamanya. Awal masuk kesana menggunakan biaya rawat umum, setelah itu barulah menggunakan kartu BPJS untuk meringankan biayanya. Setelah satu minggu di rawat inap, iapun pulang kerumah. Setelah pulang dari RS, oleh kerabatnya Muladi disarankan ke tempat terapi di Arga Makmur, karena menurut rekannya itu, terapi tersebut cukup manjur. Akhirnya, Muladi pun menuruti anjuran tersebut dan berobat ke terapi tersebut. Tapi tidak ada angsurannya, hingga akhirnya iapun berhenti berobat diterapi tersebut. Akhirnya pihaknya pun sekarang berobat dengan cara di Urut di Lubuk Saung Kecamatan Arga Makmur. \"Setelah diurut ini, sepertinya mulai ada perubahan, kaki kiri sudah agak bisa digerakkan,\" tuturnya. Karena kondisinya yang tidak bisa melakukan apa-apa ini, membuat perekonomiannya juga semakin sulit. Biasanya ia bekerja menjadi satpam di rumah dinas anggota DPRD BU Buyung Satria . Tapi, karena sakit iapun berhenti dari situ. Untuk mencukupi makannya sehari-hari, istrinya terpaksa menjadi buruh harian. Itupun kadang-kadang tidak maksimal, karena orang untuk mengurus Muladi tidak ada. Sementara anaknya sudah sekolah di SMP, inilah yang membuatnya pusing. Kepada BE ia menuturkan, harapannya hanya ingin cepat sembuh dan bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya. Untuk pemerintah dan dermawan yang ada, ia juga mengharapkan uluran tangan untuk biaya berobatnya. Karena saat ini, jangankan untuk biaya berobat, untuk makan sehari-hari saja ia sudah kesulitan.(927)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: