100 Rumah Terancam Abrasi
BENTENG, BE - Sebanyak sekitar 100 unit rumah warga, yang terletak di Desa Pondok Kelapa II Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), terancam akan masuk ke muara sungai. Kondisi itu disebabkan abrasi sungai yang disebabkan pembesaran muara dikarenakan faktor iklim. \"Saya yakin, jika dalam kurun waktu 1 tahun lagi tidak ada solusi, 100 rumah warga ini akan terjun ke muara ini,\" ujar tokoh masyarakat Pondok Kelapa, Raja Mustika, kemarin. Menurut Mustika, kondisi saat ini di lapangan jarak antara rumah - rumah warga dengan bibir muara itu, hanya berjarak sekitar 25 meter saja. Sementara kikisan air yang berasal dari ombak laut lepas, secara langsung menghantam daratan. Secara otomatis, jarak 25 meter ini akan habis dikikis oleh derasnya arus air laut tersebut. \"Kami sudah sering mengajukan baik kepada Pemda Benteng, maupun dinas terkait ataupun Pemprov terkait abrasi ini. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapannya,\" bebernya. Hal yang sama diutarakan oleh imam masjid Baitul Sadikin, M. Rosdan. Dikatakannya, solusi yang tepat harus diambil langkah oleh balai air wilayah VII Sumatera, adalah dengan melakukan pemasangan bronjong dan pemecah gelombang. Dengan demikian, abrasi yang mengancam 100 rumah warga ini dapat teratasi secara maksimal. \"Solusinya, harus dipasang bronjong atau pemecah ombak,\" terangnya. Dijelaskan Rosdan, warga sekitar sudah mengatasi persoalan itu dengan cara memasang bronjong yang berasal dari kayu - kayu dan diletakan di sepanjang muara yang rentan terkena abrasi tersebut. Hanya saja, langkah antisipasi warga itu, tidak maksimal dikarenakan kuatnya arus air laut lepas tersebut. Sehingga, membuat kayu - kayu itu terseret oleh air laut lepas tersebut. \"Sudah kami pasang dengan kayu besar pak, tapi masih saja tidak mampu menahan debit air yang begitu besar,\" timpalnya. Ia menambahkan, oleh sebab itu, diminta kepada pihak Balai Air Wilayah VII Sumatera ini untuk terjun ke lapangan guna melakukan pengecekan dan melihat langsung kondisi di lapangan. Karena, jika sudah terjadi untuk apa lagi dilakukan tindakan antisipasi. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan pencegahan dari saat dini. \"Kalau sudah terjadi, apakah baru akan dilakukan antisipasi,\" tanyanya. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Balai Air VII wilayah Sumatera Provinsi Bengkulu, hingga saat belum berhasil dikonfirmasi. Sehingga, penjelasan terkait persoalan ancaman abrasi yang ditakutkan warga ini belum mendapatkan penjelasan. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: