Utamakan Ritual Tabot, Bukan Pasar Rakyat
BENGKULU, BE - Persiapan perhelatan Tabot tahun ini mulai dilakukan oleh Dinas Parisiwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Bengkulu dan Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) Bengkulu bersama pihak-pihak terkait lainnya. Kemarin (2/9) dilakukan rapat perdana persiapan pelaksanaan kegiatan Tabot 2014 di Disparbud Provinsi Bengkulu yang dikuti oleh Ketua KKT Ir Syafril Syahbudin, Kadisparbud Kota Bengkulu, Bujang HR, perwakilan dari Dishubkominfo kota dan provinsi serta berbagai pihak terkait lainnya. Dalam rapat yang berlangsung sekitar 2,5 jam itu menghasilkan beberapa kesimpulan, yakni pelaksaan Tabot tahun ini disepakati untuk mengedepankan kegiatan Tabot ketimbang Pasar Rakyat. Karena selama ini yang tonjolkan adalah pasar rakyat, sehingga historis kegiatan atau ritual Tabot sendiri nyaris tidak kelihatan. Hal ini cukup berdampak terhadap nilai budaya Tabot dimata pengunjung dari luar Bengkulu. Karena kebanyakan mereka menilai festival Tabot tak ubahnya pasar menjelang lebaran yang sangat padat pengunjung. Menurut Sekretaris Disparbud Provinsi Bengkulu, Buyung Asril, dengan adanya rapat koordinasi tersebut dapat memperbaiki kegiatan festival tabot, sehingga kekurangan tahun lalu tidak terulang kembali. \"Kita akan terus berinovasi, sehingga festival tabot ini semakin hari semakin baik dan mampu menarik simpati orang luar Bengkulu dan luar Indonesia,\" ungkapnya. Selain itu, yang menjadi titik perhatian dalam pagelaran festival tahunan ini adalah masalah lapak tempat berjualan dan lokasi parkir beserta tarifnya. Karena tahun lalu sempat terjadi keributan mengenai perebutan lapak, parkir samrawut dan biaya parkir yang kerap kali memberatkan pengunjung. \"Masalah parkir dan lapak berjalan ini, kita minta pihak Dinas Perhubungan Kota Bengkulu yang menanganani. Kita berharap pengelolaan parkir dan lapak berjualan pada festival Tabot tahun ini lebih baik dari tahun lalu,\" harapnya. Sementara itu, Ketua KKT Syafril Syahbudin mengaku sangat setuju terkait rencana ingin menonjolkan kegiatan tentang Tabot daripada pedagang dan pasar malamnya, karena menurutnya selama ini ritual Sorja (salah satu ritual Tabot) tidak dapat dilaksanakan secara baik dan lancar karena arena sudah sesak dipenuhi para pedagang. \"Kami akui selama ini yang ditonjolkan bukan kegiatan Tabot-nya, melainkan pasar malam dan hiburan rakyat. Hal ini terbukti kebanyakan pengunjung hanya berbelanja, karena kegiatan Tabot tidak dapat dilaksanakan dengan baik,\" ujarnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: