Duel, Pelajar SD Dibacok
BENGKULU, BE - Sikap premanisme di kalangan pelajar Provinsi Bengkulu sudah mengkahwatirkan. Sebab kekerasan tersebut bukan hanya diterjadi di kalangan pelajar SMA sederat, namun sudah merasuk ke pelajar Sekolah Dasar (SD). Bahkan pelaku tidak segan-segan menggunakan senjata tajam untuk melukai korban. Seperti halnya yang dialami Tasrin (13), warga Desa Gunung Kayu Kecamatan Padang Guci, Kabupaten Kaur. Pelajar kelas 5 SD tersebut, harus dirujuk ke RSUD M Yunus setelah dibacok oleh rekan sebanyanya Rs (14) di kawasan Desa Talang Jawi, Kecamatan Padang Guci, Kabupaten Kaur. Orang tua korban Liharti (35) menuturkan, peristiwa naas tersebut berlangsung Selasa malam (27/5) sekitar pukul 21.00 WIB di Desa Talang Jawi. Bermula dari korban dan beberapa temannya mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk menonton organ tunggal pesta pernikahan. \"Kalau kejadiannya saya tidak tahu, karena saya di kebun. Anak saya tinggal dengan neneknya, ceritanya anak saya ini nonton organ tunggal di tempat orang nikah. Tahu-tahu kami dapat kabar anak kami berdarah banyak dan masuk rumah sakit,\" sebut Liharti. Korban sendiri mengatakan keributan terjadi antara dirinya dan pelaku dikarena saling bersenggolan saat nonton organ tunggal tersebut. Karena sama-sama merasa tidak senang sehingga keduanya terlibat duel, awalnya pelaku kalah sehingga melarikan diri. Tetapi korban tetap saja mengejarnya pelaku sampai pelaku membacokan senjata tajam kebagian bekalang korban dan mengenai rusuk kiri korban sehingga korban terkapar bersimbah darah. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat, namun karena mengeluarkan banyak darah akhirnya dirujuk ke RSUD Manna yang kemudian dirujuk ke RSUD M Yunus. \"Aku yang ngejar orangnya, dia ambik senjata tajam diayunkan ke belakang aku. Pelaku langsung kabur setelah itu,\" tutur korban. Meski anaknya mengalami lupa robek di bagian rusuk kiri, memar bagian kepala dan lebam di bagian belakang, ibu korban mengaku ingin menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan, karena pelaku sendiri masih memilih hubungan keluarga dengan korban. Sehingga tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib. \"Karena dia tanggung jawab, yang kita selesaikan secara kekeluargaan saja,\" ungkap Liharti.(320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: