Ketua KONI Kecewa Bus KPDT Disewakan Rp 1,5 Juta/Hari
BENTENG, BE- Sungguh miris saat pelepasan 80 atlet dari Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang akan bertarung di Pekan Olahraga Daerah (Popda) di Provinsi Bengkulu. Pasalnya, untuk pergi mengikuti acara yang dapat mengharumkan Bumi Maroba Kite Maju dengan menggunakan bus Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) ini, harus merogoh kocek Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta/hari. Sehingga, untuk mengunakan bus selama 4 hari itu, dibandrol senilai Rp 3 juta. Hal ini yang dikeluhkan oleh Ketua Umum Koni Benteng, H. Samsul Bahri didampingi Bendahara, Achyar Iskandar, S.Sos mengaku kecewa atas sikap ketua harian Koperasi Benteng Mandiri, Ujang Batuah yang mematok sewa mobil secara berlebihan tersebut. \"Apakah pahlawan olahraga ini tidak ada kontribusi bagi Benteng ini, sehingga dipatok sewa dengan harga mahal,\" ungkapnya. Menurutnya, koperasi yang ditunjuk untuk mendapatkan hibah mobil bantuan KPDT tersebut karena ada atas dasar usulan dari Pemda dan melalui SKPD (Satuan kerja perangkat daerah). Sehingga, kenapa jika harus mengunakan bus demi untuk membangun Benteng ini harus dipatok dengan harga mahal. Oleh sebab itu, lebih baik merental di Kota Bengkulu yang harganya jauh lebih murah. Jika di Kota Bengkulu, sewa mobil itu hanya berkisar Rp 300 ribu/hari. \"Tujuan diberikan mobil bis KPDT ini bukan untuk sejahterakan atlit yang sudah banyak prestasi ini,\" terangnya. Sementara itu, ketua harian Koperasi Benteng Mandiri, Ujang Batuah mengakui jika sewa mobil bus KPDT itu, untuk di lingkungan SKPD Pemda Benteng senilai Rp 800 ribu/hari. Namun, jika masyarakat umum dipatok senilai Rp 1,5 juta. Harga itu, untuk angkutan dalam kabupaten saja. Akan tetapi, jika di luar daerah harga senilai Rp 2 hingga 3 juta/hari. Sebab, mobil bus itu merupakan hibah murni dari KPDT kepada koperasi Benteng mandiri. Sehingga, tidak ada campur tangan pemda dalam pengelolahan operasional bus yang berjumlah 2 unit tersebut. \"Memang kita patok harga segitu karena sesuai dengan rapat manajemen koperasi Benteng mandiri,\" katanya. Ia menambahkan, uang sewa dari mobil 2 unit bis KPDT itu, dipergunakan untuk biaya sopir mobil, operasional dan biaya pemeliharaan mobil KPDT tersebut. Jika tidak dilakukan sewa itu, sehingga manajemen koperasi Benteng Mandiri tidak bisa berjalan dam tumbuh. Sebab, pemda tidak mau bertanggung - jawab atas persoalan pemeliharaan mobil bis KPDT itu. Apalagi, upaya melegalkan mobil bantuan untuk mencari uang ini sudah mendapat izin atau restu dari KPDT RI. \"Kalau hal ini salah, maka kami sudah masuk penjara,\" tambah pejabat di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata (Dishubkominfopar) Benteng.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: