Balita Diserang DBD

Balita Diserang DBD

\"KORBANBENGKULU, BE - Perubahan musim yang terjadi di Bengkulu akhir-akhir ini membuat penyakit cepat menyebar. Contohnya nyamuk  Aedes Aegipty menyerang anak pasangan Rajwa Aqilah Setiawan (1), anak kedua dari pasangan Vera (30) dan Kusnadi (33), warga Prumnas Bumi Nusa Sejahtera (BNS) 2 Rt 33 Rw 4, Sukarami, Kota Bengkul. Akibatnya sanga balita harus dirawat ke RSUD M Yunus akibat menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Vera yang bekerja di bagian gizi RSUD M Yunus mengatakan, gejala-gejala DBD pada anaknya terlihat pada Kamis (20/2). Saat itu badannya mulai terasa agak panas. Kemudian anaknya dibawa ke dokter untuk diperiksa, tapi gejala DBD tersebut belum terlihat jelas. Sehingga anaknya dibawa pulang tanpa ada perawatan khusus dari dokter. \"Sebelumnya kami tidak merasa ada gejala DBD, karena ia (Rajwa) terlihat normal-nolmal saja. Hanya takutnya demam saja karena badannya panas,\" ungkap Vera. Kemudian Sabtu (22/2) panas pada tubuh Rajwa kembali normal. Namun tidak lama kemudian panas tubuhnya kembali naik dan timbul bintik-bintik merah. Sehingga orang tuanya membawa Rajwa ke RSUD M Yunus untuk mendapat perawatan. \"Hasil pemeriksaan pertama, trombosit pada tubuh anak saya turun, normalnya 150 ribu menjadi 128ribu. Kemudian pemeriksaan selanjutnya trombositnya naik,\" ujar Vera. Namun saat ditemui BE kemarin (25/2),  kondisi Rajwa sudah berangsur-angsur membaik. Hal ini dilihat dari hasil pemeriksaan dan hasil pengobatan. Menurut Kasi Pelayanan dan Keperawatan RSUD M Yunus Arwan Sono S Kapnas, Rajwa terkena DBD sejak 3 hari sesudah digigit nyamuk tersebut. Akan tetapi baru diketahui beberapa hari kemudian. \"Kalau pasien Rajwa baru 3 hari ketahuan kalau ia terserang penyakit DBD, akan tetapi setelah digigit nyamuk tersebut paling lama 1 minggu bisa ketahuan tergantung dari ketahanan tubuh seseorang,\" ujar Arwan. Ia menambahkan, gejala penyakit DBD banya disebabkan oleh nyamuk. Namun penyebab perkembangan dari nyamuk itu sendiri akibat dari lingkungan yang tidak bersih atau kurang sehat. \"Bisa jadi penyebab dari penyakit yang ditimbulkan adalah sampah yang bertumpuk sehingga air hujan yang tertampung bisa membuat nyamuk bisa lebih cepat berkembang,\" sambungnya. Selain itu, faktor dari lokasi dengan keberadaan nyamuk tersebut terlalu dekat. Sehingga nyamuk tersebut bisa lebih cepat mendatangi keberadaan orang tersebut. \"Biasanya nyamuk DBD menjangkau 100 meter dari lokasi orang yang diserangnya, tidak menuntut kemungkinan kita bisa terserang saat berada pada jangkauannya padahal jauh dari rumah kita,\" tuturnya. Disisi lain, Ketua Rt 33 BNS 2, Kasman mengatakan, ia telah mengetahui warganya terserang penyakit DBD. Menurutnya kawasan tempat mereka tinggal tersebut selama ini tidak pernah terserang penyakit DBD, sehingga kasus yang menimpa Rajwa itu merupakan pertama kalinya. \"Kita tidak tahu penyebabnya apa, karena selama ini waga sekitar tidak pernah terserang penyakit DBD,\" kata Kasman. Mengenai kebersihan lingkungan, selama ini, warga sekitar selalu bergotong royong membersihkan saluran air setiap awal bulan. Sehingga Kasman mengaku tidak tahu kalau nyamuk penyebab DBD itu bisa menyerang warganya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota, Drs Askan Suhadi MKes, mengaku belum mendapat laporan ada warga Kota Bengkulu yang terserang DBD. Hanya saja, kata dia, jika memang ada yang melapor terserang DBD, maka pihaknya akan melakukan pengasapan atau fogging. Upaya ini dilaksanakan di sekitar area rumah pasien. \"Sekarang ini fokus kita melaksanakan fogging SMP. Tapi kalau ada kasus, bisa jadi kita lakukan fogging disekitar area rumah warga yang diserang DBD,\" katanya kepada BE, kemarin. Dia menjelaskan, fogging ini ditujukan agar mata rantai virus DBD tersebut dapat diputus. Pasalnya, setiap nyamuk yang menggigit manusia terinveksi DBD, maka nyamuk tersebut berpotensi menularkan virus yang sama kepada manusia lain. \"Dan yang lebih penting lagi adalah menjaga gaya hidup sehat,\" singkatnya.(cw3/009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: