Kehadiran Shane Filan Obati Keruinduan Fans Westlife di Jakarta
JAKARTA – Kerinduan penggemar Westlife melihat penampilan boyband idolanya mungkin bisa terobati lewat kedatangan Shane Filan, 35, ke Jakarta. Setelah Westlife bubar pada 2012, Filan bersolo karir dan merilis album debut, You and Me, November tahun lalu. Tadi malam pria ramah kelahiran Sligo, Irlandia, 5 Juli 1979 tersebut merampungkan konsernya di Upperroom Annex Building, Jakpus. Dalam rangkaian You and Me Asia Tour, Jakarta menjadi kota pertama yang disinggahi. Berikut obrolan dengan Filan di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Jumat (12/9). Bagaimana rasanya kembali ke Jakarta? It’s great. Para fans ternyata belum lupa dengan saya (tertawa). Setelah terbang selama 15 jam, lalu disambut banyak fans, rasanya luar biasa. Apalagi, kedatangan kali ini sangat penting bagi saya. Ini tur solo pertama ke Asia. Oktober tahun lalu saya ke sini untuk promo single, kali ini tur album. Jakarta selalu menyenangkan. Bakal seperti apa tur Asia ini? Kami mulai dari Jakarta, finis di Manila, Filipina. Konser-konsernya dirancang intim untuk 500–600 penonton. Karena ini album pertama, saya ingin berinteraksi lebih dekat dengan penggemar. Tentu akan berbeda dengan konser di panggung besar. Saya membawakan enam atau tujuh lagu dari album baru, lagu Westlife sekitar 9–10. Juga, beberapa lagu penyanyi lain yang saya cover. Ada lagu Avicii dan lagu The Beatles, Let It Be. Berbicara tentang Westlife, adakah rencana untuk tampil bersama lagi, seperti permintaan banyak fans? Well… banyak sekali yang menanyakan itu kepada saya. Tapi, jujur, saya tidak bisa menjawab ya atau tidak dan kapan. Yang bisa saya jelaskan saat ini, kami sama-sama sedang berfokus pada kegiatan masing-masing. Nicky punya program di radio di Dublin, saya dengan album solo, Kian juga punya project musik. Dan, belum ada pembicaraan untuk itu (reuni). Tapi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Di album You and Me, tempo lagu-lagunya lebih cepat daripada ketika di Westlife? Juga, ada sentuhan folk dan country? Ya, karena saya ingin lagu di album solo ini merefleksikan musik saya. Memadukan pop dengan folk, soul, dan country serta unsur alat musik tradisional Irlandia. Saya suka banjo dan ukulele. Saya membuat lagu-lagu yang bisa dinikmati di kafe sambil santai, tapi juga bisa mengguncang di venue yang besar. Bagaimana proses kreatif pembuatan albummu? Saya menulis semua lagu, bekerja sama dengan penulis lain. Lagu-lagu di album ini banyak terinspirasi dari keluarga, terutama istri saya yang hebat, Gillian (single pertama Everything to Me didedikasikan Shane kepada sang istri). Anda sangat dekat dengan keluarga. Bagaimana menjaga komunikasi selama ditinggal tur? Komunikasi itu harus tetap di-maintain di mana pun kita berada. Kami melakukan Skype atau Facetime setiap hari. Setiap ada kesempatan, saya langsung mengontak mereka. Itu sangat penting untuk menjaga bonding antara ayah dan anak. Mereka bisa merasakan bahwa daddy-nya selalu punya waktu meskipun sedang berjauhan. Saya merasa diberkahi, punya keluarga yang hebat dan istri yang luar biasa. Kebiasaan ketika tur apa? Di tiap negara saya selalu mencicipi makanannya. Saya mencoba restoran terenak, bar terkeren. Kalau bisa, ada jeda hari supaya bisa keluar dan menikmati kota. Saya sangat suka bermain golf. Sayangnya, sepertinya kali ini saya tidak sempat bermain golf di Jakarta. Setelah dari sini, kami langsung lanjut ke Vietnam. Mungkin di lain waktu karena saya pasti akan sering-sering ke sini. (nor/c7/jan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: