Rel KA Ancam Gapabara
BENGKULU, BE - Pembangunan Rel Kereta Api Bengkulu - Muara Enim (Sumsel) untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, akan mengancam keberadaan para pengusaha pengangkutan batu bara di Bengkulu yang tergabung dalam Gabungan Pengangkutan Batubara (Gapabara). Pasalnya, jika selama ini semua batubara diangkut menggunakan truk yang dikoordinir oleh Gapabara, namun setelah rel kereta api itu selesai, semua batubara tersebut diangkut menggunakan kereta api. Dengan demikian, truk yang selama ini mengangkut batu bara pun terancam tidak dilirik lagi oleh pengusaha tambang batubara. Asisten II Pemprov, Ir Edy Waluyo SH MSi pun tak menampik keberadaan kereta api tersebut bakal mengancam truk miliki Gapabara. Menurutnya, truk-truk tersebut bisa beralih mengangkut barang lainnya yang untungnya tak kalah dibandingkan mengangkut batubara. \"Memang secara cost atau biaya, lebih murah mengangkut batubara menggunakan jasa angkutan kereta api dibandingkan dengan mobil truk,\" aku Edy Waluyo. Ia pun optimis tidak akan menimbulkan persoalan baru terhadap Gapabara, jikapun terjadi masalah, pihaknya siap duduk bersama Gapabara untuk menyelesaikannya. \"Saya pikir banyak keuntungannya jika tidak menggunakan truk, seperti jalan tidak lagi mengalami kerusakan yang cukup parah, risiko kecelakaan bagi pengguna jalan lainnya yang disebabkan oleh truk batubara akan berkurang,\" ujarnya. Kendati demikian, ia mengaku batubara yang diangkut menggunakan kereta api itu hanya batubara yang berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang dan dari Muara Enin dan sekitarnya. Sedangkan batubara yang berasal dari Bengkulu Utara tetap menggunakan jasa angkutan truk seperti biasanya. \"Lagi pula pembangunan rel kereta api ini baru selesai sekitar tahun 2019. Sebelum itu, angkutan batubara sendiri masih menggunakan truk,\" imbuhnya. Di bagian lain, Ketua Gapabara Bengkulu, H Yurman Hamedi menyatakan pihaknya mendukung rencana pembangunan mega proyek tersebut. Karena menurutnya, proyek itu tidak mengganggu Gapabara. \"Kita mendukung langkah untuk membangun rel kereta api itu, karena dengan adanya rel kereta api pelabuhan Pulau Baai akan semakin hidup,\" ungkap anggota DPRD Bengkulu Utara yang dikenal cerdas dan blak-blakan. Menurutnya, tidak berpengaruh terhadap Gapabara itu disebabkan masih menguasai angkutan batabara dari tambang ke tempat penampung sebelum diangkut menggunakan kereta api. Karena tidak memungkinkan jika kereta api langsung masuk ke tempat tambang mengambil batubara tersebut. \"Kalau kereta api langsung ke tambang, biayanya akan menjadi lebih besar, dan itu tidak mungkin disetujui oleh pengusaha tambang,\" sampainya. Pengusaha asal Putri Hijau ini juga berharap agar pembangunan rel kereta api itu dilakukan serius, sehingga tidak ada istilah \"peletakan batu pertama sekaligus peletakan batu terakhir\". \"Rasanya tidak mungkin rel itu selesai dalam beberapa tahun ke depan ini, karena wacananya sudah mulai dihembus sejak beberapa periode yang lalu, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya. Tapi mudah-mudahan kali ini benar-benar terealisasi,\" harap Hamedi.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: