Jepang Invetasikan Belasan Triliun
BENGKULU, BE - Investor Jepang menunjukkan keseriusannya untuk berinvestasi di Provinsi Bengkulu. Sejauh ini proses masuknya investor itupun sudah mulai berjalan dan para investor itu juga sudah beberapa kali berkunjung ke Bengkulu. \"Kawan-kawan dari Jepang ini sudah beberapa kali ke Bengkulu. Kalau tidak serius, tidak mungkin mereka berkali-kali datang ke Bengkulu. Dan sekarang investasinya sudah mulai berjalan,\" kata Wakil Gubernur, Sultan B Najamuddin saat menerima kunjungan sejumlah investor Jepang, Minggu (17/8). Menurut Sultan, para investor Jepang tersebut tidak hanya bergerak di satu bidang usaha saja, melainkan beberapa bidang usaha, seperti power plant (geothermal) yang merupakan sebuah instalasi pembangkit listrik berkapasitas besar dengan memanfaatkan panas bumi, di bidang pengembangan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, di bidang pengolahan hasil perkebunan berupa kopi dan beberapa bidang atau jenis usaha lainnya. \"Khusus untuk Geothermal, investor Jepang ini akan berinvestasi hingga belasan triliun rupiah,\" aku Sultan. Sementara di bidang pengolahan hasil perkebunan lanjutnya, investor Jepang tersebut akan melakukan pengembangan kopi, baik dari segi jumlah penghasilan petani maupun keunggulan produknya. Hanya saja Wagub tidak menjelaskan bentuk riil investasi di bidang pengelohan hasil perkebunan ini. \"Nanti semuanya akan jelas di bidang apa saja mereka berinvestasi, yang jelas sekarang proses investasinya sudah berjalan,\" tukasnya. Terpisah, anggota DPRD Provinsi Bengkulu Mukhlis SP memberikan apresiasi keseriusan investor Jepang menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu ini. Sebab, menurutnya, masuknya investor tersebut akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Bengkulu. \"Itu langkah bagus yang harus didukung oleh semua pihak,\" ungkapnya. Kendati demikian, Mukhlis meminta agar Pemerintah Provinsi Bengkulu betul-betul mencermati bentuk investasi yang ditanamkan oleh investor Jepang tersebut. Hal itu perlu kehati-hatian agar tidak berdampak buruk terhadap Provinsi Bengkulu. \"Yang harus diperjelas adalah bentuk investasinya dan kontribusi terhadap daerah. Jangan sampai daerah kita hanya dijadikan lahan, sedangkan semua hasilnya dibawa pulang ke Jepang. Jika ini yang terjadi, berarti orang Jepang itu kembali menjajah Indonesia, khususnya Bengkulu,\" paparnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: