Petani Benteng Mulai Tinggalkan Kopi

Petani Benteng  Mulai Tinggalkan Kopi

BENTENG, BE - Komoditi tanaman  kopi di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), yang pernah mengalami kejayaan antara tahun 1970 hingga 2000. Namun,  saat ini tanaman kopi dibeberapa kecamatan.  Seperti,  di kecamatan Taba Penanjung, Merigi Kelindang dan Kecamatan Karang Tinggi  mulai ditinggalkan para petani. Hal itu disebakan hasil panen yang kian tahun kian menurun. Tak hanya itu akibat hasil perkebunan lainnya seperti kebun karet dan kelapa sawit yang kian menjanjikan, membuat warga mengubah kebun kopi menjadi  kebun kelapa sawit dan kebun karet. Edi, petani kopi di Kecamatan Merigi Kelindang, menuturkan pada tahun 1970- an lalu kebun kopi merupakan komoditas utama di kecamatannya. Tetapi saat ini para petani mengubah kebun kopi menjadi kebun kelapa sawit, kebun durian, kebun karet. Hal itu dilakukan setiap tahunnya hasil kopi selalu turun.\" Faktor utamanya, disebabkan petani kesulitan mendapatkan bibit,\" ungkapnya. Edi menjelaskan,  tak hanya  kesulitan mendapatkan bibit saja. Namun, juga  kondisi tanah yang kurang cocok untuk ditanam kopi. Karena, tanah sudah tidak subur lagi untuk menanam kopi tersebut. Kemudian, membuat petani meninggalkan komoditi unggulan tersebut.  \"Kondisi tanah di Benteng sangat berbeda dengan kondisi tanah di Kepahiang. Tanah dibenteng ini agak kemerahan. Sedangkan di Kepahiang, tanahnya hitam subur,\" ujar Edi Petani kopi lainnya, Rusli menambahkan saat ini sedang musim paceklik, tanaman karet tak menghasilkan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Kebun durianpun diserang hama ulat. Kini warga hanya mengandalkan kebun kelapa sawit saja. Yang berakibat banyak warga kini beralih profesi menjadi kerja harian lepas. \" Petani kopi beralih menjadi buruh,\" timpalnya. Ia menambahkan, harapan petani, pemda maupun dinas terkait, agar dapat mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi petani. Contohnya, dengan memberikan bantuan bibit, sarana penunjang dan lainnya. Sehingga, petani tak mengalami masa panceklik atau sulit, seperti saat ini. \" Akibat tidak ada penghasilan, sehingga meningkatkan aksi kriminal,\" tegasnya. (111)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: