Perintah Tembak Rampok Didukung

Perintah Tembak Rampok Didukung

BENGKULU, BE - Langkah Kapolda Bengkulu, Brigjend Pol Tatang Somantri yang menginstruksikan tempat bagi pelaku perampokan di Binduriang, Rejang Lebong menuai dukungan. Salah satunya datang dari anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Daerah Pemilihan (Dapil) Rejang Lebong dan Lebong, Arsop Dewana SE. Menurutnya, sebagian besar masyarakat Provinsi Bengkulu yang melintas di kawasan Lembak tersebut memang sudah sangat resah dengan maraknya aksi perampokan yang terjadi di daerah tersebut. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, namun aksi perampokan masih juga terjadi. \"Instruksi tempat di tempat oleh Kapolda terhadap pelaku perampokan itu adalah bentuk sayangnya Kapolda kepada masyarakat Lembak. Tujuan Kapolda bukan membasmi orang Lembak yang terlibat dalam kejahatan, melainkan agar masyarakat Lembak sadar dan menghentikan aktivitasnya,\" kata Arsop saat dihubungi BE via telepon seluler, kemarin. Ia juga mengaku tidak mengerti apa yang inginkan masyarakat Lembak, sehingga belum juga meninggalkan perbuatan itu, padahal pembangunan di Lembak sendiri selalu meningkat dari tahun ke tahun. \"Saya tidak mengerti apa permasalahan yang terjadi, kalau dikatakan menuntut pembangunan tidak juga, karena pembangunan dari Pemkab Rejang Lebong terus bergulir setiap tahunnya. Kalau dikatakan penyakit masyarakat, tidak juga. Karena masyarakat di sana rata-rata berpenghasilan  tinggi, mengingat penghasilan masyarakat cukup tinggi karena disana merupakan penghasil karet dan kopi,\" paparnya. Politisi Hanura ini juga menyatakan, bahwa tindakan yang dilakukan masyarakat tersebut bisa mengganggu proses pemekaran Lembak yang saat ini tengah diproses oleh DPR RI. Jika keamanan tidak terjamin, maka bukan tidak mungkin pemekaran Lembak akan ditunda. \"Salah satu pemekaran itu kan daerahnya harus aman dan kondusif, nah kalau di Lembak bagaimana mau aman setiap orang lewat selalu ditodong di tengah jalan,\" ucapnya. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat Lembak untuk sadar bahwa melakukan perampokan bukanlah cara yang baik mencari nafkah untuk diberikan kepada anak dan istri. \"Saya mohon masyarakat Lembak agar meninggalkan kebiasaan yang tidak baik ini. Karena kalau bukan kita yang menjaga keamanan Lembak bukan lagi, jika kejahatan ini terus menerus dilakukan, maka akan merugikan kita sendiri sebagai masyarakat Lembak karena daerah kita tidak akan dilirik oleh orang,\" pintanya. Sementara itu, Ketua Keluarga Besar Pemuda Lembak Sembilan Community, Arman Suri mengaku kejahatan yang terjadi di Lembak dipengaruhi minimnya petugas keamanan yang ada di daerah itu. Menurutnya, dari 7 kecamatan yang ada, hanya baru ada 3 kantor Polisi Sektor (Polsek), itupun memiliki jumlah personel yang cukup terbatas. Arman juga memastikan, bahwa Lembak akan kondusif dan tingkat kriminalitasnya akan menurun jika Lembak sudah menjadi kabupaten. \"Menurut saya, kriminalitas ini bisa diredam dengan pemekaran Lembak. Karena kalau sudah dimekarkan, sacara otomatis petugas keamanan seperti polisi dan TNI semakin banyak ditugaskan di Lembak,\" akunya. Patroli Beranting Di bagian lain Polri mengagendakan agenda khusus untuk menanggulangi maraknya giat perampokan bahkan tak jarang berujung pembunuhan di kawasan jalur  tersebut. \"Prinsipnya Polri akan menyelesaikan masalah ini secara persuasif, paling tidak akan ada dua kegiatan yang akan dilakukan untuk mengamankan daerah Binduriang ini. Diantaranya menyimpan anggota di kawasan tersebut dan juga melakukan patroli beranting, maksudnya satuan patroli ini bergerak mulai dari setingkat Polsek yang akan patroli di pedalaman dan jalanan perkampungan,\" terang Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Joko Suprayitno, kemarin. Saat ini, lanjut mantan Kapolres Bengkulu ini, jajaran aparat Polres Rejang Lebong sebenarnya sudah melakukan kegiatan operasi pekat secara rutin. Namun, para pelaku kejahatan ini memang sudah hafal dan cerdik membaca situasi. Meskipun telah dijaga aparat, namun pelaku masih berhasil lolos melancarkan aksinya karena pelaku tahu saat-saat polisi tidak ada di lokasi. \"Ploting anggota sebenarnya sudah dilakukan, bahkan anggota Polri dirasa sudah cukup memadai, terlebih lagi dibantu juga dengan anggota TNI yang ada disana. Tapi para pelaku ini beraktivitas saat kosong. Pada saat kejadian Selasa lalu itu saja, sebenarnya Polres setempat baru saja melakukan operasi rutin,\" sambungnya. Disamping melakukan patroli beranting, Polres setempat juga diinstruksikan untuk melakukan komunikasi dengan SKPD Rejang Lebong. Hal ini bertujuan untuk merumuskan beberapa hal yang harus dilakukan untuk meminimalisir aksi nekat para bandit Binduriang. \"Sejauh ini saya pikir alasan mereka melakukan kejahatan ini bukan semata faktor ekonomi saja, karena daerah di Binduriang itu cukup kaya akan sumber daya, tapi kemungkinan besar ada faktor lain, hal ini lah yang coba kita carikan solusinya bersama-sama,\" sambungnya. Untuk menjaga keamanan, Perwira dengan dua melati emas dipundak ini, juga mengimbau agar masyarakat yang ingin melakukan perjalan di lintas rawan rampok tersebut untuk berkoordinasi dengan kepolisian agar bisa dibantu pengawalan. Selain itu, para pengendara juga hendaknya tidak melakukan perjalanan sendirian, terlebih lagi di waktu rawan seperti malam hari. \"Selain itu, kami juga minta bantuan masyarakat Binduriang untuk terus menjalin komunikasi dengan Polri dalam pengungkapan aksi-aksi kejahatan ini, supaya stigma negatif yang melekat itu bisa lepas,\" demikian Joko. (609/400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: