Benteng, Sentra Batu Gilingan

Benteng, Sentra Batu Gilingan

BENGKULU,BE- Batu gilingan buat melumatkan bumbu–bumbu masakan sudah menjadi perlengkapan dapur yang sangat dibutuhkan setiap orang. Hampir setiap rumah tangga pasti memiliki batu ulek ini.  Lantaran permintaannya tinggi, hampir di tiap daerah memiliki sentra pembuatan batu giling. Di Bengkulu, sentra batu giling bisa Anda temukan di Desa Tanjung Heran, Taba Penanjung, Bengkulu Tengah. Sentra ini lumayan terkenal karena menggunakan batu asli, sehingga awet dan tahan lama. Beda dengan batu giling yang banyak ditemukan di pasaran yang terbuat dari campuran semen, sehingga mudah pecah. Sentra batu giling di desa ini sudah ada sejak 1980-an. Di desa ini, ada 30-an orang berprofesi sebagai pengrajin batu giling. Namun, tidak semua pengrajin menjual sendiri batu giling buatannya. Sebagian, ada yang menjualnya ke pedagang pengumpul (pengepul) di Kecamatan Taba Penanjung. Sentra ini cukup strategis karena berada persis di jalan lintas Sumatra yang ramai lalu lalang kendaraan. Makanya, pengunjung batu giling di desa ini bukan hanya warga Bengkulu. Banyak warga dari daerah lain, seperti Palembang, Padang, Medan, dan Jambi yang tengah melintas, mampir dan berburu batu di desa ini. Saat media bisnis ternama nasional, menyambangi sentra ini beberapa waktu lalu, banyak warga menjajakan batu giling di depan rumahnya. Batu giling tersebut dibuat dalam berbagai bentuk. Ada yang bertangkai, ada yang biasa dan ada yang menyerupai lesung. Batu-batu tersebut tersusun rapi di kios-kios para pengrajin. Dedi Suparjo (34), salah satu pengrajin sekaligus penjual batu giling di sentra ini, mengaku, telah menggeluti profesi sebagai pemahat batu giling sejak tahun 1996. Awalnya, ia hanya menjadi pengrajin dan menjual hasil produksinya ke pengepul di Taba Penanjung. Namun sejak lima tahun terakhir, ia memutuskan menjual sendiri hasil produksinya karena untung yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan jika menjual ke penampung. Ia bilang, selisih untungnya bisa 50%. Dedi menjual aneka bentuk batu giling dari batu andesit. Namun, paling banyak batu berbentuk bundar cekung ke dalam. Menurutnya, sebagian besar pembeli adalah kaum ibu yang ingin mencari batu giling untuk memasak. “Jadi mereka tidak mempersoalkan bentuk,” katanya. Harga jual batu giling buatannya dihargai mulai Rp 35.000 untuk ukuran paling kecil. Sementara ukuran paling besar ada yang dibanderol seharga Rp 500.000. Jika sedang musim liburan sekolah atau lebaran, omzetnya bisa mencapai Rp 700.000–Rp 1 juta per hari. Namun, ada saat-saat tertentu, ia tidak mendapat pembeli sama sekali. Pengrajin lainnya, Ujang (29), juga sudah menekuni profesi ini sejak lima tahun lalu. Hasil produksinya, ia jual di kios yang ada di depan rumahnya. Sama seperti Dedi, ia membuat batu giling dalam berbegai bentuk. Harga batu gilingnya dijual mulai  Rp 30.000–Rp 200.000 per buah. Ia mengaku, omzetnya tidak menentu. \"Kadang Rp 500.000 per hari, tapi bisa sama sekali tidak ada pembeli dalam sehari,\" ujarnya. (**)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: