Ekonomi Bengkulu Turun Peringkat
BENGKULU, BE - Perekonomian Bengkulu mengalami perlambatan. Bahkan, Asia Competitiveness Institute (ACI) National University of Singapore (NUS) mencatat peringkat daya saing keseluruhan Provinsi Bengkulu tahun ini mengalami penurunan, dibanding tahun 2013 lalu. Pun demikian, pertumbuhan perekonomian Bengkulu berada di atas rata-rata nasional. \"Secara umum peringkat daya saing Bengkulu menurun. Pada tahun 2013 lalu ekonomi Bengkulu berada di pringkat 27 nasional, sedangkan sekarang berada di peringkat 30,\" ujar Peneliti ACI NUS, Nurina Merdikawati, pada acara survey tahap III Daya Saing Daerah Provinsi Bengkulu yang diadakan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), kemarin. Peniliti yang lahir di Cimahi Jawa Barat ini menambahkan, penurunan juga terjadi pada peringkat stabilitas ekonomi makro Bengkjulu. Pada tahun ini, lanjutnya, Bengkulu berada di peringkat 31 dari tahun sebelumnya yang berada di ranking 20 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Begitu juga untuk peringkat perencanaan pemerintah dan institusi, Dika menerangkan Bengkulu masih berada di posisi dasar, yakni peringkat 4 dari bawah atau peringkat 30. \"Dari semua penurunan tersebut, perbaikan secara berkelanjutan dan konsisten harus dilaksanakan dalam 3 aspek antara lain kebijakan pemerintah dan keberlanjutan fiskal, kompetisis dan standar regulasi, serta penegakan hukum,\" jelasnya. Selain itu jika dikaji secara SWOT, Dika menerangkan Bengkulu sebenarnya memiliki beberapa kekuatan seperti indeks kualitas lingkungan hidup, tingkat pengangguran yang masih sedikit, tingkat partisipasi angkatan kerja, angka partisipasi sekolah yang masih cukup tinggi, dan lainnya. Sedangkan, untuk kelemahannya, seperti produktivitas industri sekunder, kualitas pendidikan yang minim, kesulitan untuk mendapatkan properti, dan sebagainya. \"Beberapa kelemahan ini merupakan faktor dari governance (pemerintahan-red) Bengkulu,\" imbuhnya. \"Karena itu, pembangunan insfrastruktur masih menjadi tantangan berat untuk pemerintah Bengkulu,\" tambahnya. Sebelumnya, Ketua Apindo Provinsi Bengkulu, H Basri Muhammad menerangkan data-data survey yang dipaparkan oleh ACI ini sangat penting untuk para pelaku usaha yang ada di Bengkulu. Apalagi, katanya, ACI tidak hanya menampilkan data-data asal Bengkulu tapi beberapa data yang ada secara nasional dan juga secara lingkup Asia. \"Karena itu Apindo pusat telah bekerjasama dengan ACI untuk melakukan kegiatan-kegaiatan seperti ini,\" ujarnya. Untuk ACI sendiri, data tersebut sangat bermanfaat untuk wilayah Singapura. Pasalnnya, tiap kenaikan ekonomi Indonesia pasti akan berdampak pada negara tetangga tersebut. Dicontohkannya kika perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 1 persen, maka perekonomian Singapura pasti akan turut tumbuh sebesar 2,5 persen. \"Menurut data World Bank, perekonomian Indonesia ini 10 tersebesar di dunia. Karena itu, negara tetangga pasti kena efek kalau ada gejolak ekonomi di negara kita,\" pungkasnya. (609)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: