Migas di Mentawai Segera Dieksplorasi
BENGKULU, BE - SKK Migas dan Total E&P Indonesia segera melakukan eksplorasi atau pencarian minyak dan gas (Migas) di Lempeng Mentawai Bengkulu. Jika tak ada kendala, eksplorasi Migas akan dimulai akhir Juni mendatang. Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd sendiri sudah membentuk Tim Pendukung Kegiatan Eksplorasi Migas di Laut Provinsi Bengkulu tersebut melalui SK No. P.241.XXVII Tahun 2014 yang ditandatangani pada 22 April 2014 lalu. SK yang melibatkan sekitar 22 instansi terkait kegiatan eksplorasi ini, diharapkan akan memperlancar SKK Migas - Total E&P Indonesia untuk memulai eksplorasinya. Dan Rabu (30/4) kemarin, dilakukan rapat koordinasi Total E&P dengan Tim Pendukung yang dipimpin Plt Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM di salah satu hotel di Kota Bengkulu. Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas akan selalu mendukung kegiatan eksplorasi dalam rangka meningkatkan lifting Migas nasional. “Kami sangat menghargai dukungan yang telah diberikan oleh Gubernur Bengkulu beserta jajarannya dalam membantu kami dan Total E&P Indonesia Mentawai BV selama ini,” katanya di sela rapat koordinasi tersebut. Kegiatan pemboran yang akan dilakukan SKK Migas-Total E&P Indonesia Mentawai B.V ini berada pada Cekungan Bengkulu (Bengkulu basin) berjarak sekitar 40 mil (75 km) dari garis pantai Bengkulu sebelah barat dengan kedalaman sekitar 950 meter pada sumur yang diberi nama Rentang 1-X. Ring yang akan digunakan adalah jenis Submersible Offshore bernama Ocean Monarch. Kegiatan pemboran ini diperkirakan akan memakan waktu antara 60 hingga 90 hari. \"Kami berharap semua kegiatan pemboran ini bisa berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan mendapatkan hasil yang maksimal dengan dukungan dari semua pihak terkait dan seluruh lapisan masyarakat di Bengkulu,\" harapnya. Sementara itu, Humas Total E&P Zulfiansyah mengatakan, Total sendiri sudah cukup berpengalaman karena sudah lama beroperasi di Indonesia, yakni sejak 1968 dengan mengoperasikan blok lepas pantai Mahakam di Kalimantan Timur. Proyek tersebut meliputi lapangan gas Peciko, Tunu dan lapangan gas kondensat Tambora serta lapangan minyak Bekapai dan Handil. Selain itu, Total juga menjadi operator di lapangan gas Sisi-Nubi dengan partisipasi 47,9%. \"Operasi itu menempatkan Total sebagai operator produsen gas dan minyak terbesar di Indonesia pada 2012 lalu,\" katanya. Saat ini lanjutnya, Total menyuplai 80% kebutuhan gas kilang LNG Bontang dengan produksi pada 2012 sebesar 1,871 MMscf/d dan 67,000 bbl/d untuk minyak dan kondensat, atau 412,000 bbl/d ekuivalen minyak. Produksi Total di Indonesia pada 2012 adalah 132,000 bbl/d ekuivalen minyak. \"Total juga aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan eksplorasi di Indonesia dengan mengambil saham-saham partisipasi di 14 blok eksplorasi di Indonesia pada akhir 2012 dengan menargetkan khususnya wilayah eksplorasi laut dalam dan wilayah-wilayah under-explored frontier. Pada Oktober 2012, Total mulai berproduksi 2 bulan lebih cepat di lapangan Stupa yang baru sebagai bagian dari Wilayah South Mahakam Fase 1 dan 2. Pada 2013, Total mengebor 2 sumur eksplorasi di Blok South East Mahakam (Sumur Tongkol 1) dan Southwest Bird’s Head (Sumur Anggrek Hitam 1X) dan lebih dari 100 sumur pengembangan sebagai bagian dari operasi Blok Mahakam,\" terangnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: