Isu Penggulingan Walikota, Kabag Humas Siap Potong Telinga

Isu Penggulingan Walikota, Kabag Humas Siap Potong Telinga

BENGKULU, BE - Warga Kota Bengkulu dikejutkan dengan adanya surat edaran yang mengatasnamakan Gerakan Komunitas Bengkulu Membangun (GKBM) Provinsi Bengkulu. Surat ini berisi upaya penggulingan terhadap Walikota H Helmi Hasan SE yang menggagas salat berjamaah berhadiah mobil. \"Aksi ini kami lakukan bertahap. yang jelas hari Rabu (23/4) kami akan membawa massa yang besar ke Masjid At Taqwa. Sebelum aksi menggulingkan walikota, kami terlebih dahulu membagikan selebaran,\" kata ustadz HM Syakirin Endar Ali, orang yang mengaku akan memimpin aksi ini, kemarin. Data diperoleh, isi selebaran tersebut menyerukan agar warga Kota Bengkulu berjihad mengancurkan Toyata Innova yang menjadi hadiah salat berjamaah yang diselenggarakan Pemerintah Kota setiap hari Rabu. Strategi pergerakan mereka berupa pendirian dapur umum dari Simpang Skip hingga ke Balai Kota. Pada hari Senin kemarin (21/4), aksi ini direncanakan akan dilakukan di Gedung DPRD Kota dan di Balai Kota.  Pada hari Selasa (22/4), aksi akan dilanjutkan di kantor walikota. Sementara pada hari Rabu (23/4), aksi akan dilaksanakan di Masjid Akbar At Taqwa. Pada 3 hari awal ini, massa yang akan dikerahkan sebesar seribu orang. Kegiatan akan dilangsungkan dari pagi hingga makan siang bersama. Sementara pada hari Kamis (24/4), aksi akan berlangsung ditiga tempat, yakni di DPRD Kota, Kantor Walikota dan di Balai Kota. Massa yang dilibatkan direncanakan mencapai 50 ribu orang. Tuntutan aksi pada hari Kamis adalah walikota mundur/dimundurkan. Hanya saja, hingga berita ini diturunkan, tidak ada pergerakan massa sama sekali. \"Hari ini (kemarin, red) kami cukup membagikan surat edaran dulu. Pasti aksinya hari Rabu (23/4). Target kami walikota mundur dan berhala berupa mobil Innova itu harus dihancurkan,\" demikian sesumbar Syakirin. Siap Potong Telinga Menjawab hal ini, Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE, melalui Kabag Humas Setda Kota, Dr H Salahuddin Yahya MSi, mengutarakan,  ia bersedia memotong telinganya bilamana aksi massa GKBM Provinsi Bengkulu ke Pemerintah Kota mencapai 50 ribu orang.  Bagi Daeng, sapaan akrabnya, apa yang dilakukan GKBM bisa jadi bentuk kebohongan publik.  \"Jangan bermain kata-kata untuk mengacaukan sistem pemerintahan,\" kata Daeng saat dijumpai di ruang kerjanya, kemarin. Daeng justru mempersilakan agar Syakirin sebagai aktor dibalik aksi ini melakukan mobilisasi massa untuk salat berjamaah di Masjid Akbar At Taqwa tanpa pemberian reward atau hadiah berupa mobil. Ia berkomitmen, Pemerintah Kota akan memberikan apresiasi yang besar bilamana Syakirin mampu untuk melakukan hal tersebut. \"Kalau dia serius dalam mengembangkan dakwah, silakan datang langsung ke masjid dan imbau seluruh jamaah yang hadir untuk tidak salat karena hadiah.  Sehingga kalaupun nanti ada orang mampu mendapatkan hadiah, ia dengan ikhlas akan menyumbangkannya kembali kepada fakir miskin. Semula walikota juga tidak mau pakai hadiah kok. Yang ada awalnya imbauan, seruan, bahkan sistem absen. Namun masjid tetap saja sepi.  Pemberian hadiah Innova itu muncul sebagai alternatif. Tapi bukan agar warga menyembah Innova. Bagi kita, perdebatan fiqih ini sudah selesai,\" tegas Daeng. Daeng justru mengingatkan agar GKBM Provinsi Bengkulu tidak melakukan apa yang diatur dalam Undang-Undang. Menurut Daeng, bilamana ada suatu kelompok yang ingin menjatuhkan kepala daerah terpilih, maka hal tersebut adalah makar dan dilarang. \"Walikota kita terpilih secara konstitusional kok.  Dia sah sebagai kepala daerah. Kalau mau diturunkan, berarti melawan hukum. Kalau memang Pak Syakirin misalnya mau jadi walikota, kenapa tidak maju saja kemarin. Mungkin dia akan terpilih dan menjalankan kebaikkan yang ia yakini,\" tutupnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: