Panen Padi 4.278 Ton
TABA PENANJUNG, BE - Petani di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mulai memasuki musim panen saat ini. Hasilnya, cukup menggembirakan. Total produksi padi yang dihasilkan mencapai 4.278 ton dari lahan seluas 1.337 hektare. Rinciannya, 889 hektare padi sawah dan 448 hektare padi lading atau irigasi. Rata-rata petani bisa memetik hasil panen 3,2 ton/hektarenya. Musim panen ini sedang berlangsung di 10 kecamatan di wilayah Benteng. \"Hasil panen padi tahun ini cukup mengembirakan,\" ungkap Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Benteng, H. Amrullah SP. Menurutnya, saat ini petani sedang memasuki masa puncak panen padi, baik di areal persawahan yang sudah mulai menguning dan termasuk ladang. “Petugas mencatat lahan yang panen bulan Januari hingga April, belum bisa dirincikan kuantitas produktivasnya, sebab masih jalan,” jelasnya. Dikatakan Amrullah, melihat hasil panen 2 bulan pertama terjadi peningkatan, hanya beberapa kecamatan macet panennya akibat bencana banjir. Untuk lahan kecamatan yang tidak rusak, menghasilkan padi yang lebih maksimal. “Hasil panen padi bagus-bagus dan tidak ada gabah yang rusak, khusus daerah yang dekat air saja yang pernah terendam banjir,” katanya. Amrullah mengaku dengan adanya panen di sawah para petani, maka menjamin keamanan pangan masyarakat. Dengan padi petani tidak membeli dan bisa menjual jika hasilnya mengalami kelebihan dan menjamin keamanan pangan. “Hingga turun tanam lagi, pangan masyarakat aman dan mudah-mudahan tidak masalah sesuai kebutuhan, selama beberapa bulan ke depan,” tambahnya. Ketua Kelompok Tani Serasan Taba Penanjung, Sopyan, mengatakan cukup memuaskan hasil panen para petani, dan padi bagus-bagus tidak ada yang rusak, mengingat tidak ada hama selama berbuah dan panen tepat waktu. “Hanya pupuk yang lebih banyak kita butuhkan selama padi ditanam, untuk hama termasuk kurang dan tidak ada di kawasan sawah selama ini,” katanya. Ia menambahkan, dia dapat menghasilkan 300 karung sedang padi yang bersih dan sisa pembagian untuk warga yang ikut panen. Untuk panen, para petani masih memakai cara tradisional, menggugurkan buah padi secara perlahan. “Kami pakai derek biasa dan manual, petani tidak kesulitan dan tidak butuh biaya banyak untuk panen 1 hektare lahan,” tutupnya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: