Tantangan Guru
Aris Yuswati Guru kelas I SD Negeri 7 Pondok Kelapa berkarir menjadi guru selama 12 tahun. Ia mengawalinya dengan menjadi guru norer hingga diangkat menjadi CPNS. Menjadi guru memang dicita-cita oleh perempuan ini sejak di bangku SD. \"Guru ini memamg menjadi pilihan saya sejak kecil,\" akunya. Menurutnya, menjadi guru adalah sebuah tantangan. Terutama menjadi guru SD banyak sekali tantangan yang dihadapi, terutama tuntutan meminta profesional. Diakatakan Aris banyak pihak memandang guru SD merupakan pekerjaan yang mudah dan sepele atau profesi guru paling rendah. Jika pendapat ini benar, harusnya anak profesor pun tidak perlu masuk SD karena orang tuanya cukup pintar untuk mengajari pendidikan anaknya. Inilah tantangan besar dan berat bagi Guru SD, dimana keberhasilan anak kemudian hari dipertaruhkan sejak SD. “Masuk akal kan, jadi terjawab sudah apa tantangan yang dihadapi guru. Pertama tanggungjawab dan tuntutan menghasilkan anak didik yang prestasi. Sebab anak pintar harus dididik maksimal dari SD. Inilah tugas guru SD yang harus memberikan terbaik kepada anak didik,\" jelasnya. Dijelaskannya, rata-rata SD masih memakai sistem guru kelas yang diharuskan menguasai beberapa mata pelajaran seperti Matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS sampai muatan lokal dan keterampilan. Paling sangat dirasakan berat lagi adalah guru kelas 1, terutama untuk SD ada di pelosok atau pedalaman. “Guru kelas 1 harus mengajar menulis, membaca, berhitung,”jelasnya. Ia menambahkan, beraneka ragam tingkat IQ dan latar belakang siswa merupakan masalah bagi setiap guru kelas 1. Dengan pemahaman yang cepat, baik dan benar, proses belajar mengajar untuk langkah selanjutnya mempunyai pengaruh besar. “Tidak enteng mengajar di SD, kami guru SD-lah yang harus mendidik dan mengupayakan murid bisa membaca, menulis dan menghitung,” tutupnya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: