Dilarang Bermusik Sebelum Isya, Jamaah Jum’at Meluber
Ketika Masjid Berdiri di Komplek \'Esek-esek\' PROGRAM Bengkuluku Religius yang dicanangkan Pemerintah Kota Bengkulu terus bergaung. Setelah kegiatan asmara subuh, safari jum\'at, i\'tikaf bersama serta dzuhur dan ashar berjama\'ah, kini Walikota H Helmi Hasan SE melaksanakannya dengan menghidupkan nuansa agama di eks lokalisasi RT 8 Kelurahan Sumber Jaya Kampung Melayu dengan mendirikan masjid. Bagaimana suasana di komplek \'esek-esek\' tersebut setelah berdirinya masjid? ===================
RUDI NURDIANSYAH,
Kota Bengkulu ===================
\"Jangan mas, jangan foto saya. Awas tak cubit nanti kalau saya sampai terkenal,\" ujar salah satu warga penghuni eks lokalisasi dengan genit sembari menutup wajahnya dengan kerudung di tengah acara peresmian Masjid At Taubah oleh Walikota Bengkulu, kemarin. Ia merupakan salah satu penghuni kawasan yang dikenal dengan istilah \"Yang Tahu\" ini. Bersamanya, ikut serta puluhan perempuan lainnya. Sejak Masjid At Taubah ini berdiri, suasana di eks lokalisasi ini tidak lagi sama. Dahulu, para penghuni yang berjumlah 80 kepala keluarga (KK) di kawasan ini harus menjalankan peribadatan keluar dari lokalisasi tersebut. Setelah matahari terbenam, dentuman musik dan gemerlap cahaya lampu langsung menyesak di setiap sudut kawasan yang menampung 458 warga ini. \"Tapi sejak masjid berdiri, kami melarang adanya suara musik dan perbuatan asusila sebelum salat isya\' berjamaah di masjid selesai dilaksanakan,\" kata Ketua RT 8 Kelurahan Sumber Jaya Kampung Melayu, Himawan. Masjid At Taubah sendiri tidak begitu besar. Masjid ini hanya dapat menampung jamaah sekitar 50 orang. Masjid ini hanya berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai serta diapit oleh rawa dan semak belukar di belakangnya. \"Sudah 3 kali salat Jum\'at diadakan di kawasan ini. Dan setiap kali diadakan, jamaahnya sampai meluber,\" kata Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bengkulu, Noprisman ST MSi, seakan menjelaskan tentang besarnya kerinduan warga eks lokalisasi akan keberadaan masjid tersebut. Meski hampir seluruh warga Kota Bengkulu mengenal kawasan ini sebagai kawasan bisnis \'esek-esek\' terbesar di Bengkulu, namun Walikota H Helmi Hasan SE, dengan berdirinya masjid ini, berharap imej tersebut secara perlahan-lahan dapat dihilangkan. \"Sewaktu kampanye, saya bersama Ikang Fauzi datang ke sini. Saya bertemu dengan Ketua RT untuk mengetahui apa permintaan warga. Ternyata warga tidak minta uang, tidak minta dibangunkan jalan, melainkan masjid,\" kata Walikota H Helmi Hasan SE saat mengenang perjalanannya ke daerah tersebut saat kampanye pemilihan walikota tahun lalu. Ia menegaskan, Pemerintah Kota akan berupaya untuk menghidupkan nuansa agama dimana pun berada di Kota Bengkulu. Ia juga berharap, agama ini akan menjadi cahaya yang akan melenyapkan segenap kegelapan yang masih menyelimuti sejumlah kawasan di Kota Bengkulu. \"Saya tidak akan mengubah kegelapan, kemaksiatan, dengan cara represif. Karena kita tidak bisa merubah karakter orang dengan cara kekerasan. Bagi saya, yang dapat menghilangkan kegelapan tersebut hanyalah cahaya. Dan cahaya itu adalah agama,\" ujarnya. Kepada Ketua RT ia berpesan agar dapat memobilisasi warga untuk memakmurkan masjid dan setiap anak-anak yang berada dilokalisasi tersebut dapat diajarkan adzan dan mengaji. Ia akan menanggung seluruh pembiayaan kegiatan tersebut. \"Setiap anak yang sudah masuk usia sekolah ajarkan mereka adzan dan mengaji. Walikota yang akan menanggung biayanya,\" tandasnya. Ia juga mempersilahkan kepada setiap penghuni eks lokalisasi untuk mengakses modal usaha yang digelontorkan oleh Pemerintah Kota melalui sejumlah program. Ia juga meminta kepada sejumlah perangkat pemerintah untuk melakukan pendataan terhadap semua warga yang membutuhkan keterampilan guna menjalankan usaha di luar praktik prostitusi.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: