Bengkel Iman Segera Digelar
BENGKULU, BE - Kepala SMKN 5 Kota Bengkulu, Syarifin Effendi SPd, menyatakan, peryataan sejumlah anggota dewan agar \'otak\' dibalik pecahnya tawuran antar pelajar yang terjadi pekan kemarin dapat diberhentikan dari sekolah merupakan hal yang positif. Menurutnya, apabila sanksi setegas itu tidak diterapkan, persoalan tawuran antar pelajar akan sulit dihentikan. \"Kalau bagi kami, dalang tawuran itu memang sebaiknya segera dipecat dari sekolah. Kalau tidak dia akan jadi pahlawan dan akan ditiru oleh rekan-rekannya yang lain. Misal ada yang bawa film porno ke sekolah saja kita berhentikan, apalagi dalang tawuran,\" ujarnya dalam forum pertemuan antara walikota dengan kepala sekolah dan komite sekolah se Kota Bengkulu di SMKN 1 Sawah Lebar, kemarin. Namun disisi lain, ia juga menyetujui konsep walikota yang akan membangun bengkel iman di tiap-tiap sekolah se Kota Bengkulu. Menurutnya, bengkel iman ini sangat diperlukan untuk mengikis watak dan mental negatif dalam kepribadian kebanyakan siswa-siswa sekolah saat ini. \"Kalau pembangunan bengkel iman atau pesantren kilat itu kami sangat setuju. Karena ini berkaitan dengan pembangunan karakter,\" tukasnya. Menjawab hal ini, Walikota H Helmi Hasan SE, mengungkapkan, Pemerintah Kota akan segera menggelar pesantren kilat pada tiap-tiap sekolah se Kota Bengkulu. Menurutnya, solusi pesantren kilat ini merupakan solusi alternatif yang dapat diambil untuk mengubah kepribadian para siswa agar menjauhi hal-hal yang merusak masa depannya. \"Pesantren kilat ini akan digelar pada waktu libur. Agar para siswa dapat menggunakan waktu liburnya untuk melakukan kajian agama alih-alih mengisinya dengan nonton sinetron atau bermain facebook. Segera kita laksanakan apabila kepala-kepala dan komite-komite sekolah siap melaksanakannya,\" terang politisi PAN yang memiliki karir cemerlang ini. Bengkel iman atau pesantren kilat ini, sambung Helmi, merupakan pendekatan persuasif yang akan menyentuh kepribadian anak didik dengan memasukkan cahaya kebenaran ke dalam hati sang anak. Ia meyakini, motede ini akan efektif sebagaimana pembanguan masjid ditengah-tengah kawasan prostitusi. \"Kita tidak bisa ekstrim dalam mengubah mental seseorang. Lebih baik kita kedepankan cara yang lebih menyentuh. Di sarang prostitusi itu, para penghuninya banyak kok yang menangis ketika mendengar ayat suci Al Qur\'an dibacakan. Itu artinya ada niat dia untuk berubah. Dan pemerintah memberikan sarananya. Hal seperti inilah yang kita utamakan. Jangan hanya karena ada suatu sekolah yang mewajibkan siswanya menggunakan sepatu hitam, sang anak tidak dibiarkan masuk kelas hanya karena sepatunya berwarna selain hitam,\" pungkasnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: