Kabut Asap, Pelajar dan PNS Diliburkan
KEPAHIANG, BE - Kiriman kabut asap dari provinsi tetangga mulai mengganggu aktivitas tak hanya di Kota Bengkulu saja. Tapi juga menyelimuti beberapa kabupaten seperti Kepahiang dan Bengkulu Utara. Wakil Bupati (Wabup) Kepahiang Bambang Sugianto SH MH menyampaikan Pemkab Kepahiang sudah melakukan langkah pencegahan untuk mengantisipasi kabut asap kiriman yang saat ini masuk wilayah Kepahiang. Seperti pembangian masker yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepahiang dan juga menghidupkan lampu jalan sampai dengan pukul 10.00 WIB siang. \"Kalau sampai sebulan kedepan, kabut asap terus terjadi di Kepahiang, mau tidak mau kita harus cepat mengambil langkah. Bisa saja sekolah dan PNS kita liburkan nantinya, karena terus terang saja adanya kabut asap kiriman ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat,\" ujar Wabup Rabu (15/10) kemarin. Dikatakannya, dari data yang diterima pihaknya sampai dengan saat ini, kabut asap yang ada di Kepahiang bukanlah dari aktivitas pembakaran hutan yang dilakukan oleh warga. \"Kabut asap ini kiriman dari wilayah lain, tepatnya dari Provinsi tetangga seperti Palembang, Jambi dan Riau. Kalau warga kita, sama sekali tidak ada yang melakukan aktivitas pembakaran lahan untuk memulai musim tanam pasca kemarau,\" jelas Wabup. Menurutnya, dengan kondisi kabut asap yang terjadi di Kepahiang saat ini, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kepahiang untuk berhati-hati dalam berkendara di jalan raya, mengigat jarak pandang yang sangat pendek. Dan juga bagi masyarakat yang melakukan aktivitas diluar rumah untuk tetap menggunakan masker untuk mencegah inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA). \"Dengan kondisi Kepahiang yang dipenuhi kabut asap saat ini, kami harapkan agar masyarakat bisa waspada khususnya dalam melakukan aktivitas diluar rumah. Ini untuk mencegah terjangkitnya penyakit ISPA atau kemungkinan terburuk lainnya,\" terang Wabup. Hujan, Kabut Asap Tetap Ada Sementara itu, pada pukul 14.00 WIB kemarin, Kabupaten Kepahiang diguyur hujan ringan. Menariknya dengan turunya hujan ini tidak membuat kabut asap yang terdapat di Kepahiang hilang. Disisi lain, turunya hujan ini disambut para petani di Kepahiang lantaran memudahkan pihaknya untuk memulai musim tanam dilahan miliknya. \"Turunya hujan ini memudahkan kami untuk bercocok tanam, diawal musim tanam saat ini. Hanya saja turunya hujan ini tidak membuat kabut asap hilang sehingga jarak pandang diwilayah ini hanya sekitar 20 meter saja,\" ujar Rodi (32) petani sayuran di Kecamatan Kabawetan kemarin. Sementara itu, pihak manajeman RSUD Kepahiang membantah pernyatakan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepahiang yang menyampaikan penderita Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di Kepahiang saat ini meningkat hingga 50 persen. Direktur RSUD Kepahiang Tajri Fauzan SKM MSi menyampaikan jumlah angka kungjungan pasien ISPA di RSUD Kepahiang sama sekali tidak ada. \"Kalau penderita ISPA meningkat sampai 50 persen seperti yang disampaikan oleh pihak Dinkes, itu sama sekali tidak benar. Karena sampai dengan saat ini pihak rekam medik RSUD Kepahiang tidak pernah menerima pasien penderita ISPA,\" ujar Tajri kemarin. Dikatakannya, penyakit ISPA merupakan penyakit ringan yang bisa ditangani sendiri oleh masyarakat dengan meminum obat. Penderita ISPA sendiri biasanya langsung berobat di Puskesmas dan bukan berobat ke RSUD. \"Mungkin kalau di Puskemas ada penderita ISPA, tapi bisa kami jamin angka penderitanya tidak sampai meningkat hingga 50 persen seperti yang disampaikan oleh pihak Dinkes kemarin,\" terang Tajri. Waspada Sementara itu kabut asap di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara mulai dirasakan warga mulai Senin (13/10) pagi. Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Utara Efendy Agusyansyah, AP. MSi saat BE konfirmasi mengatakan, masyarakat tetap waspada pada kabut kiriman tersebut.\" Kabut itu kiriman dari provinsi tetangga, kalau untuk di BU sendiri tidak ada titik api yang ditemukan, dari Provinsi juga belum ada yang menemukan titik api di Bengkulu,\" tuturnya. Ditambahkannya, kabut asap di Bengkulu Utara belum terlalu mengkhwatirkan, karena jarak pandang masih lebih dari dua meter. Jika jarak pandang telah kurang dari dua meter, barulah hal itu membahayakan bagi masyarakat. Namun untuk saat ini masyarakat tetap diminta waspada, tapi tidak usah terlalu khawatir. Sebab, dengan turunnya hujan, akan mengurangi sedikit dari dampak kabut asap kiriman tersebut. \" Kita ini hanya kena imbas saja, titik api belum ditemukan,\" tegasnya. Menurutnya, jika kabut asap ini semakin membahayakan untuk kedepannya, maka akan segera ditidaklanjuti menurut prosedur yang berlaku. Sebelumnya laporan dari BMKG stasiun Meteorologi Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, jarak pandang ditengah kepungan asap dari sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu ini mencapai 2 hingga 4 kilometer. \"Disamping itu, kondisi awan saat ini memang agak gelap, atau awan menengah sehingga membuat kondisi udara agak kabur,\" kata Prakirawan BMKG stasiun Meteorologi Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Haris Syahid. Menurutnya, selama awan menengah masih menggantung di langit Kota Bengkulu, kondisi ini masih akan terus terjadi. Namun kondisi ini masih dalam koridor aman dibandingkan dengan wilayah Palembang dimana pencemaran udara akibat kabut asap telah mencapai angka 834. Dengan demikian, sambung Haris, pihaknya saat ini belum memberikan early warning atau peringatan dini kepada warga masyarakat Bengkulu. Hanya saja, pihaknya mengimbau agar warga masyarakat dapat berhati-hati terhadap tingginya gelombang dan angin laut. \"Pekan yang lalu gelombang ombak mencapai 4-5 meter. Mungkin dalam 3 hari atau seminggu ke depan turun sekitar 3 meter. Angin kencang rata-rata berkekuatan 18 knot atau 21 mph atau 36 km per jam,\" ungkapnya.(927/505)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: